Rabu, 14 Februari 2018

Photo-photo Couple Depan Ka'bah, yang Baper Insya Allah bisa Umrah


Banyak umat Islam yang merindukan dapat pergi ke Tanah Suci bersama pasangan dan keluarga, baik dalam ibadah Haji maupun Umrah. Siapa sih yang tidak ingin berada di kota kelahiran Rasulullah Sallallahu alaihi wa Sallam, Madinah Al Munawarah dan beribadah di Masjid Nabawi. Umat muslim mana yang tidak memiliki impian bisa berada di Kota Makkah, beribadah di Masjidil Haram memandang Ka'bah.

Apalagi jika berada disana bersama keluarga, orang tua, suami, istri dan anak-anak tercinta. Tentu akan menjadi momen paling indah selama hidup. Insya Allah dengan niat. doa dan hasrat yang besar, Allah akan memanggil kita semua menjadi Tamu-Nya. Amiin ya Rabbal Alamiin. 

Khusus bagi pasangan suami istri, dapat bersama ke tanah suci memberi kesan tersendiri dalam menambah rasa cinta dan kasih sayang. Apalagi jika ibadah Umrahnya sebagai perjalanan Bulan Madu alias Honey Moon bagi pasangan pengantin baru. 

So, buat yang belum punya pasangan hidup atau yang udah punya pasangan tapi belum berkesempatan ke tanah suci, pandangi dulu photo-photo Couple Mesra di depan Ka'bah ini ampe baper. Pecaya deh, kalo ampe beneran baper ampe pengeeen banget...Insya Allah kamu akan bisa e tanah suci bersama pasangan dan seluruh keluarga. Insya Allah.. Amiiin










Share:

Kamis, 28 Desember 2017

"SOMBONG Dihadapan Orang Sombong adalah SHADAQAH" [UAS]



TETIBA mata orang terhenyak, para setan pemikiran gemetar, racun - racun informasi yang mereka hidup dan makan darinya tiba - tiba luruh. Umat yang dahulunya pengecut, takut - takut dan rendah diri,ini berani berdiri tampil kehadapan. Umat yang dahulunya terpecah, gemar berbeda, dan cuek durjana, kini saling menatap muka, berpelukan, berangkulan dalam tangis ukhuwah mereka sadar.

Segenap dada terangkat, dagu mendongak. Umat yang terpinggirkan itu kini menengah, matanya mulai terbuka.. dilihatnya kini mereka tak punya apa - apa.. pakaian yang mereka beli, makanan yang mereka konsumsi, bahkan air yang mereka minum harus mereka bayar, bukan milik mereka. Pikiran mereka terbuka, bahwa selama ini pihak luar bertepuk tangan atas sikap umat ini yang sudah dipelajari yakni suka terpecah. Tapi ustadz itu muncul, kekuatan yang terserak itu berhimpun.

Para aktor bayaran inlander tetiba kehilangan pekerjaannya, mereka resah dan gelisah. Nampak kiamat didepan mata. Bagaimana tidak, jualan - jualan mereka bakal tidak laku, akan sepi, dan tutup, seperti tutupnya banyaknya toko modern retail belakangan ini.

Bagaimana tidak? Saat Agen - agen islamophobia bekerja keras memecah dan mengkotak - kotakan umat islam. Ustadz ini bicara tentang FPI dan mendukungnya, saat orang bersorai membubarkan HTI ustadznya ini membelanya, saat ikhwanul muslimin di tuduh khawarij detil sekali ustadz itu bicara sejarah dan.. mendukungnya.. dihadapan jamaah Muhammadiyah, ustadz ini membawakan hadits - hadits NU, dihadapan jamaah NU ustadz ini membawakan pemahaman Muhammadiyah. 

Dihadapan orang anti maulid, ustadz ini menyampaikan dalil maulid, di hadapan pro maulid ustadz ini sampaikan dalil mengapa ada orang tidak mengikuti maulid, sehingga masing - masing umat yang lama terkukung dalam kotak kebisuan pakem, memahami, bahwa ajaran islam ini luas dan indah, dan kecurigaan - kecurigaan partisan sirna. Ustadz ini menjadi katalisator bagi sebuah umat yang lama butuh pemersatu!

Maka, ustadz ini sungguh sangat merusak, merusak bangunan kerusakan yang di kerjakan dan didanai sejak lama. Agen - agen bayaran ini sudah berhasil merusak berbagai aspek. Mereka sudah berhasil dalam beragam program kerusakan, rusak kepercayaan muslim dengan agamanya, rusak kepribadian hingga terlepas dari agamanya, rusak ekonomi hingga miskin umatnya, rusak politiknya hingga orang - orang islam haters yang menguasainya, segala aspek di rusaknya dari level individu hingga negara, sehingga tercipta fragile society, rapuh.

Maka ustadz ini harus di cekal, wajib di boikot, di bully intinya di matikan karakternya. Berapa besar daya rusak seorang ustadz yang membangunkan umat raksasa yang tertidur? Kalkulasi resikonya terlalu besar. Dicari - cari salahnya, maka dapetlah isu anti nkri, intoleran, diskriminatif. Padahal yah.. ustadz ini dikalangan orang pergerakan, tidak pernah berafiliasi kepada organisasi apapun. Beliau justru pengurus NU, anggota MUI, hehe. Sayangnya dan kejamnya fitnah, semua tak melihat itu. Intinya Abdul Somad harus di matikan, karakternya.

Maka ditolaklah ia di Bali, maka dipulangkanlah ia di Hongkong. Dikejar dipersekusi, di ancam.. di medsos ia di bully, dihina di caci. Para agen setan kesurupan, mereka kehilangan akal dan cara, hingga sifat asli mereka keluar.

Tapi apa jawab ummat? Umat islam ini umat yang unik, makin ditekan makin bertenaga. Ustadz Abdul Somad makin di fitnah, makin banyak di undang, makin banyak di dengarkan. Jadi kita berdoa saja sembari merapatkan barisan. Kita bangunkan umat yang lama tertidur ini, agar bangun dan bangkit!

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (Surat Ali 'Imran, Ayat 110) 


Batangtoru, 27 Desember 2017

Tulisan : Muhammad Ilham , Judul Asli : Daya Rusak Ustadz Abdul Somad
Share:

Selasa, 26 Desember 2017

Santap Hidangan di Pendopo Gubernur Aceh, UAS Makan Gunakan Tangan


Sebuah photo beredar di media sosial saat Ustadz Abdul Somad (UAS) memenuhi undangan makan di pendopo Gubernur Aceh. Photo tersebut menjadi viral dan menjadi pembahasan warganet. Dalam photo terlihat UAS menikmati makan hidangan khas Aceh bersama gubernur Aceh Irwandi Yusuf, didampingi sejumlah tokoh ulama dan pejabat Aceh. 

Namun yang menarik adalah, ustadz Abdul Somad terlihat menyantap makanan tetap menggunakan tangan walaupun telah tersedia sendok dan garpu. Kesederhanaan UAS saat makan dengan menggunakan tangan ini mengundang kekaguman warganet. Karena"Dai sejuta viewers dan followers" itu tetap tampil bersahaja walau dalam sebuah momen acara  resmi menjadi tamu pemerintahan.

Mungkin bagi sebagian orang menganggap makan menggunakan tangan adalah hal yang biasa. Tentu saja makan menggunakan tangan, sendok dan garpu maupun menggunakan sumpit adalah pilihan masing-masing orang tergantung kenyamanan dalam menikmati hidangan dan tidak ada yang perlu disalahkan. Selama sebelum makan tidak lupa membaca Basmallah dan menyuap makanan ke mulut menggunakan tangan kanan. 

Namun demikian makan menggunakan tangan, selain mengikuti sunnah Rasul ternyata juga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Bahkan hal ini telah di akui pakar kesehatan dan dokter dari dunia barat.

Makan Menggunakan Tangan Lebih Sehat Daripada Menggunakan Sendok Garpu

Makan menggunakan tangan tentu terdengar aneh dan primitif serta pasti banyak orang yang merasa tidak tertarik melakukannya. Namun, cara yang disebut “primitif” itu ternyata merupakan cara makan yang lebih sehat, dan percaya atau tidak, cara itu ternyata dapat menjaga kondisi kesehatan Anda.
Tahun 2015 situs healthierwayoflife.com menyampaikan hal ini sebagai penemuan baru yang begitu mencengangkan.
Padahal terkait sunnah yang satu ini, Rasulullah ﷺ sudah mencontohkannya kepada kita jauh-jauh hari: Dari Ka’ab bin Malik dari ayahnya ia mengatakan, “Rasulullah ﷺ itu makan dengan menggunakan tiga jari dan menjilati jari-jari tersebut sebelum dibersihkan.” (HR. Muslim No. 2032 dan lainnya)
Lebih lanjut Healthier Way of Life menjabarkan beberapa manfaat makan menggunakan tangan tanpa sendok dan garpu, yaitu:
Mencegah Diabetes Tipe 2
Orang-orang yang makan dengan cepat beresiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Umumnya, jika Anda menggunakan garpu dan pisau maka Anda makan lebih cepat daripada makan dengan tangan Anda. Oleh karena itu, sebisa mungkin akan lebih baik jika Anda senantiasa makan dengan cara “primitif”.
Selain itu, Anda hanya dapat meyuap sepotong irisan makanan ketika Anda makan dengan tangan Anda, sementara jika Anda makan menggunakan garpu Anda, Anda dapat mengambil 5-6 potong sekaligus. Dan, Anda akan makan lebih lambat dengan tangan Anda daripada mengguankan garpu.
Meningkatkan Kinerja Sistem Pencernaan
Ini mungkin terdengar aneh, tapi makan dengan jari-jari Anda dapat meningkatkan kinerja sistem pencernaan juga karena ketika Anda mencuci tangan dengan sabun, semua bakteri jahat dibasmi sedangkan bakteri baik tetap ada di tangan Anda, yang bisa sangat sehat untuk usus Anda.
Selain itu, makan dengan jari-jari Anda bisa mengirimkan sinyal ke otak mengenai makanan yang Anda makan, apakah itu padat atau lembut, panas atau dingin, sehingga mempersiapkan sistem pencernaan untuk mencerna makanan tersebut.
Mencegah Makan Terlalu Banyak
Orang-orang yang makan dengan tangan memiliki berat badan yang lebih seimbang karena mereka tidak makan terlalu banyak. Akan menjadi sangat baik untuk anak-anak, jika orangtua mereka mengizinkan mereka untuk makan dengan tangan saja. Ini dianggap sebagai cara paling aman untuk mempertahankan berat badan normal.
Selain itu, orang-orang yang makan sambil melakukan sesuatu yang lain, seperti menonton TV, akan makan lebih banyak makanan daripada mereka yang fokus duduk dan makan saja.
Ketika Anda makan dengan tangan Anda, Anda tidak dapat melakukan hal lain karena tangan Anda tidak bersih dan atau sibuk. Oleh karena itu, Anda hanya terfokus pada proses makan dan Anda akan tahu berapa banyak makanan yang Anda makan dan kapan saatnya untuk berhenti.
Apa Makna Sunnah Makan dengan Tangan?
Di antara sunnah Nabi ﷺ, adalah makan dengan menggunakan tangan kanan dengan tiga jari. Diriwayatkan dari Ka’ab bin Malik, dari bapaknya, beliau mengatakan; “Rasulullah ﷺ itu makan dengan menggunakan tiga jari tangan kanan dan menjilati jari-jari tersebut sebelum dibersihkan.” (HR Muslim no. 20232 dan lainnya)
Tentang hadist di atas, Ibnu Utsaimin radhiallahu anhu mengatakan: “Dianjurkan untuk makan dengan tiga jari, yaitu jari tengah, jari telunjuk, dan jempol, karena hal tersebut menunjukkan tidak rakus dan ketawadhu’an. Akan tetapi hal ini berlaku untuk makanan yang bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari.
Adapun makanan yang tidak bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari, maka diperbolehkan untuk menggunakan lebih dari tiga jari, misalnya nasi. Namun, makanan yang bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari maka hendaknya kita hanya menggunakan tiga jari saja, karena hal itu merupakan sunnah Nabi ﷺ.” (Syarah Riyadhus shalihin Juz VII hal 243)
Sementara itu, dalam sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh Dr Charles Gerba dari University of Arizona dikatakan bahwa kita tidak mungkin menghalangi kuman dan bakteri masuk ke dalam lingkungan kita. Namun kita bisa memerangi kuman dengan cara mencuci tangan setiap sebelum dan selesai beraktivitas.
Dan, seperti dipublikasikan paparetta.wordpress.com, pada bulan Oktober 2010 lalu. Makan menggunakan tangan terbukti lebih menyehatkan. Karena dalam tangan, terdapat enzim RNAse yang dapat mengikat bakteri, sehingga tingkat aktivitasnya sangat rendah ketika masuk bersama makanan ke saluran pencernaan tubuh.
Pada dasarnya, tujuan utama enzim RNAse ini digunakan dalam analisis genetik, dengan tujuan mendegradasi RNA, sehingga yang tinggal dari sebuah sel hidup adalah DNA-nya.
Enzim ini selalu terkandung dalam jari-jari dan telapak tangan manusia, sehingga –dengan asumsi sudah dilakukan upaya menghigieniskan tangan sebelumnya– proses penyuapan makanan ke dalam saluran pencernaan akan mengikutkan enzim yang bisa mengikat sel bakteri agar aktivitasnya tidak maksimal.
Begitu makanan masuk ke saluran pencernaan, maka enzim ini akan ikut mengikat pergerakan bakteri hingga ke saluran pembuangan. Sebaliknya, jika manusia makan menggunakan alat perantara seperti sendok dan garpu, maka tidak ada yang bisa menahan laju aktivitas bakteri yang terkandung, baik di makanan atau alat makan itu sendiri. MasyaaAllah.
Share:

Akhir Hayat Tragis Seorang Waria. Hidup Menyusahkan, Mati Merepotkan !




Tulisan ini merupakan status akun Facebook saya yang sudah di hapus pihak media sosial Pro - LGBT tersebut, disusul di blokir-nya akun saya selama 2 x 24 jam. (Hahahaha...) 

So, Kenapa saya tetap menggunakannya? Karena saya ingin membuat Facebook menjadi "Senjata Makan Tuan" bagi mereka, dalam mengkampanyekan Anti LGBT di Indonesia, khususnya kampung halaman saya Nanggroe Aceh Darussalam. 



Melalui Blog pribadi ini, saya akan coba menulis kembali apa yang saya posting dalam status yang saya update 25 Desember 2017, dengan beberapa perubahan bahasa penyampaian.


Peringatan: Tulisan yang akan anda baca ini mengandung unsur vulgar, hanya untuk dibaca sahabat facebook yang berusia 23 tahun ke atas. 

Sejak deklarasi Gerakan Anti LGBT Aceh (GALA) kami menerima sejumlah laporan dari masyarakat tentang aktifitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender/ Transeksual) di Aceh, terutama kegiatan kaum waria (pria berpenampilan wanita). Baik itu yang terang-terangan maupun terselubung.

Salahsatunya kisah seorang ibu di Banda Aceh yang bercerita kejadian di Gampong nya (sebutan untuk desa di Aceh). Beberapa waktu lalu di desanya (nama tidak saya sebutkan untuk "menjaga kode etik jurnalistik" kata Ustadz Abdul Somad), ada seorang waria meninggal dunia. Karena dia seorang muslim atau muslimah (ntahlah) maka dilaksanakan fardhu kifayah. 

Awalnya warga memutuskan dia sebagai sebagai janazah laki-laki dengan nama Fulan bin Fulan (sesuai KTP) dan akan dimandikan oleh warga laki-laki (pemain tim inti). Masalah muncul saat kelompok Teungku (sebutan tokoh agama di Aceh) melepaskan pakaian janazah, mereka kaget melihat payudara atau buah dada alias Boh Tek janazah berukuran besar, seperti milik kaum hawa. (Mungkin udah disuntik adonan pengembang kue Bolu, ntah lah).

Karena merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut, lalu di putuskan bersama proses memandikan janazah dilaksanakan kaum ibu (pergantian pemain). Awalnya berjalan lancar. Namun saat proses membersihkan mulai di area tubuh bagian bawah, giliran ibu-ibu yang kaget dan merasa malu, karena ternyata janazah memiliki "lonceng" alias penis atau buah zakar. Suasana heboh. Lalu kembali di adakan musyawarah dan di putuskan proses pemandian akan dilanjutkan oleh kaum bapak tadi (pergantian pemain lagi). Hingga semua proses fardhu kifayah selesai dilaksanakan. 

Itulah sekelumit kisah nyata dan realita akhir hayat waria di Aceh dan sangat mungkin terjadi di daerah lain. Betapa kaum LGBT species waria begitu meresahkan, saat hidup menjadi penyakit sosial dan moral bagi masyarakat, hingga mati pun masih merepotkan warga. 

Dan ini bukan hal baru, karena kerusakan dan peringatan bahayanya LGBT telah terjadi sejak jaman umat Nabi LUTH Alaihi Salam, hingga negeri Sodom mendapat azab Allah. 

Sekarang bagaimana menurut anda? 
Apakah masih menganggap kehadiran waria dan komunitas LGBT adalah hal yang harus dimaklumi dan dibiarkan karena merujuk pada Hak Asasi Manusia?
Lalu bagaimana dengan Hak Manusia yang di rusak oleh mereka dan generasi muda yang hancur moralnya karena terpengaruh akhlak laknat mereka?
Bagaimana dengan Hak Hidup para orangtua yang perih dan hancur melihat anak-anaknya terjerumus dalam kehidupan tidak bermoral dan beradab tersebut?
Apakah itu tidak bertentangan dengan Pancasila khususnya sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab?

Tidak perlu di jawab. Semua terserah anda, apakah Peduli masa depan putra-putri anda, apakah Sayang dengan generasi masa depan Aceh dan bangsa Indonesia, apakah taat pada hukum Agama  dan menghindari azab Allah. 

Kalo Aku sih,..NO !! 



Tidak butuh argumentasi sampah LGBT seperti "Jerami TetekTitid" yang berdalih soal rental rahim untuk memiliki keturunan. (itu mau beranak apa nyewa VCD Bajakan sih,..pake rental segala). 
Saya juga tidak suka berdebat dan menanggapi "nyinyiran" pro - LGBT, karena otaknya udah penuh dengan "anu" karena keseringan "nyedot dubur". 

"Orang Jahil (bodoh) berbicara dan mencerca kepadaku dengan segenap kata-kata  kejelekan.
Akupun Enggan Menjawabnya.
Dia Semakin pandir memperlihatkan kejahilan dan akupun semakin bersabar.
Seperti Gaharu kayu wangi, semakin dibakar semakin bertambah harum."

"Berkatalah sekehendakmu untuk menghina kehormatanku,
Diamku dari orang hina adalah suatu jawaban.
Bukanlah artinya aku tidak mempunyai jawaban,
Namun tidak pantas bagi Singa meladeni Anjing menggonggong."

(Imam Syafi'i Rahimahullah)
Share:

Terima Kasih Hari ini Anda Pembaca ke:

REPORTER TV