𝐌𝐄𝐃𝐈𝐀 𝐑𝐄𝐏𝐎𝐑𝐓𝐀𝐒𝐄 𝐆𝐋𝐎𝐁𝐀𝐋


🅿🅴🅼🅱🅰🅲🅰

Rabu, 27 Maret 2024

DIUSIR WARGA, PENGUNGSI ROHINGYA PINDAH KE KANTOR BUPATI ACEH BARAT

 


THE REPORTER, Aceh Barat | Setelah mendapat penolakan dari warga, akhirnya Pemerintah Kabupaten Aceh Barat memutuskan untuk memindahkan pengungsi Rohingya ke ke gedung dalam area Kompleks Kantor Bupati, di Meulaboh, Selasa (26/03/2024) sore.

“Pemindahan pengungsi Rohingya dilakukan oleh pemerintah daerah setelah berkoordinasi dengan UNCHR dan IOM,” kata Ketua PMI Aceh Barat Junaidi Rasyid.

Sebelumnya sebanyak 75 warga etnis Rohingya mengungsi di Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) Aceh Barat, di Gampong Suak Nie, Kecamatan Johan Pahlawan.

Proses pemindahan puluhan pengungsi etnis Rohingya dilakukan dua tahap.

Diawali dengan pemindahan pengungsi  perempuan, disusul pengungsi laki-laki diangkut menggunakan truk milik Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Aceh Barat. 

Pemindahan dilakukan setelah sebelumnya terjadi aksi penolakan oleh warga Gampong Suak Nie, dengan keberadaan pengungsi Rohingya di Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) yang berlokasi di desa mereka.(*)

Share:

Selasa, 26 Maret 2024

ACEH BARAT BERAKSI USIR PENGUNGSI ROHINGYA

 


THE REPORTER, Aceh Barat | Penolakan terhadap kehadiran pengungsi Rohingya ditunjukkan warga Gampong Suak Nie, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, dengan menggelar aksi, Selasa (26/03/2024), di Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) yang berlokasi di desa mereka.

Puluhan warga ini mendesak pemerintah daerah memindahkan pengungsi Rohingya dari desa mereka, karena masyarakat merasa tidak nyaman dengan kehadiran para pengungsi.


“Kami mau pengungsi Rohingya dipindah dari desa kami,” kata M Nasir, salah satu warga Desa Suak Nie, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, dikutip dari ANTARA.


Pengalaman selama ini, lanjut M. Nasir, banyak kejadian pengungsi Rohingya yang kabur dari kamp pengungsian pada sejumlah daerah di Aceh.


“Kami juga menagih janji pemerintah daerah yang sebelumnya meminta waktu selama lima hari untuk menempatkan pengungsi Rohingya di desa kami, namun hingga hari keenam, puluhan pengungsi etnis Rohingya masih disini,” lanjutnya.


Sementara itu, Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat, yang juga Teuku Samsul Alam yang juga Penanggungjawab 2 Pengungsi Rohingya meminta kepada masyarakat agar bersabar.

“Pemerintah Kabupaten Aceh Barat saat ini sedang melakukan komunikasi dengan Pemerintah Aceh dan pihak terkait penanganan Rohingya,” jelasnya.

Sebelumnya,  Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menempatkan sementara 69 pengungsi Rohingya korban kapal terbalik di Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Aceh Barat, berlokasi di Desa Suak Nie, Kecamatan Johan Pahlawan, kabupaten setempat.

 


 

“Mereka kita tempatkan sementara di gedung PMI setelah sebelumnya mendapatkan penolakan dari masyarakat di Beureugang, Kecamatan Kaway XVI,” kata Ketua Tim Penanganan Pengungsi Rohingya Kabupaten Aceh Barat, Teuku Samsul Alam kepada wartawan di Meulaboh, Kamis petang.

Ia mengatakan, penempatan para korban kapal terbalik tersebut didasarkan atas rasa kemanusiaan, setelah sebelumnya etnis Rohingya tersebut mengalami musibah di perairan Aceh Barat akibat kapal yang ditumpangi terbalik.

Teuku Samsul Alam menjelaskan penampungan sementara etnis Rohingya tersebut dilakukan dalam waktu sementara dan belum bisa dipastikan jangka waktunya, mengingat saat ini pemerintah daerah masih terus melakukan komunikasi dengan Pemerintah Aceh dan pemerintah pusat terkait penanganan pengungsi Rohingya.

“Oleh karena itu, kami (pemerintah daerah) akan menunggu petunjuk lebih lanjut dari pemerintah pusat dan provinsi,” katanya.

Teuku Samsul Alam mengatakan keberadaan pengungsi etnis Rohingya diupayakan tidak berada lama di Kabupaten Aceh Barat, apakah nantinya akan di bawa ke Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, hal tersebut masih menunggu petunjuk lebih lanjut.

Terhadap penanganan bantuan para pengungsi, kata dia, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat saat ini terus menjalin komunikasi dan kerjasama dengan IOM dan UNHCR, guna memenuhi kebutuhan para etnis Rohingya selama berada di Kabupaten Aceh Barat.

“Kita juga akan buka dapur umum disini, termasuk membuka tenda, menempatkan petugas kesehatan,” kata Samsul Alam.

Ia mengatakan, upaya tersebut dilakukan sebagai bentuk perhatian pemerintah daerah terhadap para korban, yang sebelumnya diselamatkan setelah kapal yang ditumpangi etnis Rohingya terbalik di perairan Aceh Barat.

“Hal ini kita lakukan sebagai bentuk memuliakan tamu, mereka (pengungsi) juga saudara kita,” demikian Samsul Alam.(*)

Share:

Selasa, 12 Maret 2024

Perhatikan !! MPU Aceh Ingatkan HARAM Konsumsi Kurma dari Israel

 


THE REPORTER - Banda Aceh | Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, mengimbau masyarakat untuk tidak membeli dan mengkonsumsi kurma yang berasal dari Israel. Seruan ini dikeluarkan MPU Aceh mengingat kurma merupakan salahsatu makanan khas yang dikonsumsi umat muslim, terutama di bulan Ramadhan.

Ketua Ketua MPU Aceh Tgk Faisal Ali menegaskan, membeli dan mengkonsumsi kurma yang diproduksi dan berasal dari Israel, hukumnya Haram.

“MPU Aceh telah menerbitkan seruan larangan membeli segala jenis produk yang berafiliasi dari Israel, termasuk buah kurma, " jelas tokoh Ulama yang akrab disapa Lem Faisal atau Abu Sibreh tersebut, di Banda Aceh.

Lebih lanjut, Lem Faisal menjelaskan, MPU menyatakan haram dalam proses transaksi membeli kurma produk Israel, karena hasil penjualan baik keuntungan yang diperoleh, akan digunakan untuk tindakan kezaliman penindasan rakyat Palestina.

“Jadi bukan buah kurma haram dikonsumsi, tapi segala produk buatan Israel haram dibeli, karena pemanfaatan keuntungan digunakan Israel untuk menindas rakyat dan anak-anak Palestina, itu yang harus menjadi kepedulian kita,” tegasnya.

Dengan tidak membeli produk Israel, kata Lem Faisal, menjadi bentuk solidaritas umat muslim baik di Aceh, Indonesia dan seluruh dunia, untuk mendukung Palestina dan yang terpenting terhindar dari dosa.

MPU Aceh mengimbau seluruh masyarakat, khususnya selama bulan Ramadhan, memastikan dan mencari informasi setiap jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi, agar benar-benar halal dan baik dari segi bahan maupun sumber produksi.

“Kami harap masyarakat mencari informasi dari berbagai sumber yang terpecaya, apa saja produk dari Israel, terutama jenis kurma yang berasal dari sana,” pungkasnya.


MUI Ingatkan Umat Islam Indonesia Tidak Beli Kurma Produk Israel untuk Konsumsi Ramadhan


 

Hal yang sama juga disampaikan Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang telah mengingatkan umat Islam tidak membeli kurma produk pertanian Israel untuk keperluan Ramadhan 1445 Hijriah atau 2024.

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof. Sudarnoto Abdul Hakim minta para distributor atau penjual di Indonesia, agar tidak menjual produk-produk yang mendukung atau terafiliasi dengan Israel, termasuk kurma.

"Jangan di bulan Ramadhan menjual produk-produk Israel. Kurma itu halal, enak, saya juga pencinta kurma, halal dzatnya, tapi jadi haram karena uang hasil penjualannya itu untuk membunuh warga Palestina," kata Sudarnoto di Aula Buya Hamka, Kantor Pusat MUI, Jakarta Pusat, dalam keterangan pers, Ahad (10/3/2024).

Disisi lain Sudarnoto mengatakan, MUI pernah menerbitkan daftar produk konsumsi yang patut diboikot terkait dengan gerakan Zionisme dan Israel, dan mendorong kepada semua pihak, termasuk masyarakat dan pihak kampus, guna melakukan riset terhadap hal tersebut.

Sudarnoto juga mengingatkan umat Islam di Indonesia tetap melanjutkan gerakan boikot terhadap produk-produk impor atau buatan korporasi yang pro Zionisme dan Israel. (*)
 

Share:

Senin, 11 Maret 2024

Harga Daging Capai Rp 180 Ribu Sekilo Hari Meugang Ramadhan 1445 H

 


THE REPORTER - Banda Aceh | Sehari menjelang memasuki bulan Ramadhan 1445 H, Senin (11/03/2024), harga daging di Kota Banda Aceh mencapai Rp 180.000 perkilogram, pada beberapa lokasi pasar daging.

Sebelumnya pada 2 hari menjelang bulan puasa atau di Aceh disebut Uro Meugang Phon, harga daging sapi berkisar pada harga Rp 160.000 sampai Rp 170.000. Padahal di hari biasa, harga daging   berkisar antara Rp 120.000 sampai Rp150.000 perkilogram.

Sementara untuk harga jeroan, seperti bagian hati harganya Rp 110.000 perkilo dan bagian paru seharga Rp 125.000 perkilo.

Melonjaknya harga daging dipicu permintaan daging yang lebih tinggi  dalam tradisi Meugang masyarakat Aceh, yang dirayakan tiga kali dalam setahun, yakni menjelang bulan puasa Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Pantauan di pasar daging musiman di jalan T Iskandar, Beurawe, Kuta Alam, Banda Aceh, antusias masyarakat membeli daging cukup tinggi, walau harga mengalami kenaikan untuk kualitas premium atau terbaik.

Kenaikan harga daging ini disebabkan tingginya permintaan masyarakat di hari meugang, yang dimanfaatkan oleh pedagang untuk meraup keuntungan lebih. Masyarakat Aceh pun sudah tidak lagi merasa terkejut dengan kondisi ini, karena harga daging naik hanya pada hari-hari meugang.

“Walau pembeli ramai, tapi daya beli orang kita menurun, mungkin karena disebabkan naiknya bahan pokok lain,” kata Bang Amat salah seorang penjual daging, yang berjualan sejak usai subuh.
Faktor lain, masyarakat Aceh lebih suka mengkonsumsi daging sapi lokal. Terutama yang baru disembelih, bukan daging beku. 

“Cuma beli daging sekilo, karena harus belanja untuk bumbu masaknya juga, harga kebutuhan lain sudah mahal sekarang,” kata Kak Inong, salahseorang warga yang juga membeli tulang - tulangan dengan harga Rp 95 ribu perkilo.

Warga berharap, harga dapat kembali turun dan stabil selama bulan ramadhan, hingga hari raya Idul Fitri nanti.(*)
 

Share:

ACEHREPORTER.COM

VIDEO LEGEND