Kamis, 31 Agustus 2017

Peduli Rohingya, Dosen Aceh ini Surati Presiden Jokowi

 
Yang Terhormat :
Presiden Republik Indonesia
Bapak JOKO WIDODO
di- JAKARTA,-

Assalamua'laikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bapak Presiden Jokowi yang saya Banggakan. 
Sebelumnya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena telah memberanikan diri menyurati Bapak di saat mungkin Bapak sedang disibuki oleh tugas-tugas Negara yang tidak ringan dan penuh kompleksitas. Sekali lagi, saya mohon maaf Bapak Presiden.

Bapak Presiden yang Sangat saya Kagumi.
Terus terang, hari-hari terakhir ini saya merasakan keharuan, keprihatinan, bahkan keperihan hati yang tak terkira tiap saat saya membaca dan melihat derita yang sedang dialami oleh Saudara Seiman, Kaum Muslim Rohingya di Myanmar. Saya yakin, perasaan yang sama juga dirasakan oleh Saudara-saudara saya yang lain, termasuk juga oleh Bapak Presiden yang mulia.
Perasaan yang haru biru ini saya utarakan bukanlah berlebihan, Bapak Presiden. Hati siapa yang kuat melihat ragam bentuk penyiksaan, perlakuan, hingga pada pembunuhan yang dilakukan oleh pihak yang berkuasa melalui tangan-tangan mereka yang mengaku beragama (para Budhist), yang amat tidak beradab, jauh dari nilai-nilai moral, dan sangat tidak berperikemanusiaan. Betapa banyak orang yang tidak berdosa harus meregang nyawa, hanya karena nafsu dan ambisi mereka yang tidak mencerminkan sikap kaum beragama. Ini belum termasuk mereka yang harus terusir dari tempat tinggalnya dan terpaksa mengungsi entah ke mana, tak jelas nasib dan masa depannya.

Bapak Presiden yang saya Teladani.
Bagaimana sanggup hati ini memandang seorang anak Balita yang tidak tahu apa-apa tentang dunia ini, tapi diperlakukan seperti anjing, dililit talinya di lehernya, lalu diarahkan merangkak di depan para Biksu yang terlihat seperti bergembira puas memandang si anak tadi. Bagaimana hati ini sanggup memandang mayat-mayat anak kecil Muslim Kaum Rohingya tergeletak dengan kucuran darah segar, layaknya binatang yang baru disembelih, setelah rumah kediamannya dibakar dan harta mereka dimusnahkan.

Allahu Akbar. Allahu Akbar. Allahu Akbar..
Manusia apa itu, para pelakunya? Manusiakah mereka, atau apa? Ke manakah nurani mereka? Haruskah mereka berperilaku sebrutal itu untuk kaum Rohingya, termasuk bagi anak-anak kecil Muslim Rohingya itu?

Bapak Presiden yang Berhati Mulia.
Tidak ada ajaran agama yang mengajarkan sifat-sifat biadab dan penuh sadis begitu. Saya dan kami yang berdiam di Tanah Aceh, juga di Tanah Air ini, yang mayoritas beragam Islam tidak pernah melakukan kekejaman sesadis itu untuk mereka yang tak seiman. Saya dan kami sangat menghargai arti keberagaman. Teman-teman saya banyak yang Non Muslim juga, namun kami hidup berdampingan dengan interaksi sosial yang baik dan harmonis. Agama adalah tuntunan yang diwariskan sesuai dengan Takdir Allah SWT. Salahkah jika mereka, kaum Rohingya menjadi Muslim, menganut Islam sebagai agama mereka? Patutkah juga jika kami yang mayoritas di Tanah Air ini (Muslim) harus memaksa mereka yang minoritas (Non Muslim) untuk mengalihkan Keyakinan yang mereka anut selama ini? Tentu tidak Bapak Presiden yang Mulia.

Bapak Joko Widodo yang Penyayang dan Bersahaja.
Diakhir nukilan singkat ini, saya amat bermohon kepada Bapak Presiden untuk merespon tragedi buruk yang kini sedang menimpa Kaum Muslim Rohingya di Myanmar. Tragedi yang benar-benar amat menyayat dan memilukan hati. 
Saya tidak paham, bagaimana langkah cepat dan tegas sesegera mungkin yang dapat dan harus Bapak Presiden lakukan. 
Setahu saya, Bapak adalah seorang presiden dari sebuah negara yang berdaulat dengan rakyatnya yang mayoritas beragama Islam (Muslim). Rasanya semua Saudara yang Seiman di Tanah Air, juga di Dunia, saat ini sedang menanti perhatian dan perlakuan untuk menyelamatkan Kaum Muslim Rohingya.
Derita Muslim Rohingya adalah derita kita Muslim semua. Bahagia Muslim Rohingya juga kebahagiaan kita semua.

Bapak Presiden Joko Widodo yang Amat saya Hormati.
Saya tidak tahu, apakah surat ini akan sampai ke hadapan Bapak Presiden. Sungguh saya benar-benar tidak tahu. Namun, setelah menulis surat ini perasaan saya sedikit lebih tenang, kendati rasa haru mendalam masih menyesakkan dada saya. Terus terang, saya adalah seorang guru/pendidik. Saya bukan orang partai, atau aktivis kemanusiaan. Semua yang saya tulis ini murni ungkapan hati saya kepada Bapak Presiden selaku pemimpin, yang juga presiden pilihan saya.
Mohon maaf, jika ada nuansa yang tidak indah dalam nukilan ini, sehingga membuat Bapak Presiden tidak nyaman karenanya. Sekali lagi, mohon maaf Bapak Presiden. 
Saya berdoa semoga Bapak selalu dalam keadaan sehat walafiat dan tetap dalam lindungan Allah Subhanahu Wata'ala. Aamiinn.

Banda Aceh, 30 Agustus 2017
Wassalam,

Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Syiah Kuala
Pengamat Ekonomi Aceh.





★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★

Share:

Rabu, 19 April 2017

Ada "Lomba Sadaqah" Setiap Pagi di Makkah Al Mukarramah


Ini adalah pengalaman yang selalu membuat saya terharu jika mengunjungi Masjidil Haram dalam melaksanakan ibadah Umrah, menjadi pendamping jamaah umrah Elhanief Travel. Setiap pagi usai shalat subuh ratusan jamaah yang baru pulang dari masjid mengantri di depan restoran yang berjejer sepanjang jalan. Pertama sekali melihat pemandangan ini, saya mengira  mereka mengantri untuk membeli sarapan.

Ketika saya mengamati lebih dekat, ternyata setiap restoran  membagikan sarapan pagi seperti nasi Briani khas Arab, Kebab dan minuman. Para jamaah pun bersedia antri untuk mendapatkan sedekah dari restoran tersebut, baik yang dibagikan oleh pemiliknya, pelayan bahkan koki restoran.

Tidak hanya makanan, beberapa pemilik restoran juga ada yang membagikan sedekah dalam bentuk uang kepada siapapun yang bersedia menerima, selama mengantri dengan tertib. Biasanya sedekah yang di bagikan dalam bentuk lembaran uang 5 riyal atau sekitar 3.500 rupiah per-orang. Jamaah yang sudah menerima sedekah dalam bentuk uang maupun makanan langsung keluar dari antrian menikmati sarapan dan tidak ada yang kembali antri untuk mendapatkan tambahan sedekah. 



Namun sejauh amatan saya, tidak ada jamaah dari Indonesia yang ikut dalam antrian penerima sadakah, karena memang sudah mendapat jatah sarapan yang disediakan hotel tempat menginap. Umumnya jamaah yang ikut antri berasal dari negara-negara yang tergolong miskin di sekitar Arab Saudi. Mereka melaksanakan ibadah umrah melalui jalur darat dengan menumpang bus atau truk beramai-ramai, bahkan  menginap saja di lingkungan masjid atau menyewa satu kamar hotel untuk 5 hingga 7 orang.

Berlomba Sedekah di pagi hari sudah menjadi kebiasaan restoran di sekitar Masjidil Haram. Selain untuk mengharapkan berkah dari usaha mereka di hari itu, sedekah ini juga untuk menjamu jamaah yang memang membutuhkan sarapan. 


Yang mengharukan, jika ada restoran yang sudah mempersiapkan sedekah makanan namun belum habis dibagikan, mereka akan bersedih dan terus mencari siapa lagi yang mau menerima sedekah mereka. Masya Allah. 


Rasulullah SAW, bersabda "Para Malaikat senantiasa berdoa di setiap pagi hari  "Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang bersedekah / berinfak''(HR. Imam Bukhari)

Ibunda tercinta sedang memotong rambut Saya  "Tahallul " Usai melaksanakan ibadah Umrah Sunat 

Semoga kisah ini menginspirasi pembaca untuk membiasakan bersedekah khususnya di pagi hari yang memiliki banyak keutamaan, diantaranya dijauhkan dari bala dan bencana pada hari tersebut.
Semoga setiap anda dapat menjadi tamu Allah mengunjungi Tanah Suci baik melaksanakan ibadah Umrah dan Haji.


catatan : Semua Photo merupakan Dokumen Pribadi Penulis



Share:

Minggu, 12 Februari 2017

Surat Warga Aceh untuk Warga Jakarta (Pilkada Gubernur Jakarta 2017)


Kepada Yth Sahabat dan saudara Saudara Saya Warga Jakarta

Banyak yang nanya, "ngapain sih Orang Orang Aceh ikutan Rese ikut campur soal Pilkada Jakarta...?"
Oke, saya sebagai orang Aceh yang pendidikannya paling rendah n kerjanya cuma jualan spanduk di warung kecil kecilan...akan menjawab gini....
Pertama , Anda harus pahami sejarah, bahwa Jakarta yang dulunya bernama Jayakarta atau oleh Kompeni Belande disebut Batavia ampe di juluki Betawi...itu didiriikan oleh Orang Aceh bernama Fatahillah, tepatnya dari Kesultanan Pasee
(Silahkan tanya Guru Sejarah SD anak Anda )
Maka kami ikut peduli n ikut bertanggung jawab memelihara Kota yang dibangun leluhur kami.
Jadi Yang ga suka Kami orang Aceh ikut Campur....
SILAHKAN ENYAH DARI JAKARTA !!!

Kedua, Fatahillah adalah Seorang Ulama Besar, yang menguasai banyak bidang Ilmu Agama dan masuk dalam Generasi Wali Songo bersama beberapa Sunan.
(Silahkan pelajari Sejarah Islam Nusantara)
Jadi yang merasa Anti Ulama...
SILAHKAN ENYAH DARI JAKARTA !!!

Ketiga, Fatahillah yang lahir dengan nama Maulana Fadhillah merupakan keturunan Arab. Beberapa catatan sejarah menyatakan beliau masih memiliki garis keturunan dari ulama besar Arab, bahkan ada yang menulis sebagai keturunan keluarga Nabi Muhammad.
(silahkan baca buku sejarah di perpustakaan pesantren)
Jadi pendatang yang numpang hidup di Jakarta dan merasa Anti Arab, khususnya yang Alergi banget ama Arab...
SILAHKAN ENYAH DARI JAKARTA !!!!!

Keempat, Dalam Masa Penjajahan, Saat Ibukota Jakarta dan wilayah Nusantara lain sudah nyaris jatuh dikuasai penuh oleh Belanda, Presiden Sukarno sengaja datang ke Aceh dan Memohon...(ane ulangi) MEMOHON dibelikan Pesawat untuk modal perjuangan. Karena kecintaan pada NKRI, Nenek moyang kami orang Aceh pun membelikan walau ampe harus menyumbang Gigi Palsu dari Emas miliknya.
(silahkan liat sejarah, tanya google kalo gak caya)
Jadi kalo ada yang masih sebel n lupa balas budi ama Orang Aceh...
SILAHKAN ENYAH DARI JAKARTA !!

Kelima...
Udah ah....nanti makin puyeng kalian bacanya....ada puluhan poin lagi...
belom ane sebut soal Emas Monas n bangunan bangunan sumbangan Saudagar saudagar Aceh disana....
Jadi... yang mau milih pemimpin TOLONG PILIH yang SEHAT AKAL, PIKIRAN, JIWA dan RAGA. Dan Tentunya Seorang MUSLIM, memuliakan ISLAM dan ALQURAN, serta Menghormati ULAMA.
itu aja permintaan kami...
kalo itupun tidak terpenuhi...
jangan Salahkan Kami Jika Orang Aceh tidak menganggap lagi JAKARTA sebagai Ibukota Negara....!!
Nah loo...
sorry om....di Aceh lagi ngeTrend Ngancam ngancam gitu...

Kuta Raja, 10 Februari 2017

Salam dari Ane...
Deddy Ridwan 
Orang Aceh yang paling rendah sekolahannya..

Share:

Minggu, 25 Desember 2016

Hukum Mengucapkan "Selamat Natal" Menurut Ulama 4 Mazhab

 

Mayoritas ulama salaf dari madzhab empat - Syafi'i, Hanafi Maliki, Hanbali, mengharamkan ucapan selamat pada hari raya non-Muslim. Berikut pendapat mereka:

1. MADZHAB SYAFI'I

Al Imam Ad Damiri dalam Al-Najm Al-Wahhaj fi Syarh Al-Minhaj, "Fashl Al-Takzir", hlm. 9/244, dan Khatib Syarbini dalam Mughnil Muhtaj ila Makrifati Ma'ani Alfadzil Minhaj, hlm. 4/191, menyatakan:)

تتمة : يُعزّر من وافق الكفار في أعيادهم ، ومن يمسك الحية ، ومن يدخل النار ، ومن قال لذمي : يا حاج، ومَـنْ هَـنّـأه بِـعِـيـدٍ ، ومن سمى زائر قبور الصالحين حاجاً ، والساعي بالنميمة لكثرة إفسادها بين الناس ، قال يحيى بن أبي كثير : يفسد النمامفي ساعة ما لا يفسده الساحر في سنة

(Artinya: Ditakzir (dihukum) orang yang sepakat dengan orang kafir pada hari raya mereka, orang yang memegang ular, yang masuk api, orang yang berkata pada kafir dzimmi "Hai Haji", orang yang mengucapkan selamat pada hari raya (agama lain), orang yang menyebut peziarah kubur orang saleh dengan sebutan haji, dan pelaku adu domba karena banyaknya menimbulkan kerusakan antara manusia. Berkata Yahya bin Abu Katsir: Pengadu domba dalam satu jam dapat membuat kerusakan yang baru bisa dilakukan tukang sihir dalam setahun.

Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Al-Fatawa Al-Fiqhiyah, hlm. 4/238-239, menyatakan:

ثم رأيت بعض أئمتنا المتأخرين ذكرما يوافق ما ذكرته فقال : ومن أقبح البدع موافقة المسلمين النصارى في أعيادهم بالتشبه بأكلهم والهدية لهم وقبول هديتهم فيه وأكثر الناس اعتناء بذلك المصريون وقد قال صلى الله عليه وسلم } من تشبه بقوم فهو منهم { بل قال ابن الحاج لا يحل لمسلم أن يبيع نصرانيا شيئا من مصلحة عيده لا لحما ولا أدما ولا ثوبا ولا يعارون شيئا ولو دابة إذ هو معاونة لهم على كفرهم وعلى ولاة الأمر منع المسلمين من ذلك ومنها اهتمامهم في النيروز... ويجب منعهم من التظاهر بأعيادهم

(Artinya: Aku melihat sebagian ulama muta'akhirin menuturkan pendapat yang sama denganku, lalu ia berkata: Termasuk dari bid'ah terburuk adalah persetujuan muslim pada Nasrani pada hari raya mereka dengan menyerupai dengan makanan dan hadiah dan menerima hadiah pada hari itu. Kebanyakan orang yang melakukan itu adalah kalangan orang Mesir. Nabi bersabda ; "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka iabagian dari mereka". Ibnu Al-Haj berkata: Tidak halal bagi muslim menjual sesuatu pada orang Nasrani untuk kemasalahan hari rayanya baik berupa daging, kulit atau baju. Hendaknya tidak meminjamkan sesuatu walupun berupa kendaraan karena itu menolong kekufuran mereka. Dan bagi pemerintah hendaknya mencegah umat Islam atas hal itu. Salah satunya adalah perayaan Niruz (Hari Baru)... dan wajib melarang umat Islam menampakkan diri pada hari raya non-muslim.

 2. MADZHAB HANAFI

Ibnu Najim dalam Al-Bahr Al-Raiq Syarah Kanz Al-Daqaiq, hlm. 8/555,

قال أبو حفص الكبير رحمه الله : لو أن رجلا عبد الله تعالى خمسين سنة ثمجاء يوم النيروز وأهدى إلى بعض المشركين بيضة يريد تعظيم ذلك اليوم فقد كفر وحبط عمله وقال صاحب الجامع الأصغر إذا أهدى يوم النيروز إلى مسلم آخر ولم يرد به تعظيم اليوم ولكن على ما اعتاده بعض الناس لا يكفر ولكن ينبغي له أن لا يفعل ذلك في ذلك اليوم خاصة ويفعله قبله أو بعده لكي لا يكون تشبيها بأولئك القوم , وقد قال صلى الله عليه وسلم } من تشبه بقوم فهو منهم { وقال في الجامع الأصغر رجل اشترى يوم النيروز شيئا يشتريه الكفرة منه وهو لم يكن يشتريه قبل ذلك إن أراد به تعظيم ذلك اليوم كما تعظمه المشركون كفر, وإن أراد الأكل والشرب والتنعم لا يكفر

Artinya: Abu Hafs Al-Kabir berkata: Apabila seorang muslim yang menyembah Allah selama 50 tahun lalu datang pada Hari Niruz (tahun baru kaum Parsi dan Kurdi pra Islam -red) dan memberi hadiah telur pada sebagian orang musyrik dengan tujuan untuk mengagungkan hari itu, maka dia kafir dan terhapus amalnya.

Berkata penulis kitab Al-Jamik Al-Asghar: Apabila memberi hadiah kepada sesama muslim dan tidak bermaksud mengagungkan hari itu tetapi karena menjadi tradisi sebagian manusia maka tidak kafir akan tetapi sebaiknya tidak melakukan itu pada hari itu secara khusus dan melakukannya sebelum atau setelahnya supaya tidak menyerupai dengan kaum tersebut. Nabi bersabda: "Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia bagian dari mereka." Penulis kitab Al-Jamik Al-Asghar berkata: Seorang lelaki yang membeli sesuatu yang dibeli orang kafir pada hari Niruz dia tidak membelinya sebelum itu maka apabila ia melakukan itu ingin mengagungkan hari itu sebagaimana orang kafir maka ia kafir. Apabila berniat untuk makan minum dan bersenang-senang saja tidak kafir.

3. MADZHAB MALIKI

Ibnul Haj Al-Maliki dalam Al-Madkhal, Juz 2/Hal 46-48 menyatakan:

ومن مختصر الواضحة سئل ابن القاسم عن الركوب في السفن التي يركب فيها النصارى لأعيادهم فكره ذلك مخافة نزول السخط عليهم لكفرهم الذي اجتمعوا له . قال وكره ابن القاسم للمسلم أن يهدي إلى النصراني في عيده مكافأة له . ورآه من تعظيم عيده وعونا له على مصلحة كفره . ألا ترى أنه لا يحل للمسلمين أن يبيعوا للنصارى شيئا من مصلحة عيدهم لا لحما ولا إداما ولا ثوبا ولا يعارون دابة ولا يعانون على شيء من دينهم ; لأن ذلك من التعظيم لشركهم وعونهم على كفرهم وينبغي للسلاطين أن ينهوا المسلمين عن ذلك , وهو قول مالك وغيره لم أعلم أحدا اختلف في ذلك

Artinya: Ibnu Qasim ditanya soal menaiki perahu yang dinaiki kaum Nasrani pada hari raya mereka. Ibnu Qasim tidak menyukai (memakruhkan) hal itu karena takut turunnya kebencian pada mereka karena mereka berkumpul karena kekufuran mereka. Ibnu Qasim juga tidak menyukai seorang muslim memberi hadiah pada Nasrani pada hari rayanya sebagai hadiah. Ia melihat hal itu termasuk mengagungkan hari rayanya dan menolong kemaslahatan kufurnya. Tidakkah engkau tahu bahwa tidak halal bagi muslim membelikan sesuatu untuk kaum Nasrani untuk kemaslahatan hari raya mereka baik berupa daging, baju; tidak meminjamkan kendaraan dan tidak menolong apapun dari agama mereka karena hal itu termasuk mengagungkan kesyirikan mereka dan menolong kekafiran mereka. Dan hendaknya penguasa melarang umat Islam melakukan hal itu. Ini pendapat Malik dan lainnya. Saya tidak tahu pendapat yang berbeda.

4. MADZHAB HANBALI

Al-Buhuti dalam Kasyful Qina' an Matnil Iqnak, hlm. 3/131, menyatakan:

 ويحرم تهنئتهم وتعزيتهم وعيادتهم ( ; لأنه تعظيم لهم أشبه السلام .) وعنه تجوز العيادة ( أي : عيادة الذمي ) إن رجي إسلامه فيعرضه عليه واختاره الشيخ وغيره ( لما روى أنس } أن النبي صلى الله عليه وسلم عاد يهوديا , وعرض عليه الإسلام فأسلم فخرج وهو يقول : الحمد لله الذي أنقذه بي من النار { رواه البخاري ولأنه من مكارم الأخلاق .) وقال ( الشيخ ) ويحرم شهود عيد اليهود والنصارى ( وغيرهم من الكفار ) وبيعه لهم فيه ( . وفي المنتهى : لا بيعنا لهم فيه ) ومهاداتهم لعيدهم ( لما في ذلك من تعظيمهم فيشبه بداءتهم بالسلام.

Artinya: Haram mengucapkan selamat, takziyah (ziarah orang mati), iyadah (ziarah orang sakit) kepada non-muslim karena itu berarti mengagungkan mereka menyerupai (mengucapkan) salam. Boleh iyadah kafir dzimmi apabila diharapkan Islamnya dan hendaknya mengajak masuk Islam. Karena, dalam sebuah hadits riwayat Bukhari, Nabi pernah iyadah pada orang Yahudi dan mengajaknya masuk Islam lalu si Yahudi masuk Islam lalu berkata, "Alhamdulillah Allah telah menyelamatkan aku dari neraka." Dan karena iyadah termasuk akhak mulia. Haram menghadiri perayaan mereka karena hari raya mereka, karena hal itu termasuk mengagungkan mereka sehingga hal ini menyerupai memulai ucapan salam.

Wallahu 'A'lamu bis shawaab.
Share:

Terima Kasih Hari ini Anda Pembaca ke:

REPORTER TV