Minggu, 19 November 2017

Ikan Paus Terdampar Pertanda Apa? Ini Pesan Ulama Aceh, Waspadalah


Masih segar di ingatan kejadian terdamparnya 10 ekor ikan Paus di Aceh Besar beberapa waktu lalu. Peristiwa yang tergolong langka tersebut tidak hanya menjadi pembicaraan hangat di Aceh, bahkan perhatian dunia Internasional. Sejumlah isu pun beredar terkait peristiwa terdamparnya ikan raksasa yang jenisnya di sebut dalam Al Quran dengan kisah Nabi Yunus Alaihi Salam.
Lalu, Apakah ada suatu pertanda kejadian Alam terkait peristiwa ini?


Saya tertarik pada tulisan Ustadz Tgk, Teuku Zulkhairi di status facebooknya, saat menanyakan  kepada seorang Ulama Karismatik Aceh, Almukarram Abu Kuta Krueng, perihal terdamparnya Ikan Paus di Aceh tersebut. 

Berikut saya kutip kembali tulisan beliau, dengan sedikit perbaikan kata tanpa mengurangi isi dan makna.
Sepulang dari mengisi sebuah pelatihan di Bireuen, saya (Tgk, Teuku Zulkhairi) minta pada Tgk Muhammad Zikri untuk diantarkan ke Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng Ulee Glee.Alhamdulillah, dengan ditemani guru senior di Dayah tersebut  Tgk Mujlis Darul Munawwarah hampir jam 11 malam, akhirnya bisa meminta petuah Abu Kuta Krueng, setelah selesai dengan masyarakat lain yang sudah duluan antri. Abu Kuta Krueng, sebagaimana jg para ulama lainnya senantiasa berinteraksi dengan masyarakat dalam hampir keseluruhan waktu dan hari-hari beliau. Ada masyarakat yg datang bertanya, minta tolong, minta dido'akan, minta nasehat, curhat dan seterusnya. Dan tentu saja, plus all out kebanyakan waktu beliau untuk membina generasi muda Aceh di Dayah beliau yang "Legendaris".  
Mengetahui saya dari Banda Aceh, Abu Kuta Krueng dengan semangat mengingatkan bahaya aktual komunisme. Menurut informasi, Abu Kuta Krueng memang dari dulu selalu mendoakan umat Islam dan negara ini dari bahaya makar Komunisme/ PKI. 
Setelah itu, akhirnya saya menyampaikan informasi terdamparnya Ikan Paus di perairan Aceh, Sebagaimana sebelum tsunami dulu hal serupa juga pernah terjadi. Lalu kami bertanya "apa tanda dari kejadian ini dan nasehat beliau untuk kami dan juga masyarakat Aceh.  
Lama Abu Kuta Krueng menunduk, dan kami pun terdiam hening.


Hingga kemudian, beliau mengingatkan sebuah pesan yang setiap jumat juga disampaikan para khatib shalat jum'at.
"Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa. Dan janganlah kalian mati kecuali kalian dlm keadaan Islam".
Itulah nasehat ringkas Abu Kuta Krueng dimana beliau mengutip sebuah ayat pesan taqwa. Sebuah nasehat yg padat.
Kalau kita membaca buku-buku dan kitab tentang apa itu taqwa, maka kita akan menemukan sejumlah kriteria taqwa, Seperti beriman pada yang Ghaib, yaitu akan adanya hari kiamat dan adanya Malaikat (sesuatu yg tidak dipercayai kaum komunis). 

Kriteria berikutnya yaitu mendirikan shalat (sebagai tiang agama), puasa, rajin ber-istighfar di sepertiga malam, sabar menghadapi musibah, Tahajjud, suka memaafkan kesalahan orang lain, suka menginfakkan harta di jalan Allah di waktu sempit maupun lapang, menahan amarah dan seterusnya. 
Itulah di antara beberapa kriteria Taqwa disamping kriteria yang lainnya. Semoga Allah jadikan taqwa sebagai pakaian kita semuanya, karena sebaik-baik bekal di akhirat adalah Taqwa. 

Lalu, terkait dengan nasehat "Dan janganlah kalian mati kecuali dlm keadaan Islam", marilah kita berjuang sekuat tenaga dan berdo'a agar istiqamah di jalan Islam (mengikuti syari'at) sehingga akan meninggalkan dunia ini dalam keadaan kita sebagai Muslim atau muslimah dan Husnul Khatimah. 

Ini adalah nasehat penting di (akhir) zaman yang penuh fitnah, seperti diperingatkan oleh Rasulullah Sallallahu alaihi wa Sallam dalam hadis-hadis beliau, bahwa akan datang suatu zaman dimana banyak yang paginya beriman dan menjadi kafir di waktu sore. Begitulah sekilas gambaran sulitnya mempertahankan iman dan islam di akhir zaman. 

Oleh sebab itu, mari saling mengingatkan dan mendo'akan, jangan menjadi Sekuler, Liberal, Pluralisme Agama dan seterusnya. Dan tetaplah dalam Ahlussunnah wal Jama'ah sebagai sebuah Paradigma yang Tawasuth (moderat) di antara yang terlalu ke kiri atau terlalu ke kanan. 

Kita tidak bisa lari dari kematian dan apapun yang sudah atau akan ditaqdirkan oleh Allah Subhanahu wa Taalah, tapi kita bisa berjuang untuk meraih taqwa dan mempertahankan keimanan kita, sehingga Aqidah kita tetap Salim (selamat) dari hal-hal yang mengotorinya.Oleh sebab itu, marilah kita selalu berdo'a agar bisa meninggalkan dunia ini dlm keadaan Husnul Khatimah. Amiin ya Allah

sumber : akun Facebook Teuku Zulkhairi
Share:

0 comments:

Terima Kasih Hari ini Anda Pembaca ke:

REPORTER TV