Kamis, 28 Desember 2017

"SOMBONG Dihadapan Orang Sombong adalah SHADAQAH" [UAS]



TETIBA mata orang terhenyak, para setan pemikiran gemetar, racun - racun informasi yang mereka hidup dan makan darinya tiba - tiba luruh. Umat yang dahulunya pengecut, takut - takut dan rendah diri,ini berani berdiri tampil kehadapan. Umat yang dahulunya terpecah, gemar berbeda, dan cuek durjana, kini saling menatap muka, berpelukan, berangkulan dalam tangis ukhuwah mereka sadar.

Segenap dada terangkat, dagu mendongak. Umat yang terpinggirkan itu kini menengah, matanya mulai terbuka.. dilihatnya kini mereka tak punya apa - apa.. pakaian yang mereka beli, makanan yang mereka konsumsi, bahkan air yang mereka minum harus mereka bayar, bukan milik mereka. Pikiran mereka terbuka, bahwa selama ini pihak luar bertepuk tangan atas sikap umat ini yang sudah dipelajari yakni suka terpecah. Tapi ustadz itu muncul, kekuatan yang terserak itu berhimpun.

Para aktor bayaran inlander tetiba kehilangan pekerjaannya, mereka resah dan gelisah. Nampak kiamat didepan mata. Bagaimana tidak, jualan - jualan mereka bakal tidak laku, akan sepi, dan tutup, seperti tutupnya banyaknya toko modern retail belakangan ini.

Bagaimana tidak? Saat Agen - agen islamophobia bekerja keras memecah dan mengkotak - kotakan umat islam. Ustadz ini bicara tentang FPI dan mendukungnya, saat orang bersorai membubarkan HTI ustadznya ini membelanya, saat ikhwanul muslimin di tuduh khawarij detil sekali ustadz itu bicara sejarah dan.. mendukungnya.. dihadapan jamaah Muhammadiyah, ustadz ini membawakan hadits - hadits NU, dihadapan jamaah NU ustadz ini membawakan pemahaman Muhammadiyah. 

Dihadapan orang anti maulid, ustadz ini menyampaikan dalil maulid, di hadapan pro maulid ustadz ini sampaikan dalil mengapa ada orang tidak mengikuti maulid, sehingga masing - masing umat yang lama terkukung dalam kotak kebisuan pakem, memahami, bahwa ajaran islam ini luas dan indah, dan kecurigaan - kecurigaan partisan sirna. Ustadz ini menjadi katalisator bagi sebuah umat yang lama butuh pemersatu!

Maka, ustadz ini sungguh sangat merusak, merusak bangunan kerusakan yang di kerjakan dan didanai sejak lama. Agen - agen bayaran ini sudah berhasil merusak berbagai aspek. Mereka sudah berhasil dalam beragam program kerusakan, rusak kepercayaan muslim dengan agamanya, rusak kepribadian hingga terlepas dari agamanya, rusak ekonomi hingga miskin umatnya, rusak politiknya hingga orang - orang islam haters yang menguasainya, segala aspek di rusaknya dari level individu hingga negara, sehingga tercipta fragile society, rapuh.

Maka ustadz ini harus di cekal, wajib di boikot, di bully intinya di matikan karakternya. Berapa besar daya rusak seorang ustadz yang membangunkan umat raksasa yang tertidur? Kalkulasi resikonya terlalu besar. Dicari - cari salahnya, maka dapetlah isu anti nkri, intoleran, diskriminatif. Padahal yah.. ustadz ini dikalangan orang pergerakan, tidak pernah berafiliasi kepada organisasi apapun. Beliau justru pengurus NU, anggota MUI, hehe. Sayangnya dan kejamnya fitnah, semua tak melihat itu. Intinya Abdul Somad harus di matikan, karakternya.

Maka ditolaklah ia di Bali, maka dipulangkanlah ia di Hongkong. Dikejar dipersekusi, di ancam.. di medsos ia di bully, dihina di caci. Para agen setan kesurupan, mereka kehilangan akal dan cara, hingga sifat asli mereka keluar.

Tapi apa jawab ummat? Umat islam ini umat yang unik, makin ditekan makin bertenaga. Ustadz Abdul Somad makin di fitnah, makin banyak di undang, makin banyak di dengarkan. Jadi kita berdoa saja sembari merapatkan barisan. Kita bangunkan umat yang lama tertidur ini, agar bangun dan bangkit!

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (Surat Ali 'Imran, Ayat 110) 


Batangtoru, 27 Desember 2017

Tulisan : Muhammad Ilham , Judul Asli : Daya Rusak Ustadz Abdul Somad
Share:

Selasa, 26 Desember 2017

Santap Hidangan di Pendopo Gubernur Aceh, UAS Makan Gunakan Tangan


Sebuah photo beredar di media sosial saat Ustadz Abdul Somad (UAS) memenuhi undangan makan di pendopo Gubernur Aceh. Photo tersebut menjadi viral dan menjadi pembahasan warganet. Dalam photo terlihat UAS menikmati makan hidangan khas Aceh bersama gubernur Aceh Irwandi Yusuf, didampingi sejumlah tokoh ulama dan pejabat Aceh. 

Namun yang menarik adalah, ustadz Abdul Somad terlihat menyantap makanan tetap menggunakan tangan walaupun telah tersedia sendok dan garpu. Kesederhanaan UAS saat makan dengan menggunakan tangan ini mengundang kekaguman warganet. Karena"Dai sejuta viewers dan followers" itu tetap tampil bersahaja walau dalam sebuah momen acara  resmi menjadi tamu pemerintahan.

Mungkin bagi sebagian orang menganggap makan menggunakan tangan adalah hal yang biasa. Tentu saja makan menggunakan tangan, sendok dan garpu maupun menggunakan sumpit adalah pilihan masing-masing orang tergantung kenyamanan dalam menikmati hidangan dan tidak ada yang perlu disalahkan. Selama sebelum makan tidak lupa membaca Basmallah dan menyuap makanan ke mulut menggunakan tangan kanan. 

Namun demikian makan menggunakan tangan, selain mengikuti sunnah Rasul ternyata juga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Bahkan hal ini telah di akui pakar kesehatan dan dokter dari dunia barat.

Makan Menggunakan Tangan Lebih Sehat Daripada Menggunakan Sendok Garpu

Makan menggunakan tangan tentu terdengar aneh dan primitif serta pasti banyak orang yang merasa tidak tertarik melakukannya. Namun, cara yang disebut “primitif” itu ternyata merupakan cara makan yang lebih sehat, dan percaya atau tidak, cara itu ternyata dapat menjaga kondisi kesehatan Anda.
Tahun 2015 situs healthierwayoflife.com menyampaikan hal ini sebagai penemuan baru yang begitu mencengangkan.
Padahal terkait sunnah yang satu ini, Rasulullah ﷺ sudah mencontohkannya kepada kita jauh-jauh hari: Dari Ka’ab bin Malik dari ayahnya ia mengatakan, “Rasulullah ﷺ itu makan dengan menggunakan tiga jari dan menjilati jari-jari tersebut sebelum dibersihkan.” (HR. Muslim No. 2032 dan lainnya)
Lebih lanjut Healthier Way of Life menjabarkan beberapa manfaat makan menggunakan tangan tanpa sendok dan garpu, yaitu:
Mencegah Diabetes Tipe 2
Orang-orang yang makan dengan cepat beresiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Umumnya, jika Anda menggunakan garpu dan pisau maka Anda makan lebih cepat daripada makan dengan tangan Anda. Oleh karena itu, sebisa mungkin akan lebih baik jika Anda senantiasa makan dengan cara “primitif”.
Selain itu, Anda hanya dapat meyuap sepotong irisan makanan ketika Anda makan dengan tangan Anda, sementara jika Anda makan menggunakan garpu Anda, Anda dapat mengambil 5-6 potong sekaligus. Dan, Anda akan makan lebih lambat dengan tangan Anda daripada mengguankan garpu.
Meningkatkan Kinerja Sistem Pencernaan
Ini mungkin terdengar aneh, tapi makan dengan jari-jari Anda dapat meningkatkan kinerja sistem pencernaan juga karena ketika Anda mencuci tangan dengan sabun, semua bakteri jahat dibasmi sedangkan bakteri baik tetap ada di tangan Anda, yang bisa sangat sehat untuk usus Anda.
Selain itu, makan dengan jari-jari Anda bisa mengirimkan sinyal ke otak mengenai makanan yang Anda makan, apakah itu padat atau lembut, panas atau dingin, sehingga mempersiapkan sistem pencernaan untuk mencerna makanan tersebut.
Mencegah Makan Terlalu Banyak
Orang-orang yang makan dengan tangan memiliki berat badan yang lebih seimbang karena mereka tidak makan terlalu banyak. Akan menjadi sangat baik untuk anak-anak, jika orangtua mereka mengizinkan mereka untuk makan dengan tangan saja. Ini dianggap sebagai cara paling aman untuk mempertahankan berat badan normal.
Selain itu, orang-orang yang makan sambil melakukan sesuatu yang lain, seperti menonton TV, akan makan lebih banyak makanan daripada mereka yang fokus duduk dan makan saja.
Ketika Anda makan dengan tangan Anda, Anda tidak dapat melakukan hal lain karena tangan Anda tidak bersih dan atau sibuk. Oleh karena itu, Anda hanya terfokus pada proses makan dan Anda akan tahu berapa banyak makanan yang Anda makan dan kapan saatnya untuk berhenti.
Apa Makna Sunnah Makan dengan Tangan?
Di antara sunnah Nabi ﷺ, adalah makan dengan menggunakan tangan kanan dengan tiga jari. Diriwayatkan dari Ka’ab bin Malik, dari bapaknya, beliau mengatakan; “Rasulullah ﷺ itu makan dengan menggunakan tiga jari tangan kanan dan menjilati jari-jari tersebut sebelum dibersihkan.” (HR Muslim no. 20232 dan lainnya)
Tentang hadist di atas, Ibnu Utsaimin radhiallahu anhu mengatakan: “Dianjurkan untuk makan dengan tiga jari, yaitu jari tengah, jari telunjuk, dan jempol, karena hal tersebut menunjukkan tidak rakus dan ketawadhu’an. Akan tetapi hal ini berlaku untuk makanan yang bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari.
Adapun makanan yang tidak bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari, maka diperbolehkan untuk menggunakan lebih dari tiga jari, misalnya nasi. Namun, makanan yang bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari maka hendaknya kita hanya menggunakan tiga jari saja, karena hal itu merupakan sunnah Nabi ﷺ.” (Syarah Riyadhus shalihin Juz VII hal 243)
Sementara itu, dalam sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh Dr Charles Gerba dari University of Arizona dikatakan bahwa kita tidak mungkin menghalangi kuman dan bakteri masuk ke dalam lingkungan kita. Namun kita bisa memerangi kuman dengan cara mencuci tangan setiap sebelum dan selesai beraktivitas.
Dan, seperti dipublikasikan paparetta.wordpress.com, pada bulan Oktober 2010 lalu. Makan menggunakan tangan terbukti lebih menyehatkan. Karena dalam tangan, terdapat enzim RNAse yang dapat mengikat bakteri, sehingga tingkat aktivitasnya sangat rendah ketika masuk bersama makanan ke saluran pencernaan tubuh.
Pada dasarnya, tujuan utama enzim RNAse ini digunakan dalam analisis genetik, dengan tujuan mendegradasi RNA, sehingga yang tinggal dari sebuah sel hidup adalah DNA-nya.
Enzim ini selalu terkandung dalam jari-jari dan telapak tangan manusia, sehingga –dengan asumsi sudah dilakukan upaya menghigieniskan tangan sebelumnya– proses penyuapan makanan ke dalam saluran pencernaan akan mengikutkan enzim yang bisa mengikat sel bakteri agar aktivitasnya tidak maksimal.
Begitu makanan masuk ke saluran pencernaan, maka enzim ini akan ikut mengikat pergerakan bakteri hingga ke saluran pembuangan. Sebaliknya, jika manusia makan menggunakan alat perantara seperti sendok dan garpu, maka tidak ada yang bisa menahan laju aktivitas bakteri yang terkandung, baik di makanan atau alat makan itu sendiri. MasyaaAllah.
Share:

Akhir Hayat Tragis Seorang Waria. Hidup Menyusahkan, Mati Merepotkan !




Tulisan ini merupakan status akun Facebook saya yang sudah di hapus pihak media sosial Pro - LGBT tersebut, disusul di blokir-nya akun saya selama 2 x 24 jam. (Hahahaha...) 

So, Kenapa saya tetap menggunakannya? Karena saya ingin membuat Facebook menjadi "Senjata Makan Tuan" bagi mereka, dalam mengkampanyekan Anti LGBT di Indonesia, khususnya kampung halaman saya Nanggroe Aceh Darussalam. 



Melalui Blog pribadi ini, saya akan coba menulis kembali apa yang saya posting dalam status yang saya update 25 Desember 2017, dengan beberapa perubahan bahasa penyampaian.


Peringatan: Tulisan yang akan anda baca ini mengandung unsur vulgar, hanya untuk dibaca sahabat facebook yang berusia 23 tahun ke atas. 

Sejak deklarasi Gerakan Anti LGBT Aceh (GALA) kami menerima sejumlah laporan dari masyarakat tentang aktifitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender/ Transeksual) di Aceh, terutama kegiatan kaum waria (pria berpenampilan wanita). Baik itu yang terang-terangan maupun terselubung.

Salahsatunya kisah seorang ibu di Banda Aceh yang bercerita kejadian di Gampong nya (sebutan untuk desa di Aceh). Beberapa waktu lalu di desanya (nama tidak saya sebutkan untuk "menjaga kode etik jurnalistik" kata Ustadz Abdul Somad), ada seorang waria meninggal dunia. Karena dia seorang muslim atau muslimah (ntahlah) maka dilaksanakan fardhu kifayah. 

Awalnya warga memutuskan dia sebagai sebagai janazah laki-laki dengan nama Fulan bin Fulan (sesuai KTP) dan akan dimandikan oleh warga laki-laki (pemain tim inti). Masalah muncul saat kelompok Teungku (sebutan tokoh agama di Aceh) melepaskan pakaian janazah, mereka kaget melihat payudara atau buah dada alias Boh Tek janazah berukuran besar, seperti milik kaum hawa. (Mungkin udah disuntik adonan pengembang kue Bolu, ntah lah).

Karena merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut, lalu di putuskan bersama proses memandikan janazah dilaksanakan kaum ibu (pergantian pemain). Awalnya berjalan lancar. Namun saat proses membersihkan mulai di area tubuh bagian bawah, giliran ibu-ibu yang kaget dan merasa malu, karena ternyata janazah memiliki "lonceng" alias penis atau buah zakar. Suasana heboh. Lalu kembali di adakan musyawarah dan di putuskan proses pemandian akan dilanjutkan oleh kaum bapak tadi (pergantian pemain lagi). Hingga semua proses fardhu kifayah selesai dilaksanakan. 

Itulah sekelumit kisah nyata dan realita akhir hayat waria di Aceh dan sangat mungkin terjadi di daerah lain. Betapa kaum LGBT species waria begitu meresahkan, saat hidup menjadi penyakit sosial dan moral bagi masyarakat, hingga mati pun masih merepotkan warga. 

Dan ini bukan hal baru, karena kerusakan dan peringatan bahayanya LGBT telah terjadi sejak jaman umat Nabi LUTH Alaihi Salam, hingga negeri Sodom mendapat azab Allah. 

Sekarang bagaimana menurut anda? 
Apakah masih menganggap kehadiran waria dan komunitas LGBT adalah hal yang harus dimaklumi dan dibiarkan karena merujuk pada Hak Asasi Manusia?
Lalu bagaimana dengan Hak Manusia yang di rusak oleh mereka dan generasi muda yang hancur moralnya karena terpengaruh akhlak laknat mereka?
Bagaimana dengan Hak Hidup para orangtua yang perih dan hancur melihat anak-anaknya terjerumus dalam kehidupan tidak bermoral dan beradab tersebut?
Apakah itu tidak bertentangan dengan Pancasila khususnya sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab?

Tidak perlu di jawab. Semua terserah anda, apakah Peduli masa depan putra-putri anda, apakah Sayang dengan generasi masa depan Aceh dan bangsa Indonesia, apakah taat pada hukum Agama  dan menghindari azab Allah. 

Kalo Aku sih,..NO !! 



Tidak butuh argumentasi sampah LGBT seperti "Jerami TetekTitid" yang berdalih soal rental rahim untuk memiliki keturunan. (itu mau beranak apa nyewa VCD Bajakan sih,..pake rental segala). 
Saya juga tidak suka berdebat dan menanggapi "nyinyiran" pro - LGBT, karena otaknya udah penuh dengan "anu" karena keseringan "nyedot dubur". 

"Orang Jahil (bodoh) berbicara dan mencerca kepadaku dengan segenap kata-kata  kejelekan.
Akupun Enggan Menjawabnya.
Dia Semakin pandir memperlihatkan kejahilan dan akupun semakin bersabar.
Seperti Gaharu kayu wangi, semakin dibakar semakin bertambah harum."

"Berkatalah sekehendakmu untuk menghina kehormatanku,
Diamku dari orang hina adalah suatu jawaban.
Bukanlah artinya aku tidak mempunyai jawaban,
Namun tidak pantas bagi Singa meladeni Anjing menggonggong."

(Imam Syafi'i Rahimahullah)
Share:

Minggu, 24 Desember 2017

Deklarasi GALA Pencitraan Akmal Hanif ? Humas Elhanief Group : "Itu HOAX!"


DRnews, Banda Aceh - Deklarasi Gerakan Anti LGBT Aceh (GALA) yang dilaksanakan sabtu (23/12/2017). Acara yang di di aula gedung Tsunami Escape Building gampong Lambung kecamatan Meuraxa tersebut dihadiri seratusan perwakilan ormas Islam dan pemuda, dari beberapa kabupaten kota di Aceh. 

Panitia pelaksana yang dibentuk dadakan dalam waktu singkat mengumumkan acara tersebut lewat media sosial dan di dukung iklan di media Serambi Indonesia sehari sebelum acara. Sejumlah masyarakat pun menanggapi positif dan mengkonfirmasi akan hadir. 

Namun menjelang acara dilaksanakan, panitia mendapat laporan adanya himbauan dari oknum yang mengajak untuk tidak menghadiri aksi damai tersebut. Modusnya, dengan menyebar isu, bahwa Deklarasi GALA adalah misi pencitraan Akmal Hanif yang ingin maju sebagai Caleg dalam Pemilu Legislatif 2019 mendatang. 
Walau tidak mempengaruhi masyarakat yang ingin ikut serta dalam deklarasi GALA, namun isu tersebut masih menjadi pernyataan ditengah masyarakat Aceh. Menanggapi kondisi tersebut, sehari setelah acara Humas Elhanief Group, Deddy Ridwan yang juga ketua panitia deklarasi GALA menjawab melalui akun facebook-nya. 

Deddy Ridwan yang merupakan wartawan Aceh TV aktif sejak tahun 2007 - 2015, kemudian direkrut sebagai staf Humas Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) prov Aceh, dalam sebuah status menulis sebagai berikut : 

"Jangan Hadiri dan Ikutan Aksi GALA, itu cuma Pencitraan Abi Akmal Hanif yang mau Nyaleg ke DPR RI"

Kami mendapat laporan dari beberapa jamaah dan masyarakat yang menerima seruan seperti itu via medsos.. (Lumayan buat lelucon melepas lelah..hahaha)

Saya sebagai Humas Elhanief Group, Jubir Akmal Elhanief dan Ketua Panitia Pelaksana Deklarasi GALA tidak akan menanggapi isu #sampahseperti itu, namun tetap akan menjawab menghormati pertanyaan simpatisan pendukung gerakan anti LGBT ini.

 Jika pun, Seandainya, Kalau Saja dan Andai kata.. Akmal Hanif (AH) berniat terjun ke kancah politik di 2019, kami tidak akan melakukan pencitraan dengan menjual Aksi seperti memberantas LGBT ini. Terlalu amatir kalo kami "menjual isu". Karena kami menyajikan Fakta.
Tentunya masyarakat Aceh sudah mengenal dan memiliki penilaian sendiri terhadap sosok AH sebagai Pengusaha Muda Sukses yang dermawan, Tokoh Muda Dayah, Aktifis Sosial, Aktifis Muda Islam, Motivator, pembina enterpreneur generasi muda aceh...(kalo saya tulis semua bisa ampe lowbat hp ini..itu saja dulu)...dll..
Dan itu beliau laksanakan sudah bertahun yang lalu, semata karena peduli pada Aceh.


 Aksi GALA juga bukan Aksi AH. Itu Aksi masyarakat Aceh, tokoh tokoh muda muslim yang berani mengambil tindakan nyata, melakukan Nahi Munkar.
Ide GALA tercetus oleh Abati Sheraya Syech Muhajir saat Umrah, yang kebetulan bersama Elhanief Travel, dan didukung AH. 
Aksi GALA di pekik-kan Tgk. Khairul Laweueng (sang Orator) ketua ISKADA.
Aksi GALA di rintis Tgk. Saimun Jz Btl tokoh muda Aceh yang menjadi Eksekutor pengamanan kelompok waria yang bikin ulah di hotel pekan lalu. Dan itu bukan kali pertama, namun sudah bertahun beliau laksanakan bersama tim anti maksiat sebagai ketua pemuda Peunayong dan kecamatan kuta alam Banda Aceh. 
Dan Bahkan Hari ini kita Lantik Tgk. Saimun sebagai Ketua GALA PUSAT. 
Bukan AH..sekali lagi..Bukan Abi Akmal Hanif.


 Dan...jika pun AH berniat maju sebagai Caleg DPR, aktifitas yang akan dilaksanakan lebih fokus di Aceh Utara, kampung halaman beliau. Namun Aksi kita laksanakan di Banda Aceh, sebagai ibukota pusat pemerintahan provinsi Aceh.

 Lalu apa peran AH dalam Deklarasi GALA? 
beliau adalah pemuda Aceh yang peduli untuk menyelamatkan generasi Aceh dari bahaya LGBT, dan sosok pengusaha dermawan yang siap mendanai setiap Aksi Untuk Kemaslahatan Umat Islam. Tidak mengherankan, karena AH adalah salahseorang #ALUMNI212 dari Aceh.
Bahkan dalam aksi hari ini, tokoh Ulama Mujahid Aceh Al Mukarram Tu Bulqaini Tanjungan, menyebut sosok AH seperti figur Sahabat Rasulullah Ustman Bin Affan RadhiAllahu anhu, yang selalu membiayai perjuangan umat Islam.

Jadi, jika kemudian ada isu seperti kami sebutkan di awal, itu tidak lain disebarkan dari kalangan Pro LGBT yang siap kita... #*&€*..(sensor! terlalu sadis)
Dan Kami menduga, yang sebar isu itu menulis dan membagikan kabar #Hoax tersebut, sambil menikmati pijatan waria di salon plus-plus LGBT, yang akan kita tertibkan bersama pemerintah dan pihak keamanan.
Mohon Doa..Insya Allah.

Akun Facebook Akmal Hanif di Blokir Admin Facebook

Sementara itu karena gencarnya mem-posting status "memberantas" LGBT di Aceh, akun facebook Akmal Hanif akhirnya diblokir pihak facebook. Akun bernama Akmal Elhanief tersebut telah berulangkali mendapat peringatan dari facebook tentang tulisan yang dianggap melecehkan orientasi seksual kaum tertentu. Sebelum di blokir, sejumalah status Akmal Elhanief telah di hapus facebook, setelah dilaporkan oleh sejumlah pihak yang diduga kuat pro-LGBT. 

"Saya heran dengan anggapan LGBT khususnya waria dianggap sebagai gender. Padahal orang waras pasti tau gender hanya ada Laki-laki dan perempuan. Tapi saya tidak heran jika di blokir facebook, karena media sosial itu memang pendukung LGBT. Kita sangat harapkan ada media sosial yang dibuat oleh ahli-ahli IT Muslim, yang lebih hebat dari facebook dan mendukung perjuangan Islam. Jika ada ahli dari Aceh yang bisa membuat aplikasi media sosial yang canggih, saya siap mendukung.'' ujar Akmal sambil tertawa, saat menceritakan akun facebooknya telah di non-aktifkan. (DR)
Share:

Masyarakat Aceh Deklarasi Gerakan Anti LGBT - GALA


Seratusan perwakilan ormas Islam dan masyarakat umum menghadiri deklarasi Gerakan anti LGBT Aceh (GALA), di Gedung Evakuasi Bencana, Gampong Lambung, Ulee Lheue, Banda Aceh, Sabtu (23/12/2017)
Untuk memimpin gerakan melawan eksistensi LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender/transeksual,) ini, Ketua GALA dipercayakan kepada Saimun, yang juga Ketua Pemuda Gampong Peunayong dan Ketua Persatuan Ketua Pemuda kecamatan Kuta Alam Banda Aceh.
Masyarakat yang hadir dalam deklarasi itu sepakat bahwa LGBT adalah penyakit, yang harus dibina, disembuhkan, dan tidak diberi kesempatan untuk membebaskan LGBT di Aceh.
Kegiatan deklarasi itu diwarnai dengan tausyiah, yang bertemakan melawan LGBT. Tausyiah disampaikan oleh Ketua Front Pembela Islam (FPI) Aceh Tgk Muslim At-Thahiri, ulama asal Langsa Tgk Syech Muhajir Usman, Pimpinan Markaz Islah Al-Aziziyah Tgk H Tu Bulqaini Tanjungan dan Tgk Umar Rafsanjani.



Kegiatan juga hadir tokoh pengusaha Akmal Hanif, dan Ketua ISKADA Aceh, Khairul Laweung. Ketua GALA, Saimun yang didampingi pengurusnya, Wirzaini Usman kemarin mengatakan, bahwa ke depan mereka akan membentuk GALA untuk tingkat kabupaten/kota. Sehingga gerakan tersebut dapat melawan eksistensi LGBT yang ada di seluruh Aceh.
Saat ini GALA sudah mulai dibentuk untuk wilayah Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Aceh Jaya, Lhokseumawe, dan Langsa.
“Kami siap menegakkan syariat Islam di Aceh dan siap menentang kalangan-kalangan yang menentang syariat Islam, terhadap LGBT kami hanya ada dua permintaan, mau dibina atau dibinasakan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, untuk tahap awal mereka akan merangkul para pelaku LGBT ini untuk dapat kembali ke jalan yang benar. Bahkan ia meminta Dinas Syariat Islam, Dinas Sosial, dan Satpol PP dan WH dapat mendukung mereka dalam melawan pihak yang melanggar syariat Islam. 




Share:

Senin, 18 Desember 2017

Ditolak di Hongkong, Ustadz Abdul Somad Tausyiah di Aceh. Ini Jadwalnya



UNDANGAN TERBUKA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

GUBERNUR ACEH, dengan hormat mengundang seluruh rakyat Aceh untuk menghadiri kegiatan Zikir Internasional dalam rangka Memperingati 13 Tahun Musibah Tsunami yang dilaksanakan pada :

Hari : Selasa
Tanggal : 26 Desember 2017
Pukul : 20.00
Wib s.d selesai (Shalat Isya berjamaah)
Tempat : Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh(PKA)
Tema : Selaras Menuju Sirathal Mustaqim
Acara : Kumandang Zikir Internasional
1. Zikir Perpaduan dari Ulama Malaysia, Brunei, Thailand, Yaman dan Singapura
2. Tausiyah oleh 
-Habib Novel Al’Aydrus
-Ustadz Abdul Somad,Lc,MA,




Demikian kami sampaikan, atas kehadirannya diucapkan terima kasih. Wassalam.

Banda Aceh, 18 Desember 2017
GUBERNUR ACEH

H.IRWANDI YUSUF

Catatan :
1. Undangan hadir 15 menit sebelum acara dimulai
2. Pakaian muslim/mah putih-putih.

Cp.Panitia 0852 1322 3010
---Muhammad Balia---

Sejumlah Ormas Islam menyatakan akan menyambut kedatangan Ustadz Abdul Somad di bandara Sultan Iskandar Muda, diantaranya dari Front Pembela Islam (FPI) Aceh,  Rabithah Thaliban dan Gerakan Anti LGBT Aceh (GALA) yang baru saja di deklarasikan.







Share:

LGBT? Jika Ketemu Usir dari Nanggroe, Jika "Berhubungan" Bunuh, Lempar Dari Ketinggian dan Rajam


Dalam Syariat Islam, banci/waria atau pelaku LGBT dengan kelainan mental mendapatkan sanksi berat, bukan malah dilindungi apalagi dipopulerkan. Tak main-main, sanksi bagi banci dari mulai ta’zir hingga hukuman mati bila ia melakukan perilaku seks yang menyimpang seperti homo seksual. Lelaki banci yang sengaja bertingkah seperti wanita (pura-pura) tidak lepas dari dua keadaan:
Pertama: Pelaku LGBT atau laki-laki yang sengaja bertingkah sebagai banci tanpa terjerumus dalam perbuatan keji, ini tergolong maksiat yang tidak ada had maupun kaffaratnya. Sanksi yang pantas diterimanya bersifat ta’zir (ditentukan berdasarkan pertimbangan hakim), sesuai dengan keadaan si pelaku dan kelakuannya. Dalam hadits disebutkan, Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa sallam menjatuhkan sanksi kepada orang banci dengan mengasingkannya atau mengusirnya dari rumah. Demikian pula yang dilakukan oleh para Sahabat sepeninggal beliau.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ، وَقَالَ: «أَخْرِجُوهُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ قَالَ: فَأَخْرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فُلاَنًا، وَأَخْرَجَ عُمَرُ فُلاَنًا
Dari Ibnu Abbas, katanya, “Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa sallam melaknat para lelaki mukhannats dan para wanita mutarajjilah. Kata beliau, ‘Keluarkan mereka dari rumah kalian’, maka Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengusir Si Fulan, sedangkan Umar mengusir Si Fulan” (HR. Bukhari).
Adapun ta’zir yang diberlakukan meliputi:
  1. Ta’zir berupa penjara.
مذهب الحنفية : أن المغني والمخنث والنائحة يعزرون ويحبسون حتى يحدثوا توبة
Menurut madzhab Hanafi, lelaki yang kerjaannya menyanyi, banci, dan meratapi kematian pantas dihukum dengan penjara sampai mereka bertaubat. (Al-Mabsuth, 27/205)
  1. Ta’zir berupa pengasingan.
ومذهب الشافعية والحنابلة :نفي المخنث مع أنه ليس بمعصية وإنما فعل للمصلحة
Menurut madzhab Syafi’i dan Hambali, seorang banci hendaklah diasingkan walaupun perbuatannya tidak tergolong maksiat (alias ia memang banci asli). Akan tetapi pengasingan tadi dilakukan untuk mencari kemaslahatan. (Mughnil Muhtâj, 4/192; al-Fatawa al-Kubra, 5/529)
Ibnul-Qayyim rahimahullâh mengatakan,
من السياسة الشرعية نص عليه الإمام احمد قال في رواية المروزي وابن منصور المخنث ينفي لأنه لا يقع منه إلا الفساد والتعرض له وللإمام نفيه إلى بلد يأمن فساد اهله وإن خاف عليه حبسه. بدائع الفوائد 3 / 694
“Termasuk siasat syar’i yang dinyatakan oleh Imam Ahmad, ialah hendaklah seorang banci itu diasingkan; sebab orang banci hanya menimbulkan kerusakan dan pelecehan atas dirinya. Penguasa berhak mengasingkannya ke negeri lain yang di sana ia terbebas dari gangguan orang-orang. Bahkan jika dikhawatirkan keselamatannya, orang banci tadi boleh dipenjara” (Badai’ul Fawaid 3/694).
Kedua: banci yang melakukan praktik homo seksual dan lesbi atau pelaku LGBT
Sebagian Hanabilah menukil ijma’ (kesepakatan) para shahabat bahwa hukuman bagi pelaku gay atau homo harus dibunuh. Mereka berdalil dengan hadits:
مَنْ وَجَدْتُمُوْهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمَ لُوْطٍ فَاقْتُلُوْا الْفَاعِلَ وَ الْمَفْعُوْلَ بِهِ
“Siapa saja di antara kalian mendapati seseorang yang melakukan perbuatan kaum Luth maka bunuhlah pelakunya beserta pasangannya.“ (HR. Ahmad)
Abdullah bin Abbas berkata,
يُنْظَرُ إِلَى أَعْلَى بِنَاءٍ فِي الْقَرْيَةِ، فَيُرْمَى اللُّوْطِيُّ مِنْهُ مُنَكِّبًا، ثُمَّ يُتَّبَعُ بِالْحِجَارَةِ
“Ia (pelaku gay) dinaikkan ke atas bangunan yang paling tinggi di satu kampung, kemudian dilemparkan darinya dengan posisi pundak di bawah, lalu dilempari dengan bebatuan.”
Sedangkan Imam Abu Hanifah rahimahullâh berpendapat,
وذهب أبو حنيفة إلى أنّ عقوبته تعزيريّة قد تصل إلى القتل أو الإحراق أو الرّمي من شاهق جبل مع التّنكيس ، لأنّ المنقول عن الصّحابة اختلافهم في هذه العقوبة
“Hukumannya adalah ta’zir yang bisa sampai ke tingkat eksekusi, (seperti:) dibakar, atau dilemparkan dari tempat yang tinggi. Sebab para sahabat juga berbeda pendapat tentang cara menghukumnya.” (Al-Mabsuth 11/78).
Ketiga, para wanita pelaku lesbi.
Sementara bagi pelaku lesbi, berbeda dengan homo seksual alias gay. Lesbi adalah perbuatan yang haram. Para ulama menggolongkannya sebagai dosa besar. Para ulama sepakat bahwa pelaku lesbi tidak dihukum had. Karena lesbi bukan zina. Hukuman bagi pelaku lesbi adalah ta’zir, dimana pemerintah berhak menentukan hukuman yang paling tepat, sehingga bisa memberikan efek jera bagi pelaku perbuatan haram ini.
اتَّفَقَ الْفُقَهَاءُ عَلَى أَنَّهُ لا حَدَّ فِي السِّحَاقِ ; لأَنَّهُ لَيْسَ زِنًى . وَإِنَّمَا يَجِبُ فِيهِ التَّعْزِيرُ ; لأَنَّهُ مَعْصِيَةٌ
Ulama sepakat bahwa tidak ada hukuman had untuk pelaku lesbi. Karena lesbi bukan zina. Namun wajib dihukum ta’zir (ditentukan pemerintah), karena perbuatan ini termasuk maksiat. (Mausu’ah Fiqhiyah, 24: 252).
وَلا حَدَّ عَلَيْهِمَا لأَنَّهُ لا يَتَضَمَّنُ إيلاجًا ( يعني الجماع ) , فَأَشْبَهَ الْمُبَاشَرَةَ دُونَ الْفَرْجِ , وَعَلَيْهِمَا التَّعْزِيرُ
“Tidak ada hukuman had untuk pelakunya, karena lesbi tidak mengandung jima (memasukkan kemaluan ke kemaluan). Sehingga disamakan dengan cumbuan di selain kemaluan. Namun keduanya wajib dihukum ta’zir.” (Al-Mughni, 9:59). 
Wallahu a’lam bish shawab.
Share:

Minggu, 17 Desember 2017

MK "Berfatwa", LGBT Tertawa, Waria Aceh Berpesta


Waria Diamankan Satpol PP dan WH Banda Aceh (photo : ist.acehtrend.co)

DRnews, Banda Aceh - Pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak mengadili gugatan soal Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT), disambut gembira kaum tersebut. Tak terkecuali di Banda Aceh yang menerapkan Syariat Islam.

Dilansir dari ACEHTREND.CO Komunitas wanita setengah pria (Waria) makin berani dan terang-terangan melakukan aktivitasnya di Kota Banda Aceh, kota yang masyarakat dan pemerintahnya sedang giat menerapkan syariat Islam secara kaffah.

Tadi malam, Sabtu 16 Desember 2017, sekelompok Waria menggelar pesta dan kontes Ratu Waria di Hotel jalan di jalan Teuku Nyak Makam Lampineng, Banda Aceh. Alhamdulillah sejumlah masyarakat yang tergabung dalam gerakan anti maksiat kota Banda Aceh menangkap enam orang wanita setengah pria (Waria) kemudian diboyong ke kantor Satpol PP dan WH Polisi Syariah Aceh.

Waria Banda Aceh di Pesta Ratu Waria

Kegiatan kelompok waria ini dianggap telah melecehkan pelaksanaan Syariat Islam di Aceh karena menggelarkan pesta tersebut. Apalagi kegiatan kontes Ratu Waria dilaksanakan paska putusan MK mendukung eksistensi kelompok LGBT.

Aktifitas waria di Banda Aceh ini dinilai telah melukai perasaaan masyarakat Aceh yang sebelumnya telah kecewa dengan keputusan MK yang mendukung LGBT. Imbasnya juga akan berakibat terhadap keberadaan kelompok ini di Aceh di kemudian hari. Sejumlah pihak juga mempertanyakan siapa yang memberi izin acara di kota yang dipimpin Aminullah Usman sebagai walikota.

sumber photo : www.acehtrend.co
Share:

Minggu, 26 November 2017

Umat Islam Indonesia "Terancam" Kehilangan Ustadz Abdul Somad


Hanya dalam hitungan hari, masyarakat Aceh akan menyambut sang Dai Sejuta Viewer, Ustadz Abdul Somad Lc.MA. Ya..Ustadz Abdul Somad akan melakukan dakwah dan silaturahim dengan masyarakat Aceh di Kota Langsa, insya Allah pada Jumat Malam, 2 Desember 2017.

Sang Ustadz sempat di bully di media sosial setelah dikaitkan dengan kasus Artis yang tidak begitu terkenal karena kontroversi murahannya melepas jilbab. Ustadz Abdul Somad (UAS) sendiri  pernah menyatakan tidak terpengaruh dengan hal tersebut. 

Dalam satu ceramahnya beliau menyatakan:
"Saya sudah memaafkan semua yang menghina saya di media sosial. Apakah saya terpengaruh dengan hinaan dan cacian tersebut? Tidak !! Karena saya tidak sempat membacanya, karena padatnya jadwal mengajar dan berdakwah.'' jawab sang Ustad dengan santai disambut tawa Jamaah.  

Namun jamaah ustadz lulusan Al Azhar Mesir dan Universitas Maroko ini memang tidak bisa menerima sang Ustadz di bully. Jutaan Warganet bersatu membela sang ustadz di berbagai media sosial. Alhamdulillah. Umat Islam di Negeri ini masih memiliki Ghirah dan semangat jihad membela sang Ulama. Karena jika tidak, bisa - bisa kita bakal kehilangan sang Ulama tersebut.

Ini sebabnya.

Kami kutip dari IslamiNews.com , ternyata tidak hanya masyarakat islam Indonesia yang dihebohkan dengan berbagai pemasalahan umat islam yang ada di negri ini, ternyata Sultan Brunei Darusalam Hassanal Bolkiah juga ikut memantau perkembangan islam yang ada di Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Terutama  di akhir akhir ini terjadi fitnah bertubi-tubi yang menyerang Ustadz Abdul Somad nyatanya juga menarik perhatian Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah. Dalam pernyataan tertulis lewat akun pribadinya, Sultan Brunei begitu menyesalkan terjadinya fitnah pada ulama di negeri mayoritas Islam ini.

"Sebagian besar Muslim kelihatannya cuma hanya label belaka di Indonesia. Beberapa ulama masih tetap saja jadi target fitnah serta penghinaan keji," sebut Sultan Brunei.

"Saya selalu memantau perkembangan dakwah Islam di Asia Tenggara. Banyak ulama-ulama mumpuni yang malah jadi sasaran fitnah. Kemaren Habib Rizieq Shihab, saat ini Ustadz Abdul Somad, besok siapa lagi," sambungnya.

"Saya lihat perpaduan pada Buya Hamka serta Jenderal Sudirman didalam diri Ustadz Abdul Somad. Kedua sosok pahlawan di Indonesia yang begitu ditakuti penjajah. Dan kami juga terinspirasi oleh mereka," kata salah satu Sultan paling kaya ini.

Dalam beberapa sesi wawancara, Sultan Hassanal Bolkiah bahkan juga mengungkapkan hasratnya untuk memboyong ulama-ulama dari Indonesia untuk dijadikan penasehat istana.

"Bila rakyat Indonesia masih tetap saja menzalimi ulamanya, saya berjanji akan menarik mereka (para ulama Indonesia) ke istana saya. Untuk dijadikan penasehat," ancamnya.

Nah, Bagaimana? Siap terus berjuang Membela Para Ulama kita, atau Kita Iklaskan kepada Negara lain yang sudah mendambakan??

TAKBIR ..!!!

Share:

Kamis, 23 November 2017

Kisah Atlit Muslim "Mancung" Yang Bikin Kagum Warga Jepang

http://www.gettyimages.com/detail/news-photo/yasuhiro-yamashita-compete-with-mohamed-ali-rashwan-of-news-photo/92337727#yasuhiro-yamashita-compete-with-mohamed-ali-rashwan-of-egypt-at-gold-picture-id92337727

Muhammad Rasywan adalah Seorang atlet judo asal Mesir yang telah menyabet banyak medali kejuaraan internasional. Tapi bukan itu sebab ketenarannya, justru pamornya mulai melejit sejak Olimpiade Los Angeles 1984, di mana kala itu ia telah sampai pada babak final melawan Judoka Jepang bernama Yasohiro Yamashita. Dalam pertandingan final tersebut dirinya sengaja mengalah, dikarenakan atlet Jepang yang menjadi lawannya telah terluka di salah satu kakinya. Jiwa sportifnya menolak untuk melawan serius seseorang yang telah cedera, hingga akhirnya ia pun rela hanya mendapatkan medali perak saja. Apa Alasan Sebenarnya?

Saat Muhammad Rasywan ditanya dalam sebuah konferensi pers di Jepang :

"Mengapa engkau menolak untuk menyerang lawanmu di kakinya yang Cedera?"

Ia hanya tersenyum dan berkata, "Agamaku melarangku untuk melukainya."



Rasywan mendapatkan sambutan yang besar di hati masyarakat Jepang, akibat sikap kesatrianya itu, banyak orang yang akhirnya tertarik masuk Islam. Dr. Najih Ibrahim menyebutkan ada seribu orang Jepang masuk Islam setelah itu.

"Saya masih belum menemukan sumber valid tentang berapa jumlah orang Jepang yang masuk Islam karenanya, hanya saja yang pasti, Rasywan telah menikah dengan seorang perempuan Jepang, setelah perempuan tersebut bersyahadat masuk Islam dan mereka telah dikaruniai 3 orang anak.'' sebut Dr. Najih Ibrahim

Muhammad Rasywan telah meraih penghargaan “Fairplay International Award”. 
Di Mesir sendiri, ia mendapat medali tertinggi yang langsung dikalungkan oleh presiden Mesir kala itu.
Itu adalah Muhammad Rasywan.

Lain dengan Muhammad Rasywan, lain pula dengan seorang artis dari belahan dunia lain yang kini lagi nge-hits menjadi obrolan warganet karena sikap noraknya dalam melepas jilbab. Fenomena lepas jilbab sebenarnya bukan kali ini yang pertama, cuman bedanya sang artis ini curhatannya agak potensial menyesatkan jika dibiarkan begitu saja. Apa pula ia membawa-bawa Jepang segala dalam tulisannya:

Ada pelajaran baru yang saya dapat dari penduduk Jepang selama dua hari saya disini. Mayoritas penduduk sini rupanya tidak memiliki kepercayaan terhadap suatu agama, bahkan Tuhan…”
Lalu di akhir kata si artis tersebut berujar :
“Sulit menemukan tempat sampah di sini, tapi juga sulit menemukan sampah berceceran di setiap sudut nya. Satu hal lain yang menarik perhatian saya, ketika saya menemukan beberapa penduduk asli yang tiba-tiba ingin memeluk suatu kepercayaan. Kemudian saya bertanya, kalau hidupmu sudah sebaik ini tanpa agama, lalu kenapa kamu ingin mencari Tuhan dan ingin memiliki agama?”

Coba bandingkan antara keduanya: Raswan dengan akhlak dan normanya dapat menarik orang Jepang untuk masuk Islam, tapi si artis itu justru “mencegah” dan mempertanyakan sikap beberapa orang Jepang yang ingin memeluk “suatu kepercayaan” (apakah yang dimaksud adalah Islam?)
Raswan ibarat ikan laut yang berenang di samudera tapi dirinya tak menjadi asin. Ia tak terpengaruh, tak terkontaminasi dan tetap teguh dengan Keislamannya. Ia tak minder berada di negara maju dan dengan pede menyampaikan ajaran Agamanya yang menjunjung tinggi norma sportifitas. Ia mewarnai, bukan diwarnai.
Sedangkan si artis, ia terlihat begitu gagap. Baru dua hari saja di negara maju dia langsung minder. Ia menilai bahwa kebersihan, kedisiplinan dan sampah yang tak berceceran adalah parameter utama dalam mengukur “Kehidupan yang baik” sekalipun tanpa agama. Mungkin dia piknik-nya kurang lama, atau main-nya yang kurang jauh.
Rasywan bukanlah agamawan, bukan pengkhotbah, bukan pula ulama Al-Azhar yang diutus ke Jepang untuk berdakwah di sana. Ia hanyalah atlet yang bangga dengan agamanya dan pede menyandang Islam-nya di mana saja. Ia berdakwah bukan dengan lisan, tapi dengan perbuatan.
Sedangkan si artis, boro-boro bangga dengan agamanya, bahkan simbol keagamaan berupa jilbab pun ia tanggalkan.
Maka, berangkat dari spirit At-Taubah: 71 yang mengatakan bahwa orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, itu saling menyuruh mengerjakan yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; juga beranjak dari semangat Al-Ashr yang mengatakan bahwa semua manusia itu berada dalam kerugian yang nyata kecuali orang-orang yang saling menasehati supaya mentaati kebenaran… sudah sepatutnya jika kita angkat suara menanggapi pandangan sesat semacam ini, agar yang melenceng bisa kembali lurus, dan yang lurus bisa terus istiqomah.



Dan terkait jilbab, sebenarnya itu merupakan perkara aksioma. Yakin deh, dalam diri setiap muslimah sadar bahwa menutup aurat itu adalah sebuah keharusan, betapapun alasan yang mereka ungkapkan melalui lisan mereka untuk menutupinya. Maka lihatlah, bagaimanapun penampilan seorang muslimah sehari-hari, saat ia shalat maka ia akan mengenakan mukena dan menutup auratnya. Bagaimapun pakaian yang dikenakan seorang muslimah dalam aktifitasnya, saat ia naik Haji pasti ia akan menutup auratnya. Mengapa mereka melakukan itu? Karena mereka sadar itu adalah perintah Tuhan. Lantas, apakah Tuhan yang memerintahkan mereka menutup aurat saat Shalat itu berbeda dengan Tuhan yang memerintahkan mereka menutup aurat dalam aktifitas sehari-sehari? Ini tak perlu dijawab. Cukup jadi bahan perenungan saja.
Semoga kita senantiasa mendapat hidayah dan pertolongan dari-Nya.
sumber : akun facebook    Yusuf Al-Amien



Share:

Terima Kasih Hari ini Anda Pembaca ke:

REPORTER TV