𝐌𝐄𝐃𝐈𝐀 𝐑𝐄𝐏𝐎𝐑𝐓𝐀𝐒𝐄 𝐆𝐋𝐎𝐁𝐀𝐋


🅿🅴🅼🅱🅰🅲🅰

Minggu, 26 Desember 2021

Merinding, Terungkap Karamah Wali Allah Ulama Aceh Abu Woyla Sebelum Terjadi Tsunami

 


Ini adalah Kisah Nyata Seorang Santri Melihat Keramat Abu Woyla Wali Allah Sebelum Terjadinya Tsunami di Aceh

Abu Ibrahim Woyla adalah seorang ulama pengembara yang berasal dari Aceh Barat.

Abu Ibrahim Woyla di kalangan masyarakat Aceh,  juga dikenal dengan nama Abu/Teungku Beurahim Keuramat.

Ketika Abu Ibrahim Woyla meninggal, ribuan orang berkunjung untuk melayat selama 30 hari sebagai tanda bahwa ia sangat dihormati oleh masyarakat.

Abu Ibrahim Woyla dipercaya masyarakat Aceh mempunyai Karomah sebagai Wali Allah.

Diceritakan 15 hari sebelum bencana besar, gempa bumi dan gelombang tsunami melanda Aceh pada 26 Desember 2004.Dilansir portal Majalengka dari kanal YouTube Penerus Para Nabi.

Wali Allah almarhum Abu Ibrahim, mengabarkan kepada muridnya yang bernama Mukhlis, perihal akan datangnya bencana besar itu.

Namun Abu Woyla, hanya memberitahu kepada dua muridnya saja yang selalu mengikuti.
Tetapi Abu Woyla, melarang memberitahukan kepada orang lain. hanya saja Mukhlis, diperintahkan untuk segera mengajak keluarganya untuk pergi dari bibir Pantai.

Mukhlis menceritakan kembali keseharian Abu Woyla, sebelum Tsunami meluluh lantahkan Aceh.
Anehnya, tidak seperti hari-hari biasanya
Abu Woyla sudah jarang makan dan terlihat gelisah.

Pernah suatu ketika Mukhlis dipanggil oleh Abu Woyla, untuk memberitahukan perihal bencana besar, saat itu Mukhlis masih menuntut ilmu di Dayah Pelulanteu Aceh Barat.

"Besar sekali kerja ke depan dan siapa saja yang membuka rahasia Allah maka dia kafir begitu", kata Mukhlis menirukan ucapan Abu Ibrahim.

Mukhlis juga mendengar hal yang sama dari Abu Usman, yang masih ada hubungan dekat dengan Abu Ibrahim Woylah.

Bahkan kepada orang tuanya sendiri, Mukhlis tidak memberitahukan apa yang sudah beliau ketahui.

"Di bandara Blang bintang, pesawat akan terbang siang malam di laut Ulee Lhe. akan ada kapal laut sebesar lapangan bola di dalamnya orang putih-putih", ucap Mukhlis lagi mengutip perkataan Abu Usman.

Kata Mukhlis, sejak kata-kata tersebut diucapkan oleh Abu Ibrahim. keseharian Abu seperti berubah.
Bahkan jika sedang tidur malam hari sering Abu tiba-tiba terbangun dan langsung duduk.

Berpikir melihat ini perasaan Mukhlis pun semakin cemas, dalam hatinya ia merasa kalau peristiwa besar sudah semakin dekat.

Entah apa yang terpikirkan oleh Abu Woyla, 4 hari sebelum gempa bumi dan tsunami di Aceh, terjadi.

Abu Ibrahim mengajak Mukhlis ke Banda Aceh dengan mobil pinjaman Muklis lalu menyupiri Abu hingga ke Banda Aceh.

Di Banda Aceh mereka menginap di salah satu rumah di kawasan Blower. ada permintaan dari yang punya rumah.

"Agar Abu Ibrahim, berkenan untuk menginap hanya semalam saja di rumahnya", kata Mukhlis.

Mukhlis menambahkan, "saat di sana sewaktu makan pun aku tidak makan lagi, aku mengepal nasinya menjadi 3 bagian.

Setelah aku makan sedikit, satu bagian dari kepala nasinya. kemudian seluruhnya aku berikan kepadanya untuk dimakan".

Pada esoknya Kamis pagi 23 Desember 2006 Abu berkata kepada Mukhlis jika beliau ingin jalan-jalan keliling kota Banda Aceh. tanpa membantah dengan mobil pinjamannya Mukhlis pun membawa abu jalan-jalan.

Setelah sarapan ala kadarnya di warung samping Simbun Simbreh, lalu Abu meminta Muklis untuk membawanya Ke kawasan peulanggaran. tiba di depan masjid Tengku di Anjong, Abu minta mobil dihentikan di luar pagar Masjid.

Abu menatap ke arah makam tengku di Anjong, seolah-olah Abu berbicara, "sekali Abu terbunuh sendiri" jelas Mukhlis di Dayah pulo Le yang saat itu sedang dalam pembangunan.

Mukhlis mengetahui persis garis keturunan Abu Ibrahim woyla. awalnya garis ke atas keturunan Abu Ibrahim Woyla yang berasal dari negeri Belanda.

Berjumlah 7 orang, datang ke tanah Aceh. persisnya berlabuh di Aceh Barat, kemudian ketujuhnya berpisah, ke beberapa daerah di Aceh dan di luar Aceh, untuk menyebarkan agama Islam.

Itulah kisah karomah Abu Woyla Wali Allah dari Aceh yang disaksikan oleh muridnya sebelum terjadinya bencana Gempa dan gelombang Tsunami Aceh, Ahad 26 Desember 2004.(*)

dari berbabagai sumber



Share:

Senin, 15 November 2021

Riazil Terpilih Jadi Keuchik Lamteumen Timur Periode 2021-2027

 


THE REPORTER -Masyarakat Gampong Lamteumen Timur, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh mengadakan pemilihan Geuchik periode tahun 2021-2027, pada Ahad kemarin, 14 November 2021, di gampong setempat.

Di antara masyarakat yang berminat, muncullah beberapa putra terbaik Lamteumen Timur untuk mencalonkan diri dalam kompetisi yang demokratis tersebut.

Masing-masing calon bernama Irwandi S,pd dari Dusun Cempaka yang merupakan putra ketiga dari Geuchik sebelumnya, Tarwin Spandi. Muhammad Nawawi S.sos, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Dusun Cempaka. Jamaluddin. SE dari Dusun Kemboja dan Riazil, S.sos yang merupakan Kepala Dusun Teratai selama dua periode.

Dari hasil pemilihan tersebut, masing-masing calon, nomor urut 1, Irwandi S,pd memperoleh 521 suara. Nomor urut 2, Muhammad Nawawi S,sos memperoleh 56 suara. Nomor urut 3, Jamaluddin, SE memperoleh 32 suara dan nomor urut 4, Riazil, S.sos memperoleh 1.342 suara.

Dengan demikian, calon nomor urut 4 atas nama Riazil, S.sos memperoleh kemenangan 67,23 % suara dari jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya, dinyatakan akan memimpin Gampong Lamteumen Timur, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, untuk masa periode tahun 2021 – 2027.

Sementara para kandidat calon lainnya, begitu selesai proses perhitungan suara di lokasi TPS, dengan sangat sportif dan berbesar hati langsung menyalami dan mengucapkan selamat kepada keuchik terpilih, Riazil, S,sos.

Dari situ tergambar bahwa umumnya warga Lamteumen Timur memang sangat bertekad dan kompak demi menuju suatu perubahan ke arah yang lebih maju.


Salah seorang warga, putra asli Lamteumen Timur, Herman AW, mengatakan, bahwa harapannya kepada Geuchik terpilih agar benar-benar menjalankan roda Pemerintahan sesuai dengan aturan dan Undang-Undang yang berlaku serta norma-norma adat-budaya yang sesuai dengan syariat Islam.

Kemudian, lanjut Herman AW, keuchik baru benar-benar menjalankan semua progam yang telah diuraikan dalam penyampaian visi-misinya dan mempersatukan warga dengan prinsip keadilan dan kerukunan dalam hidup bermasyarakat.

“Akan lebih membanggakan lagi kalau nantinya di bawah kepemimpinan Riazil, Gampong Lamteumen Timur mampu terwujud sebagai Gampong percontohan di Kota Banda Aceh dalam banyak sektor,” kata Herman.


Sementara itu, Riazil S,sos, Geuchik terpilih Gampong Lamteumen Timur periode 2021 -2027 dalam siaran persnya, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras dan mendukung suksesnya proses pemilihan ini sejak dari persiapan awal hingga selesai.

“Kepada seluruh warga saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya karena telah memberikan kepercayaan kepada saya, insya Allah, untuk memimpin Gampong Lamteumen Timur. Saya mengharapkan kepada warga agar tidak segan-segan menegur, memberi saran dan kritikan yang sehat demi terwujudnya Gampong Lamteumen Timur yang berwibawa menuju ke arah yang lebih baik,” kata Riazil.

Sebagaimana diketahui, Gampong Lamteumen Timur merupakan salah satu gampong yang berada di jantung Kota Banda Aceh, Ibukota Aceh. Lamteumen Timur yang berada dalam wilayah Kecamatan Jaya Baru ini dilintasi Jalan Nasional menuju ke arah Meulaboh, Aceh Barat, dan bertetangga langsung dengan Gampong Lamteumen Barat, Geuceu Iniem, Bitai, Surien, Punge Blang Cut, dan Gampong Seutui.

Gampong yang berpenduduk lebih-kurang 4000 jiwa dengan pemilih tetap sekitar 3000 jiwa ini terdiri dari 5 (lima) Dusun, yaitu Dusun Cempaka, Dusun Seroja, Dusun Teratai, Dusun Kemboja dan Dusun Merak.

Sebelum masa proses pemilihan Geuchik untuk masa periode tahun 2021 – 2027, Gampong Lamteumen Timur ini dipimpin oleh Geuchik Tarwin Spandi selama dua periode berturut-turut, yaitu periode pertama tahun 2008 – 2014 dan periode kedua tahun 2015 – 2021.

Share:

Minggu, 05 April 2020

Nyanyi Cover Lagu "Aisyah Istri Rasulullah" ? Hat-hati, Jangan Sampai Lupa Adab



السَّلَامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُه

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى اُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْن، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى اَشْرَفِ الْاَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْن، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْن، اَمَّا بَعْدُ

Puji Syukur kepada Allah, Shalawat beserta Salam kepada Junjungan kita Baginda Rasulullah Muhammad Sallallahu 'alaihi wa Sallam, kepada Keluarga dan Sahabat-sahabat Beliau.

Ditulisan kali ini saya ingin membahas ulang sedikit tentang Lagu Aisyah Istri Rasulullah yang Viral itu. Pasti udah tahu dan pernah dengar kan?
Aisyah Istri Rasululah merupakan gubahan lagu asal band Malaysia, Projector Band. Aslinya, lagu itu berjudul Aisyah Satu Dua Tiga Cinta Kamu ciptaan Angah Razif. Namun lirik yang dibawakan Projector Band sudah diubah oleh Youtuber asal Malaysia, Mr. Bie..

Kemudian beberapa penyanyi Indonesia ikut meng-cover lagu tersebut, diantaranya Sabyan, Via Vallen, Syakir Daulay dan Andre Taulany. Bahkan cover lagu mereka menjadi trending YouTube Indonesia.

Jujur, sejak awal saya udah merasa tidak nyaman mendengar lagu tersebut, karena beberapa bagian lirik yang saya anggap kurang pantas. Namun saya malas berkomentar menyalah-nyalahin, hanya melarang Putri saya Aisyah Al Humaira untuk menyanyikannya.

"Daripada nyanyi lagu itu, mending Shalawat saja," begitu pesan saya kepada Aisyah.

Dalam lirik lagu tersebut, terdapat kata-kata yang memberi gambaran tentang bentuk fisik dari Sayyidah Aisyah, yang menurut saya, terlalu berlebihan, lebay dan tidak pantas.

Ketidaknyamanan saya terjawab setelah mendengar Ceramah Nasihat Buya Yahya yang juga menyampaikan ada kekeliruan pada lirik lagu tersebut.

"Ulama memberi rambu-rambu di sini. Sayyidah Aisyah, Sayyidah Khadijah dan lainnya adalah Ummahatul Mukminin. Kami yakin ada rindu safaat Rasulullah, kami yakin Anda semua adalah orang yang ingin mulia bersama Rasulullah, dan termasuk yang membuat syair Insya Allah tidak terlintas di hatinya untuk merendahkan istri Rasulullah," kata Pendiri Pesantren Al-Bahjah, yang bernama lengkap Yahya Zainul Ma'arif.

Buya Yahya menegaskan tidak boleh menceritakan fisik seorang perempuan kepada orang lain, terutama lagi istri Rasulullah Sallalahu alaihi wa Sallam.

"Menyebut tentang fisik yang sangat pribadi kepada orang lain dan orang itu bisa saja laki-laki membayangkan ibunda mu (Aisyah RA). Tidak bisa, nggak punya adab ini. Makanya para ulama mengatakan kalau membicarakan, mensifati jasadnya istri-istri Nabi jangan, tidak boleh dilakukan. Itu ibunda kita Ummahatul Mukminin," tegas Buya Yahya.

Lalu, apakah dosa jika membuat lirik atau bagi yang menyanyikan lagu itu?

Buya Yahya menyarankan agar syair lagu tersebut diubah dengan sifat-sifat istimewa lainnya, selain yang berkaitna dengan fisik.

"Misalnya kelebihannya cerdas, orang yang meriwayatkan paling banyak hadis. Cerdas, Pandai dan penuh Kasih Sayang," pesan Buya Yahya.

So, sudah tentu saya setuju dan selalu Sami'na wa Ata'na atas setiap Petuah Ulama.
Jadi bagi yang ingin meng-cover lagu ini, semoga tulisan ini menjadi pertimbangan. Coba ubah liriknya seperti saran Buya Yahya (bukan saran saya ya..). Dan saat ini sudah ada beberapa cover yang sudah mengubah lirik lagu tersebut menjadi lebih nyaman didengar dan dinyanyikan.

Wassalam

note: Data tentang Lagu, Saya peroleh dari berbagai sumber Media Online, mohon maaf jika ada kekeliruan.

DReLegend channel



Share:

Sabtu, 11 Mei 2019

“Bang, Bagaimana Kabar Akmal Hanif?” (Catatan Pemilu 2019 – Part 2)


“Bang, bagaimana kabar Abi Akmal Hanif?”

Pertanyaan ini paling sering diajukan banyak sahabat kepada saya, baik langsung maupun melalui pesan WhatsAp dan komentar di Facebook. 

Pada masa kampanye pertanyaan masih seputar peluang meraih suara. Pasca hari pencoblosan 17 April, pertanyaan berubah ke berapa jumlah suara. Dan hari ini, 11 Mei 2019 bertepatan 6 Ramadhan 1404 H, 25 hari masa proses perhitungan suara, semakin ramai yang menanyakan peluang Akmal Hanif untuk lolos sebagai Wakil Rakyat ke Senayan. 

Sejak 9 April 2019, saya berada di Dapil 2 Aceh membantu kawan-kawan Tim Pemenangan dan tentunya menemani Akmal Hanif mengunjungi timses dan relawan di 8 daerah pemilihan. Dari Aceh Utara, Aceh Timur, Lhokseumawe, Langsa, Aceh Tamiang, hingga Bireun, Bener Meriah dan Aceh Tengah. Saya mengaku terharu dengan begitu besarnya dukungan kepada Akmal Hanif yang pada pemilu legislatf 2019 ini, maju sebagai Caleg DPR RI melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Hingga malam sebelum hari pemilihan, kepada beberapa sahabat saya menyatakan optimis, Akmal Hanif akan terpilih sebagai Anggota DPR RI dapil Aceh 2. 

Segala kerja keras timses dan relawan tidak sia-sia. Hingga saya membuat tulisan ini, dari semua laporan tim di berbagai wilayah, baik hasil pleno kabupaten dan data lain, Akmal Hanif meraih suara badan mencapai 30.231 suara. Alhamdulillah.

Sebuah anugerah dari Allah. Menurut saya jumlah ini merupakan raihan yang fantastis dan capaian yang luar biasa, untuk sosok seperti Akmal Hanif, yang baru mengawali terjun ke dunia politik dan pertama kali ikut serta menjadi kontestan pemilu sebagai caleg. Mengingat ia bahkan belum pernah mencalonkan diri untuk memimpin kelompok masyarakat tingkat terkecil seperti menjadi Keuchik atau Lurah.

Kita sangat menyadari hasil tersebut bukan karena istimewanya sosok Akmal Hanif, melainkan karena dukungan dan harapan masyarakat, yang menginginkan wakil rakyat yang sudah terbukti berbuat, bukan sekedar mengumbar janji dalam pesta demokrasi.  

Apakah dengan raihan Suara itu, bisa mengantar Akmal Hanif ke senayan sebagai Anggota DPR RI? 

Bagi yang bertanya demikian, saya selalu memberikan jawaban “Pesta belum berakhir, Perjuangan Belum Selesai.” 

Proses perhitungan suara masih berlangsung dan kita masih menunggu pengumuman resmi. Namun yang harus diingat dan menjadi catatan penting, bahwa suara yang diperoleh Akmal Hanif adalah murni dari suara pemilih, suara rakyat. Tanpa penggelembungan dan upaya pencurangan. Walau ada beberapa masukan dari beberapa tim untuk sejumlah cara menambah suara, namun saya secara pribadi menolak dan Akmal Hanif juga tidak menyetujui. Bukannya sok jujur, namun kami hanya berupaya menjalani kompetisi dengan sportif, fair dan tentunya harus barakah. 

Catatan penting lain, menurut saya dan berdasarkan pendapat banyak sahabat, tidak dipungkiri kehadiran Akmal Hanif dalam bursa caleg Pemilu kali ini, sangat memberi kontribusi besar bagi perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan di Aceh, ditengah isu politik nasional yang sama kita ketahui. Betapa para tim  Akmal Hanif telah berjuang luar biasa khususnya di Media Sosial, menanggapi berbagai kritikan dan kekecewaan masyarakat karena Akmal Hanif memilih maju melalui partai tersebut.

(saya tidak akan membahas lebih jauh, karena kita telah bersama menjalani, menikmati dan menjadi pelaku maupun saksi dari proses panjang ini) 

Namun demikian, setiap proses perjuangan nantinya tentu akan berakhir pada hasil. Dan apapun hasilnya kita semua yakin adalah takdir terbaik yang sudah ditetapkan Allah. 

Jika Akmal Hanif menang, maka tugas berat menanti, menunaikan amanah rakyat, merealisasikan berbagai janji dan program dalam masa kampanye. Akan tetapi jika perjuangan kali ini belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan para pemilih, tidak berarti semua program tersebut hanya tinggal kenangan. 

Sejak awal maju, kita telah menyatakan keinginan untuk melanjutkan semua program yang sudah dilaksanakan sejak 5 tahun terakhir. Artinya, jika hasil pemilu 2019 ini Akmal Hanif belum terpilih sebagai wakil rakyat Aceh di DPR RI, maka program seperti mencetak kader Hafidz Al Quran, menciptakan lapangan kerja dan berbagai program lainnya akan tetap berlanjut. Walaupun mungkin akan dilaksanakan dengan proses perlahan dan mandiri. 

Selama ini upaya mencetak hafidz Al Quran sudah dilaksanakan melalui pengkaderan di Dayah Raudhatul Quran Aceh Utara  yang menampung puluhan anak yatim secara gratis. Membuka lapangan kerja juga dilakukan dengan membuka cabang perusahaan yang memperkerjakan ratusan orang di seluruh Aceh. 

Kita tetap bergerak membantu masyarakat miskin melalui Komunitas Solidaritas Dhuafa Aceh (KSDA), membina pengusaha muda melalui Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) Aceh, melawan kemungkaran melalui Gerakan Anti LGBT Aceh (GALA) serta membina kader generasi Dakwah, Bisnis dan Sosial melalui Universitas Milenial Hijrah (UMH) yang semuanya di didirikan Akmal Hanif. 

Semua hal ini saya sampaikan atas nama Ketua Tim Pemenangan Pusat, yang ditunjuk sejak Abi Akmal Hanif mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Legislatif (BACALEG) pada awal 2018. Karena saya sadar diri awam di bidang politik, saya tidak pernah menyatakan diri dalam jabatan tersebut. Dalam prosesnya, kami menunjuk beberapa koordinator tim pemenangan pusat sambil mengevaluasi kinerja. Jadi, jika beberapa waktu lalu ada yang mengaku-ngaku sebagai Ketua Tim Pemenangan Akmal Hanif dan menyebar berita bohong, sudah bisa dicerdasi sendiri ya. 

Maka sebelum mengakhiri tulisan ini, saya menyatakan, jika Akmal Hanif menang dan terpilih pada Pemilu ini, itu adalah hasil perjuangan seluruh tim dan relawan serta dukungan masyarakat pemilih di dapil Aceh 2. 

Akan tetapi jika Abi Elhanief belum terpilih sebagai wakil rakyat  kali ini, itu sepenuhnya karena kegagalan, kelemahan dan kekurangan pengalaman saya sebagai ketua tim pemenangan dalam sebuah pesta demokrasi. Saya hanya mohon dimaafkan walau lebaran masih lama...hehehe

Akhirnya, saya pribadi dan tentunya Abi Akmal Hanif, menghaturkan ribuan terima kasih kepada semua tim pemenangan, tim sukses, relawan di 8 kabupaten kota dapil Aceh 2. 

Terima Kasih kepada Tgk. Chuzani sebagai sekjen tim pemenangan yang tidak sempat bekerja untuk dirinya sendiri sebagai caleg DPRK Aceh Utara, juga kepada Manajemen tim pemenangan pusat di Jambo Elhanief, Lhoksukon. 

Terima kasih kepada ketua dan tim pemenangan Kanda Muslim, Tgk Samsul Kamar, Tgk. Marhaban Treni dkk (Aceh Utara), Saiful Popon, Zulfikar, Yanda, Arif dkk (Aceh Timur), Tgk Ihsan, Bagas dkk (Langsa), Ust. Adon Amarullah dkk (Aceh Tamiang), Bang Ismuadi, Bang Nazrie, Elga dkk (Bireun),  Akhon Ibnu Mubarak (Samalanga), Dani, Karim dkk, RAPI (Lhokseumawe) dan banyak lagi yang saya tidak bisa sebutkan satu-persatu.

Terima Kasih kepada seluruh karyawan Elhanief Group yang sudah menjadi relawan.
Terima Kasih kepada para Guru kami Ulama Dayah, Alumni dan Santri.
Terima Kasih kepada keluarga yang sudah mendukung dan mendoakan.
Terima Kasih untuk seluruh sahabat di media sosial, rekan-rekan media cetak dan media online elektronik.

Terima Kasih seluruh masyarakat Dapil Aceh 2 dan seluruh Aceh.

Wassalam 

“Dalam Perjuangan untuk Umat, tidak mengenal kata Menyerah, Kalah dan Berhenti sebelum Ajal Menjemput”


Share:

ACEHREPORTER.COM

VIDEO LEGEND