𝐌𝐄𝐃𝐈𝐀 𝐑𝐄𝐏𝐎𝐑𝐓𝐀𝐒𝐄 𝐆𝐋𝐎𝐁𝐀𝐋


🅿🅴🅼🅱🅰🅲🅰

Selasa, 12 Desember 2023

Warga Aceh Tolak Pengungsi Rohingya jadi Sorotan Media Al Jazeera

 


THE REPORTER, Banda Aceh - Penolakan masyarakat Aceh terhadap kedatangan pengungsi muslim Rohingya mendapat sorotan dari media-media internasional.

Kantor berita yang berbasis jazira Arab - Qatar, Al Jazeera misalnya, melaporkan bahwa masyarakat Aceh sebelumnya menerima pengungsi Rohingya ini dengan penuh kehangatan.

Namun ketika gelombang kedatangan terjadi pada pertengahan November 2023, masyarakat Aceh mulai menyuarakan penolakan.

“Masyarakat Aceh di Indonesia sebelumnya menerima pengungsi, ketegangan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kedatangan,” laporan Al Jazeera yang diposting pada Minggu (10/12/2023).

Diketahui, sebanyak 315 orang lebih tiba dalam dua gelombang pada Minggu (10/12/2023) di Aceh.

Satu kapal berisi 135 muslim Rohingya mendarat di kawasan Pantai Kreung Raya, Aceh Besar

Sementara kapal lainnya mendarat di pantai Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Pidie dengan jumlah 180 orang.

Kedatangan ini menambah rentetan jumlah kedatangan pengungsi Rohingya di Aceh sejak November 2023.
Jika ditotalkan, sudah ada 8 gelombang kedatangan pengungsi Rohingya sejak pertengahan November 2023 di Aceh, dengan jumlah hampir mencapai 2000 pengungsi.

“Kami hanya ingin mencari tempat yang aman,” kata seorang pengungsi kepada Al Jazeera di tempat penampungan sementara di bibir pantai.

“Kami tahu kami mungkin mati di laut, tapi akhirnya kami selamat. Hanya itu yang kami inginkan untuk anak-anak kami,” katanya lagi.

Media itu juga menulis sub judul ‘Pantai yang tidak ramah’ dalam pemberitaan tersebut.

Dalam laporannya, dikatakan bahwa penduduk di Aceh tidak akan menyediakan dana, perbekalan, atau perlindungan bagi pengungsi Rohingya yang datang.
 

“Mereka (penduduk di Aceh) juga tidak ingin mereka (pengungsi Rohingya) tinggal di daerah tersebut,” tulisnya.

Media itu juga mengutip pernyataan Pemerintah daerah di Pidie yang mengatakan bahwa mereka tidak akan bertanggung jawab menyediakan tenda, atau kebutuhan dasar lainnya, atau menanggung biaya apa pun bagi para pengungsi.

Media itu juga mengutip pernyataan warga Aceh, Rijalul Fitri, kepala desa Blang Raya di Aceh.

Mereka tidak ingin pengungsi Rohingya berada di desa mereka.

“Kami begadang semalaman agar tidak mengizinkan mereka berlabuh (dan mendarat), tapi mereka tiba,” katanya.

Fitri bersikukuh para pengungsi harus direlokasi. “Mereka tidak bisa tinggal di sini,” katanya.

Al Jazeera juga menyoroti aksi demonstrasi di Kota Sabang yang menolak keberadaan pengungsi Rohingya.

“Lebih dari 100 pengunjuk rasa terjadi di Kota Sabang di Aceh, di mana terdapat tempat penampungan sementara, bentrok dengan polisi saat mereka menyerukan agar pengungsi Rohingya direlokasi” tulisnya.


 Fitri mengutarakan kepada media itu bahwa warga Aceh ini orang miskin dan kenapa mereka tidak menggunakan uang perjalanan itu untuk membantu masyarakat Aceh.

“Kami menolak Rohingya,” kata pengunjuk rasa lainnya.

“Kami ingin mereka dipindahkan secepatnya. Kami tidak ingin tertular penyakit yang mereka bawa,” ujarnya.

Sementara itu, Badan PBB urusan Pengungsi (UNHCR), Faisal Rahman, mengatakan organisasi tersebut telah berusaha meyakinkan masyarakat setempat.

“Kami terus menjelaskan situasi ini kepada masyarakat dan memastikan bahwa mereka tidak akan terbebani dengan penanganan pengungsi,” katanya, mengakui bahwa tempat penampungan yang ditunjuk melebihi kapasitas.

Namun pemerintah berupaya menyediakan tempat berlindung karena jumlah pengungsi yang datang sangat tinggi.

PBB mengatakan kondisi sulit dan peningkatan kejahatan di Bangladesh serta memburuknya krisis di Myanmar adalah alasan peningkatan arus pengungsi.

Para ahli memperkirakan lebih banyak kapal akan tiba dalam beberapa bulan mendatang.

“Sekitar 75 persen pendatang baru adalah perempuan dan anak-anak,” Emily Bojovic dari kantor badan pengungsi PBB di Asia Tenggara mengatakan kepada Al Jazeera.


sumber artikel: Serambinews

sumber Photo: CNBCindonesia

 

Share:

Sabtu, 09 Desember 2023

Tgk Sofyan Ibrahim Imbau Masyarakat Tidak Terima Suap dari Caleg

 


THE REPORTER, Banda Aceh -  Pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah didepan mata. Masa kampanye terbuka bagi partai politik dan calon legislatif (caleg) telah berlangsung diseluruh Indonesia.


Tidak terkecuali di Provinsi Aceh, yang lain Partai Nasional juga dimeriahkan dengan keikutsertaan sejumlah partai lokal. 


Dalam masa kampanye, berbagai cara dilakukan para caleg untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Disamping memasang baliho, spanduk, umbul-umbul, bendera,stiker hingga kartu nama, yang dibagikan kepada rakyat di wilayah pemilihannya.


Termasuk salahsatu cara yang sudah menjadi rahasia umum, yaitu ‘money politic’ atau politik uang. Dimana para caleg, baik secara langsung maupun melalui tim sukses pemenangan, membagikan sejumlah uang, atau berupa barang, sembako dan materi lainnya kepada masyarakat, berharap untuk dipilih. 

Atau dengan kata lain, Membeli Suara Rakyat.

 


Menanggapi hal tersebut, Tgk. Sofyan Ibrahim, salahsatu caleg DPRA dari Partai Adil Sejahtera (PAS), menyatakan menentang keras praktik politik uang ini, karena bertentangan dengan tuntunan agama Islam.


Menurut sosok yang akrab disapa Tgk Sofyan Nyak Ubit ini, politik uang akan menghasilkan wakil rakyat yang tidak amanah nantinya. Dirinya menyatakan akan berjuang melawan “caleg sogok” dengan mengajak masyarakat untuk tidak menerima apapun dari caleg.


“Walaupun hal ini berat dan banyak tantangan dan seakan tidak mungkin, namun masyarakat harus menyadari bahwa Pemimpin atau anggota dewan yang bersih lahir dari pemilih yang bersih, sementara wakil rakyat yang dipilih karena sogok atau suap, berpotensi tidak amanah dalam menjalankan kepercayaan masyarakat,” tegas Tgk. Sofyan yang saat ini masih menjadi Guru Dayah Assasunnajah Ateuk Lueng ie, kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.


Lebih lanjut, Tgk Sofyan menyampaikan dirinya ikut berpolitik dalam barisan para ulama Aceh khususnya.


 



“Kami memutuskan terjun untuk berpolitik bukan sekedar untuk menjadi anggota dewan, tapi dengan politik lebih besar ruang untuk berbuat dan mengajak mencari pemimpin yang lebih baik yang bersinergi dengan para ulama, dalam segala pengambilan kebijakan untuk kepentingan rakyat. Itu yang dibutuhkan Aceh saat sekarang,’’ demikian Tgk. Sofyan Ibrahim, caleg DPRA dari Partai Adil Sejahtera (PAS), Dapil 1 Aceh meliputi Banda Aceh-Aceh Besar dan Sabang, Pileg 2024.(*)




Biodaya Tgk. Sofyan Ibrahim (Nyak Ubit)

 
Tempat, Tgl Lahir: Jambo Lubok, Aceh Timur, 7  Maret 1982
Anak ke 3 dari 5 bersaudara.


Ayah: Ibrahim Nyak Ubit
Ibu: Miladiah


Istri: Maghfirah
Anak:
1. Ahmadul khatiib
2. M. Yusuf
3. Aminah
4. Abdullah

Pendidikan
SD Negeri 1 Alue ie Mirah
SMP 1 Julok, Kuta Binje, Aceh timur
Dayah Darul Muarrif Lam Ateuk, Kuta Baro, Aceh Besar 1998 - 2005

Profesi:
Guru Dayah Assasunnajah Ateuk Lueng ie, Ingin Jaya, Aceh Besar, 2010 s/d sekarang.
Guru dan pimpinan Zikir beberapa Majlis Ta'lim di Banda Aceh dan Aceh besar

Koordinator Sirul Mubtadin Banda Aceh - Aceh Besar periode 2018 – 2023 (Mengundurkan diri  untuk Maju Calon DPRA Pemilu 2024)


Calon Legislatif (Caleg) DPRA dari Partai Adil Sejahtera (PAS)
Dapil 1 Aceh meliputi Banda Aceh-Aceh Besar dan Sabang, Pemilu Legislatif 2024.


Share:

Jumat, 08 Desember 2023

Aksi Partner Berbagi Aceh, Borong Dagangan Pedagang Kecil Bagi Gratis ke Warga



THE REPORTER, Banda Aceh – Sekelompok anak muda yang menamakan diri Parter BerBagi (PBB) melakukan aksi sosial mengagumkan, di jalan Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, Jumat Sore, 8 Desember 2023.

Mereka memborong  dagangan seorang ibu penjual mie yang biasa mangkal di depan Kantor Keuchik Punge Blang Cut, lalu membagikan secara gratis kepada warga. 

 


 

Tak ayal, aksi ini mendapat sambutan antusias dari sejumlah orang, baik yang sedang nongkrong di Warkop hingga pengendara yang kebetulan melintas dan melihat anggota komunitas PBB mengundang mereka mampir dengan kertas bertulis “GRATIS”.


Tidak berselang lama, seluruh dagangan mie goreng plus angkringan yang biasa dijual seharga 5 ribu rupiah perbungkus, habis dibagikan.


 

Salahseorang relawan Komunitas Partner BerBagi, Wilda menyampaikan, kegiatan serupa dilakukan setiap hari jumat, berpindah pada beberapa lokasi di Aceh.


“Memborong dagangan pedagang kecil dan membagikan kepada warga kami lakukan sebagai bentuk membantu para pedagang, sekaligus bersedekah untuk siapa aja yang mau menerima,” jelasnya.
Wilda mengatakan, komunitas Partner BerBagi yang terdiri dari anak muda ini sudah beraktifita selama setahun dengan berbagai kegiatan sosial. Seperti sedekah Jumat dan aksi membantu korban bencana alam di Aceh.


 

“Kegiatan PBB murni untuk aksi sosial komunitas pemuda, dimana sumber dana juga berasal dari anggota dan relawan, serta donatur yang menyumbang melalui media sosial kami, di Instagram Partner BerBagi,” jelas Wilda.(*)



Share:

PB IMADA Reborn Dilantik, Ketum Rozy Mahasiswa dari USK dan Sekjen Taqwa dari UIN Arraniry

 


THE REPORTER, Banda Aceh –  Pengurus Besar Ikatan Mahasiswa Dayah Aceh (PB IMADA) periode 2023 - 2025 dilantik oleh Ketua Umum DPP ISAD Aceh Tgk Mustafa Husen Woyla, S.Pd.I , pada rangkaian kajian Aktual  Tasatafi Banda Aceh, ISAD dan HIPSI di Hotel Kyriad Muraya, Banda Aceh, 7 Desember 2023, malam.

Teuku Muhammad Radja Fuady, ketua panitia pelantikan, mengatakan rangkaian acara juga dipeusijuk (ditepung tawari) oleh para tokoh, diantaranya, Tgk Alizar Usman, Ketua Pembina IMADA, Tgk H Musannif Sanusi, SE., SH ketua Pemuda Islam Indonesia dan ketua Yayasan Darul Ihsan Abu Krueng Kalee dan Tgk Akmal Abzal, Sekretaris Dewan Pembina IMADA.

Ketua Umum PB IMADA, Tgk  Rozy Munawir, dalam kata sambutan pelantikan mengatakan, dengan dilantiknya sebagai Dewan Pengurus Harian PB IMADA, kami siap gemakan dan mashurkan ke seluruh wilayah Aceh untuk memperjuangkan nilai nilai islam dalam kehidupan bermasyarakat.

“Dan perlu kami tegaskan, IMADA adalah wadah perkumpulan seluruh mahasiswa alumni dayah Aceh, baik itu dari dayah modern maupun dayah salafi, yang melanjutkan pendidikan di universitas di jenjang D1 sampai D3 dan S1, tidak ada perbedaan dalam IMADA antara alumni dayah moderen dan alumni dayah salafi karena kedua model dayah tersebut mempunyai tujuan yang sama dalam encerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan ajaran islam dan tujuan kita ialah menegakkan syariat islam di Aceh secara Kaffah.” lanjutnya.

Ketua Dewan Pembina PB IMADA,  Tgk Alizar Usman, S.Ag, M.Hum dan juga ketua periode pertama tahun 2001 dalam kata sambutan pelantikan mengatakan,

Melihat semangat para mahasiswa terlantik saya teringat sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia, cepat terwujud atas desakan pemuda kepada Soekarno. Jika dilihat peran pemuda, tidak ada bangsa, negara dan lembaga/ormas yang maju tanpa sentuhan tangan pemuda.

"Saya optimis dibawah kepemimpinan ketum terlantik Tgk Rozy Munawir dari Universitas Syiah Kuala (USK) dan Tgk Muhammad Taqwa dari UIN Ar-raniry, dua kampus jantung hate masyarakat Aceh IMADA akan kembali berkiprah lebih dari masa-masa kami, walaupun tanpa terlibat jauh para dewan Para Dewan Pembina dan Dewan Presidium, pun demikian, Koordinasi berupa dukungan dan pengawasan tetap harus ada." jelasnya.

 




“Diharapkan setelah dilantik mengadakan  rapat kerja, mengaktifkan sekretariat dan segera bersilaturahmi dengan para  ulama dan rektor perguruan tinggi.” Harap Tgk Alizar

Setelah pelantikan, acara kajian rutin Tastafi  dipandu oleh Tgk As’ady, Lc, MA dengan pemateri Tgk Akmal Abzal, S.H.I sebagai Sekretasi Dewan Pembina PB IMADA dan Dr Teuku Zulkhairi MA dari DPP ISAD dan Mudir Ma’had Aly Babussalam Al Hanafiyah, Matang Kuli dengan tema “Kontribusi Mahasiswa Alumni Dayah Terhadap Masa Depan Aceh yang Unggul Menuju Indonesia Emas"



Selain jamaah kajian Aktual Tastafi, turut dihadiri olah Para Dewan Presidium dan para ketua PB IMADA periode sebelumnya, Tgk Tabrani, Tgk Bustamam, Tgk Muhammad Iklil, Tgk Hasan Basri, Tgk Chairul Fahmi, Tgk Asqalani Abdul Muthalib dan Tgk Ilham.(*)

Share:

ACEHREPORTER.COM

VIDEO LEGEND