𝐌𝐄𝐃𝐈𝐀 𝐑𝐄𝐏𝐎𝐑𝐓𝐀𝐒𝐄 𝐆𝐋𝐎𝐁𝐀𝐋


🅿🅴🅼🅱🅰🅲🅰

Minggu, 25 Desember 2016

Hukum Mengucapkan "Selamat Natal" Menurut Ulama 4 Mazhab

 

Mayoritas ulama salaf dari madzhab empat - Syafi'i, Hanafi Maliki, Hanbali, mengharamkan ucapan selamat pada hari raya non-Muslim. Berikut pendapat mereka:

1. MADZHAB SYAFI'I

Al Imam Ad Damiri dalam Al-Najm Al-Wahhaj fi Syarh Al-Minhaj, "Fashl Al-Takzir", hlm. 9/244, dan Khatib Syarbini dalam Mughnil Muhtaj ila Makrifati Ma'ani Alfadzil Minhaj, hlm. 4/191, menyatakan:)

تتمة : يُعزّر من وافق الكفار في أعيادهم ، ومن يمسك الحية ، ومن يدخل النار ، ومن قال لذمي : يا حاج، ومَـنْ هَـنّـأه بِـعِـيـدٍ ، ومن سمى زائر قبور الصالحين حاجاً ، والساعي بالنميمة لكثرة إفسادها بين الناس ، قال يحيى بن أبي كثير : يفسد النمامفي ساعة ما لا يفسده الساحر في سنة

(Artinya: Ditakzir (dihukum) orang yang sepakat dengan orang kafir pada hari raya mereka, orang yang memegang ular, yang masuk api, orang yang berkata pada kafir dzimmi "Hai Haji", orang yang mengucapkan selamat pada hari raya (agama lain), orang yang menyebut peziarah kubur orang saleh dengan sebutan haji, dan pelaku adu domba karena banyaknya menimbulkan kerusakan antara manusia. Berkata Yahya bin Abu Katsir: Pengadu domba dalam satu jam dapat membuat kerusakan yang baru bisa dilakukan tukang sihir dalam setahun.

Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Al-Fatawa Al-Fiqhiyah, hlm. 4/238-239, menyatakan:

ثم رأيت بعض أئمتنا المتأخرين ذكرما يوافق ما ذكرته فقال : ومن أقبح البدع موافقة المسلمين النصارى في أعيادهم بالتشبه بأكلهم والهدية لهم وقبول هديتهم فيه وأكثر الناس اعتناء بذلك المصريون وقد قال صلى الله عليه وسلم } من تشبه بقوم فهو منهم { بل قال ابن الحاج لا يحل لمسلم أن يبيع نصرانيا شيئا من مصلحة عيده لا لحما ولا أدما ولا ثوبا ولا يعارون شيئا ولو دابة إذ هو معاونة لهم على كفرهم وعلى ولاة الأمر منع المسلمين من ذلك ومنها اهتمامهم في النيروز... ويجب منعهم من التظاهر بأعيادهم

(Artinya: Aku melihat sebagian ulama muta'akhirin menuturkan pendapat yang sama denganku, lalu ia berkata: Termasuk dari bid'ah terburuk adalah persetujuan muslim pada Nasrani pada hari raya mereka dengan menyerupai dengan makanan dan hadiah dan menerima hadiah pada hari itu. Kebanyakan orang yang melakukan itu adalah kalangan orang Mesir. Nabi bersabda ; "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka iabagian dari mereka". Ibnu Al-Haj berkata: Tidak halal bagi muslim menjual sesuatu pada orang Nasrani untuk kemasalahan hari rayanya baik berupa daging, kulit atau baju. Hendaknya tidak meminjamkan sesuatu walupun berupa kendaraan karena itu menolong kekufuran mereka. Dan bagi pemerintah hendaknya mencegah umat Islam atas hal itu. Salah satunya adalah perayaan Niruz (Hari Baru)... dan wajib melarang umat Islam menampakkan diri pada hari raya non-muslim.

 2. MADZHAB HANAFI

Ibnu Najim dalam Al-Bahr Al-Raiq Syarah Kanz Al-Daqaiq, hlm. 8/555,

قال أبو حفص الكبير رحمه الله : لو أن رجلا عبد الله تعالى خمسين سنة ثمجاء يوم النيروز وأهدى إلى بعض المشركين بيضة يريد تعظيم ذلك اليوم فقد كفر وحبط عمله وقال صاحب الجامع الأصغر إذا أهدى يوم النيروز إلى مسلم آخر ولم يرد به تعظيم اليوم ولكن على ما اعتاده بعض الناس لا يكفر ولكن ينبغي له أن لا يفعل ذلك في ذلك اليوم خاصة ويفعله قبله أو بعده لكي لا يكون تشبيها بأولئك القوم , وقد قال صلى الله عليه وسلم } من تشبه بقوم فهو منهم { وقال في الجامع الأصغر رجل اشترى يوم النيروز شيئا يشتريه الكفرة منه وهو لم يكن يشتريه قبل ذلك إن أراد به تعظيم ذلك اليوم كما تعظمه المشركون كفر, وإن أراد الأكل والشرب والتنعم لا يكفر

Artinya: Abu Hafs Al-Kabir berkata: Apabila seorang muslim yang menyembah Allah selama 50 tahun lalu datang pada Hari Niruz (tahun baru kaum Parsi dan Kurdi pra Islam -red) dan memberi hadiah telur pada sebagian orang musyrik dengan tujuan untuk mengagungkan hari itu, maka dia kafir dan terhapus amalnya.

Berkata penulis kitab Al-Jamik Al-Asghar: Apabila memberi hadiah kepada sesama muslim dan tidak bermaksud mengagungkan hari itu tetapi karena menjadi tradisi sebagian manusia maka tidak kafir akan tetapi sebaiknya tidak melakukan itu pada hari itu secara khusus dan melakukannya sebelum atau setelahnya supaya tidak menyerupai dengan kaum tersebut. Nabi bersabda: "Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia bagian dari mereka." Penulis kitab Al-Jamik Al-Asghar berkata: Seorang lelaki yang membeli sesuatu yang dibeli orang kafir pada hari Niruz dia tidak membelinya sebelum itu maka apabila ia melakukan itu ingin mengagungkan hari itu sebagaimana orang kafir maka ia kafir. Apabila berniat untuk makan minum dan bersenang-senang saja tidak kafir.

3. MADZHAB MALIKI

Ibnul Haj Al-Maliki dalam Al-Madkhal, Juz 2/Hal 46-48 menyatakan:

ومن مختصر الواضحة سئل ابن القاسم عن الركوب في السفن التي يركب فيها النصارى لأعيادهم فكره ذلك مخافة نزول السخط عليهم لكفرهم الذي اجتمعوا له . قال وكره ابن القاسم للمسلم أن يهدي إلى النصراني في عيده مكافأة له . ورآه من تعظيم عيده وعونا له على مصلحة كفره . ألا ترى أنه لا يحل للمسلمين أن يبيعوا للنصارى شيئا من مصلحة عيدهم لا لحما ولا إداما ولا ثوبا ولا يعارون دابة ولا يعانون على شيء من دينهم ; لأن ذلك من التعظيم لشركهم وعونهم على كفرهم وينبغي للسلاطين أن ينهوا المسلمين عن ذلك , وهو قول مالك وغيره لم أعلم أحدا اختلف في ذلك

Artinya: Ibnu Qasim ditanya soal menaiki perahu yang dinaiki kaum Nasrani pada hari raya mereka. Ibnu Qasim tidak menyukai (memakruhkan) hal itu karena takut turunnya kebencian pada mereka karena mereka berkumpul karena kekufuran mereka. Ibnu Qasim juga tidak menyukai seorang muslim memberi hadiah pada Nasrani pada hari rayanya sebagai hadiah. Ia melihat hal itu termasuk mengagungkan hari rayanya dan menolong kemaslahatan kufurnya. Tidakkah engkau tahu bahwa tidak halal bagi muslim membelikan sesuatu untuk kaum Nasrani untuk kemaslahatan hari raya mereka baik berupa daging, baju; tidak meminjamkan kendaraan dan tidak menolong apapun dari agama mereka karena hal itu termasuk mengagungkan kesyirikan mereka dan menolong kekafiran mereka. Dan hendaknya penguasa melarang umat Islam melakukan hal itu. Ini pendapat Malik dan lainnya. Saya tidak tahu pendapat yang berbeda.

4. MADZHAB HANBALI

Al-Buhuti dalam Kasyful Qina' an Matnil Iqnak, hlm. 3/131, menyatakan:

 ويحرم تهنئتهم وتعزيتهم وعيادتهم ( ; لأنه تعظيم لهم أشبه السلام .) وعنه تجوز العيادة ( أي : عيادة الذمي ) إن رجي إسلامه فيعرضه عليه واختاره الشيخ وغيره ( لما روى أنس } أن النبي صلى الله عليه وسلم عاد يهوديا , وعرض عليه الإسلام فأسلم فخرج وهو يقول : الحمد لله الذي أنقذه بي من النار { رواه البخاري ولأنه من مكارم الأخلاق .) وقال ( الشيخ ) ويحرم شهود عيد اليهود والنصارى ( وغيرهم من الكفار ) وبيعه لهم فيه ( . وفي المنتهى : لا بيعنا لهم فيه ) ومهاداتهم لعيدهم ( لما في ذلك من تعظيمهم فيشبه بداءتهم بالسلام.

Artinya: Haram mengucapkan selamat, takziyah (ziarah orang mati), iyadah (ziarah orang sakit) kepada non-muslim karena itu berarti mengagungkan mereka menyerupai (mengucapkan) salam. Boleh iyadah kafir dzimmi apabila diharapkan Islamnya dan hendaknya mengajak masuk Islam. Karena, dalam sebuah hadits riwayat Bukhari, Nabi pernah iyadah pada orang Yahudi dan mengajaknya masuk Islam lalu si Yahudi masuk Islam lalu berkata, "Alhamdulillah Allah telah menyelamatkan aku dari neraka." Dan karena iyadah termasuk akhak mulia. Haram menghadiri perayaan mereka karena hari raya mereka, karena hal itu termasuk mengagungkan mereka sehingga hal ini menyerupai memulai ucapan salam.

Wallahu 'A'lamu bis shawaab.
Share:

Rabu, 02 November 2016

Wanita Cantik yang bisa bikin Hati nyaman. Siapakah Mereka?


Wanita identik dengan Kecantikan dan Keindahan. 2 hal inilah yang selalu menjadi perhatian utama pria saat melihat sosok wanita, Pertanyaannya, bagaimanakah Kecantikan dan Keindahan itu sebenarnya? Daripada menjawab dengan kalimat dan penjelasan yang panjang lebar, kita intip aja dulu sosok wanita-wanita anggun berikut ini,,,yuuu ....marii....




Oki Setiana Dewi 

Siapa sih yang tak kenal dengan Oki Setiana Dewi? Ya, wanita ini merupakan pemain dari film sekaligus sinetron Ketika Cinta Bertasbih yang pernah hits tahun 2009 lalu. Setelah film tersebut tayang, ternyata nama Oki Setiana Dewi masih saja dikenal oleh banyak orang hingga kini. Bukan menjadi seorang aktris, rupanya Oki lebih dikenal sebagai pendakwah dan sering disapa dengan sebutan Ustadzah. Tausiah yang diberikan oleh ibu dua anak ini juga disukai oleh banyak kalangan. Tak heran ustadzah Oki kini dikenal oleh banyak kalangan. 





Ummi Pipik Dian Irawati 

Berbeda dengan Ustadzah Oki Setiana Dewi yang dikenal lewat filmnya, ustadzah cantik ini malah dikenal karena ketabahannya menjadi seorang istri. Ya, siapa lagi kalau bukan Ummi Pipik Dian Irawati, Istri cantik Almarhum Ustad Jeffry Al-Bukhori. Ummi Pipik bukan hanya wanita tabah juga teman setia ustad Jeffry semasa hidupnya. Setelah Ustad Jeffry meninggal, rupanya Ummi Pipik siap menjadi penerus suaminya. Wanita cantik yang pada awalnya tak berani untuk berdakwah, akhirnya mulai terlihat menjadi tamu di beberapa acara keagamaan. Kini, mantan model ini pun menjadi salah satu ustadzah favorit banyak orang, 




Lulu Susanti 

WMA atau lebih dikenal dengan World Muslimah Award merupakan salah satu ajang yang diminati oleh banyak kalangan. Ajang ini bukan menampilkan kecantikan melainkan bakat yang dimiliki oleh para finalis. Salah satunya adalah Lulu Susanti, finalis WMA 2014 yang hingga kini masih terkenal dan menjadi ustadzah favorit. Wanita peraih The Best Al Quran Recitation ini memiliki banyak sekali bakat. Dari mulai mendongeng, menulis hingga bertilawah. Kini pun Lulu sering mendapatkan tawaran untuk membagikan dakwahnya kepada banyak orang. Tak sendiri, Lulu selalu didampingi oleh boneka lucunya yang bernama Ina. 





Peggy Melati Sukma 

Masih ingat dengan Peggy Melati Sukma? Ya, artis cantik yang terkenal dengan jargon “Pusing” di era tahun 90-an. Pasti ingat betul kan dengan pemain Gerhana ini? Peggy memang jarang muncul di televisi. Jikapun ada, ia tampak cantik di layar kaca hanya untuk mengisi acara talkshow. Lalu apa kegiatan janda cantik satu ini ya? 

Ternyata beberapa tahun belakangan Peggy memutuskan untuk mengurangi rutinitasnya di dunia hiburan. Ia lebih dekat dengan sang Pencipta dan memutuskan untuk berhijab rapat. Tak hanya makin religius, Peggy juga memutuskan berdakwah. Kini pun Peggy memiliki panggilan lain sebagai ustadzah. Ia terlihat senang tersentuh ketika ada orang yang memanggilnya dengan ustadzah. 






Yulia Rachman 

Sama halnya dengan Peggy, ada satu lagi artis cantik yang kini memutuskan untuk berdakwah. Ialah Yulia Rachman, mantan istri dari magician Demian Aditya. Sebelumnya, Yulia merupakan artis cantik dan dikenal seksi. Namun setelah bercerai dengan Demian ia lebih religius dan memutuskan untuk berhijab. Belum lama setelah berhijab, artis cantik ini menikah dengan duda tampan yang berwajah mirip Ustadz Yusuf Mansur. Kehidupan Yulia dengan suami barunya ini makin berwarna. Ia bukan hanya belajar banyak ilmu dari suaminya, namun juga menyebarkan ilmu tersebut kepada banyak orang.


Nah, untuk kaum perempuan khususnya remaja putri, pasti kalian sudah sering mendengar atau membaca kalimat bijak Khalil Gibran, “Beauty is not in the Face, but Beauty is a Light in the Heart”. Kecantikan sesungguhnya memang tidak terletak di wajah, namun kecantikan hakiki adalah cahaya di hati. Tidak harus menjadi pendakwah, Daiyah atau Ustadzah, namun dengan menggunakan pakaian yang sesuai syariah, menutup aurat dan tidak menampilkan lekuk tubuh, maka wanita akan terlihat lebih semakin anggun dan bersahaja. Nah, apalagi jika dibarengi dengan terus memperbaiki akhlak dan memperdalam ilmu agama.

Semoga bermanfaat.


Share:

Senin, 31 Oktober 2016

Cut Ema, bercita-cita membangun Aceh karena wasiat sang Bapak





Cut Ema Aklima merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara yang semuanya perempuan. Perempuan kelahiran Paloh, Lhokseumawe, 19 september 1987, putri pasangan T. Tarmizi Hamzah dan Siti Nur ini, dibesarkan dalam sebuah keluarga yang mengutamakan kesederhanaan dalam hidup, namun penuh dengan ajaran untuk menjadi yang terbaik.

“Orangtua terutama ibu sangat menuntut kami meraih yang terbaik, termasuk dalam pendidikan,’’ kisah Ema biasa dipanggil. “Alhamdulillah keinginan ibu ini mampu saya penuhi, tahun 2006 saya menyelesaikan pendidikan menengah di SMA 1 Cilegon, salahsatu SMA Unggul, dan masuk dalam predikat 10 besar siswa lulusan terbaik. “

Namun kebahagian lulus SMA tidak berlanjut dengan semangat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sakit kanker yang diderita sang Bapak mengharuskan Ema pulang ke Aceh. Hingga pada tahun 2007 Allah memanggil orang yang sangat dicintainya tersebut. Masih dalam duka mendalam, Ema bertekad untuk terus berjuang dan hidup mandiri, untuk membuat bangga orangtua.

“Sebelum wafat bapak pernah berpesan, “Sekolahlah setinggi-tingginya kemanapun Ema mau, asal jangan lupa pulang dan bangun Nanggroe Aceh,’’ ungkap Ema mengenang wasiat Almarhum.


Melanjutkan Pendidikan dengan semangat Wasiat sang Bapak.

Bermodalkan pesan itu, Ema mulai me-revolusi kehidupannya dan bangkit dari kesedihan yang mendalam. Dengan dukungan dan doa dari ibu yang super hebat yang selalu menyemangati anak-anak perempuannya, untuk tidak cengeng dan menjadi pribadi yang tegar dan kuat.

Ema kemudian melanjutkan kuliah di London School of Public Relation Jakarta, sambil bekerja di beberapa perusahaan sebagai marketing dan PR officer. Dalam waktu 3,5 tahun Ema berhasil menyelesaikan pendidikan S1-nya. Ia pernah ditawarkan bekerja di Medco oleh salah satu pemilik Medco Oil and Gas, Dedi Panigoro. Setelah bekerja selama lebih kurang 2 tahun, Ema menutuskan untuk melanjutkan pendidikan dan diterima di universitas Glasgow, Scotlandia, United Kingdom.

‘’Kebetulan saya mendaftar di 3 negara yaitu Singapore, Australia dan Inggris. Tapi Inggris-ah yang pertama kali mengirimkan LoA (Letter of Acceptance) melalui email ke saya,’’ kisah Ema.

Setelah mendapatkan LoA ia juga memperoleh bea-siswa dari LPSDM Aceh. Pendidikan S2 diselesaikan Ema dalam waktu 15 bulan, karena Inggris super ketat dalam berbagai hal, sehingga untuk mengambil S2 harus fulltime dan setahun harus selesai.

Pulang ke Nanggroe Aceh, melirik bisnis Warung Kopi.

Setelah saya menyelesaikan S2, Ema kembali ke Aceh, menikah dan tinggal di Banda Aceh. 2 bulan setelah menikah, Ema mulai melirik peluang usaha di warung kopi.

“Ramai dan pesatnya perkembangan warung kopi membuat saya tertarik untuk menggeluti bisnis ini. Selain itu saya pun melihat bahwa sumber utama nya adalah potensi aceh yg harus digali dan di kembangkan, yaitu biji kopi aceh. Walaupun sudah mendunia, tapi kopi aceh tetap harus dikembangkan karena penikmat kopi yang tak berbatas.” jelas Ema.

Ema bersama sang kakak Cut Ita Masyitah dan adik bungsunya Cut Tari Aulia, yang masih berstatus mahasiswa teknik pertambangan unsyah, sepakat untuk memulai bisnis ini. Dalam kurun waktu satu setengah bulan dari mulai menemukan ruko yang cocok dan dekorasi tempat, akhirnya mereka membuka warung kopi KHACA RAYEUK COFFEE.



Kisah dibalik Kacha Rayeuk.

Khaca Rayeuk adalah sebuah cinta untuk ibu dari anak- anaknya. Khaca Rayeuk merupakan singkatan nama dari 4 cucu ibunda Ema, yaitu Khafka, Caca, Rafi, dan Ayek. Selain itu Rayeuk merupakan bahasa aceh yang artinya besar. Dan kami berharap semoga semakin hari Khaca Rayeuk semakin besar dan berkah.

Khaca rayeuk di bangun dengan konsep warung kopi modern yang mana menggabungkan khas ke-Acehan-nya, yaitu kopi saring dengan dekorasi cafe yang menarik dan cheerful. Tidak hanya itu, Khaca Rayeuk didekorasi untuk sebuah edukasi, dimana ada bagian dari wall khaca rayeuk yang menjelaskan bagaimana proses produksi pengolahan atau racikan kopi. Jadi para pengunjung selain menikmati meminum kopi yang nikmat, juga tahu bagaimana prosesnya.


“Target utama pengungjung Khaca Rayeuk adalah mahasiswa dan akademisi karena letak yang strategis dengan banyak perguruan tinggi di sekitarnya.’’ Kata Ema.

Diantara beberapa sajian unggulan dan facorit pengunjung selain kopi, espresso, Khaca Rayeuk juga menyediakan Blue Ocean, Red Magma, Mojito, Oreo Blaster Coffee dan banyak minuman lainya. Selain Mie Aceh, nasi goreng , ayam penyet, dimsum, dan sandwich, Khaca Rayeuk juga menjual berbagai macam cemilan, salah satu nya yaitu kentang goreng khas Khaca Rayeuk. Kentang ini selalu di minati banyak pengunjung Khaca Rayeuk, karena rasanya yang gurih dan khas.

Dalam perjalanannya Kacha Rayeuk juga dipercaya sejumlah event untuk menjadi tiket box seperti acara Run HiVI, stand up komedia Kemal Pahlevi ,Unsyah fair, sponsor kepedulian Cancer dan beberapa event lainnya.

Membuka lapangan Kerja.

Khaca Rayeuk yang berlokasi jalan T. Nyak Arif, Lamgugob, di depan SPBU Lamnyong dan bersebelahan dengan Elhanief Konveksi, bukan hanya sekedar warung kopi, namun sebuah wadah atau tempat bagi orang-orang yang ingin bekerja tanpa harus punya ijazah.

“Modal utama untuk siapapun yang belerja di Khaca Rayeuk tidak perlu lulusan dari manapun, yang terpenting jujur, mau belajar dan ulet bekerja.‘’ jelas Cut Ema Aklima , yang saat ini dipercaya menjabat bendahara umum Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) Korwil Aceh.


Share:

Jumat, 21 Oktober 2016

TU7UH Langkah Meraih Sukses




Oleh : Akmal Hanif 

Seorang mahasiswa bertanya pada saya, 

“Apa sih yang harus kami lakukan sehingga kami bisa sukses seperti Abi Akmal? 

Saya jawab, “saya bukan orang sukses.. tapi saya orang yang tidak pernah kapok dan jera jatuh bangun dalam usaha. Karena saya berfikir perjalanan hidup masih panjang (secara adat) dan juga masih banyak orrang-orang cacat fisik diluar sana yang sudah sukses tapi dia adalah pekerja keras”

Sahabat, saya akan berbagi  tips dan tahapan yang harus dilakukan, untuk lebih cemerlang di masa depan.

Pertama : Rubah mindset.
Ubah pemikiran, hilangkan kalimat tidak mugkin dalam hidup anda. Hilangkan rasa penakut dan pemalas, jauhkan sifat mengeluh, hapuskan sifat pecundang.

Kedua : Buatlah mimpi-mimpi  dalam hidup anda.
Bercita-citalah anda ingin seperti apa, sehingga anda akan tahu kemana arah harus berjalan.

Ketiga : Buatlah perencanaan hidup yang bagus dan semangat.
Buatlah perencanaan langkah yang harus dilakukan sebagai pedoman untuk meraih impian.

Keempat : Action.
Mulailah take action apa yang dicita-citakan.

Kelima : Mengasah Skill dan Kemampuan.
Mengasah dan mempertajam Skill dan Kemampuan dalam hal apa yg dicita-citakan sangat penting. Hanya skill (bukan ijazah) yang menjamin anda untuk mencapai sukses.

Keenam : Fokus.
Tetaplah selalu Fokus dalam dunia untuk mencapai impian  yang dicita-citakan.

Ketujuh : Berjiwa Satria.
Selalu  berjiwa satria dan tidak cengeng. Karena berani untuk sukses berati berani juga untuk gagal.

Semoga   bermanfaat.

Penulis adalah : CEO Elhanief Group, pengusaha muda Aceh yang pernah mengalami mengalami keterpurukan dalam membangun kerajaan bisnisnya, bahkan sempat harus mendekam di “Hotel Prodeo” dalam kasus Konses Maher Zain di Aceh.



Share:

Rabu, 19 Oktober 2016

Belajar Bisnis dari Perlombaan "Supir Angkot vs Driver Formula 1"




Kalau bisnis kita anggap sebagai supir. Bisnis kita itu masuk ke mana?
Apakah kelas supir angkot atau driver formula 1?
Sama-sama supir lho. Namun kelasnya jelas berbeda. Pendapatannya juga jelas berbeda.
Sebuah bisnis tanpa keistimewaan ibaratnya supir angkot. Dimana-mana ada. Malah kadang-kadang lebih terasa mengganggu dibandingkan bermanfaat.

Contoh konkrit lainnya:

Tukang ayam goreng banyak, tapi cuma ada satu KFC.
Tukang hamburger banyak, tapi cuma ada satu Mc Donald's.
Tukang Roti banyak, tapi cuma ada satu Breadtalk.
.....
dan masih banyak lagi contohnya...coba deh cari 5 contohnya sendiri. Saya kasih contoh makanan karena kebetulan lagi laper aja hehehe..

Lalu Apa bedanya Supir angkot vs Driver Formula 1 ?

Supir angkot mengerjakan semuanya sendiri. Sementara Driver Formula 1 didukung oleh team ahli, desain engine, mekanik, bahkan tukang ganti bannya saja kelasnya berbeda.

Supir angkot semua orang juga bisa, tidak perlu skill khusus. Sementara hanya segelintir orang di dunia yang bisa jadi Driver Formula 1. Butuh keahlian fisik mental dan strategi.

Supir angkot kehadirannya dicibir orang, Orang naik karena terpaksa, kalau bisa sih gak mau deh naik angkot. Driver Formula 1 kehadirannya dinantikan semua orang, bahkan ada yang rela jauh-jauh nonton di negara lain untuk bisa lihat langsung pertandingannya.

Supir angkot gak punya brand, semuanya sama saja. Driver Formula 1 brandnya kuat, dan punya nilai yang kalau diuangkan luar biasa pendapatannya.

Supir angkot gak dikenal namanya, Driver Formula 1 dikenal hampir semua orang dan dielu-elukan semua orang. Muncul di TV, majalah, dan jadi bintang iklan.

Nah…
Mau bisnis kita seperti Pembalap Driver Formula 1?

Saya mau tanya dulu kesiapan kita semua disini.
1. Siapkah kita merekrut orang-orang terbaik untuk support bisnis kita. Bukan yang bergaji murah, tetapi lulusan terbaik dari sekolah terbaik?
2. Siapkah kita membangun brand kita menjadi dikenal orang ? Dan bukan cuma sekedar hidup dari "hari demi hari"
3. Siapkah kita membangun diri kita hari demi hari. Memperkuat fisik dan juga mental kita, dengan belajar terus menerus, ikut training, seminar, dan juga melatih team kita.
4. Siapkah kita membangun system di perusahaan kita, sehingga tingkat efisiensinya luar biasa tinggi, meskipun anggota team berganti, tidak akan pernah pincang.
5. Siapkah kita mendesain user experience yang luar biasa? Yang akan membuat orang kembali dan kembali lagi?

Salam cerdas berbisnis.

Penulis adalah : Founder Arta Advisor “Sustainable Business Intelligenx".

Share:

Kamis, 06 Oktober 2016

Dari "Peh Tem" ke "Pemancar", Warkop Nongkrong Agen Macam-Macam




Tulisan ini hanya keisengan bercerita tentang warung kopi tempat saya biasa nongkrong.



Namanya Warkop Pemancar. Letakanya persis di depan kantor Keuchik Gampong Punge Blang Cut. Dulunya warkop ini bernama Peh Tem, sebuah istilah dalam bahasa Aceh, yang artinya "memukul kaleng". Secara istilah 'Peh Tem' bisa memiliki pengertian negatif. Dianggap sebagai “kata kerja” yang tidak bermafaat, dengan makna berbicara tanpa makna dan tidak menguntungkan. Namun sebenarnya, tidak mudah untuk bisa terus terlibat mengikuti pembicaraan dalam sebuah kelompok ngopi barenga oleh beberapa orang dengan latar belakang yang berbeda pula. Apalagi tema yang berubah-ubah, dari politik, ekonomi, agama, olahraga, film hingga soal kopi itu sendiri. Sangat sulit jika kita tidak memiliki wawasan yang luas atas berbagai hal. Namun dari warkop Peh Tem sendiri akhirnya terbentuk komunitas Peh Tem, yang ujungnya malah membawa manfaat, dimana bisa menjadi sharing informasi bisnis dari para penikmat kopi yang mampir dari berbagai pelosok kota Banda Aceh. 



Dulunya warkop Peh Tem mencoba mempertahankan bentuk bangunan tradisional menggunakan kayu dan atap daun rumbia. Namun kondisi cuaca ekstrim yang sering melanda Banda Aceh, membuat bangunan warkop tidak bertahan lama. Seiring renovasi yang dilakukan para owner, yaitu Rudi, Iskandar, Nasromi dan Faisal, nama Peh Tem pun berubah menjadi Warkop Pemancar. Namun komunitas Peh Tem pengunjung Warkop ini tetap eksis, ngopi bareng dan berkumpul menjadi kempok “Agen Macam-Macam” alias AMM. 



Tidak hanya itu, warkop Pemancar juga digunakan sebagai tempat reuni beberapa angkatan sekolah. Salahsatunya alumni SMA 2 Banda Aceh, yang kebetulan di komando Isnandar, Febri dan Rudy Nyak Black alias Rudi Kayee.


Selain dilengkapi fasilitas Wifi, warkop Pemancar juga di lengkapi dengan televisi layar lebar plus layar proyektor, untuk memanjakan pengunjung nonton bareng siaran olahraga seperti Sepakbola dan Moto GP.




Barakahnya, lokasi warkop Pemancar juga bersebelahan dengan Mushala Musafir sehingga pengunjung warkop dengan mudah dapat melaksanakan ibadah jika waktu shalat tiba. 


Udah ah..hampir magrib…gitu aja dulu tulisan iseng ini...saya mo abisin sisa kopi pancong n pulang . Yang mo mampir ke Warkop Pemancar, silahkan aja…..sambil kita Peh Tem.

Hahaha…..

Share:

Rabu, 31 Agustus 2016

Asal Muasal nama "Peunayong"



       Aceh China Town "fake history"

Pada abad ke 11, Aceh yang terletak di ujung Sumatera ini sudah sangat dikenal oleh dunia luar. Kesuburan tanahnya dan letaknya yang strategis dipintu selat Malaka menjadikan Aceh menjadi magnet orang-orang dari penjuru negeri untuk berdagang dan malah menetap di wilayah ini. Sehingga ragam ras dan suku bangsa pun masuk dan tinggal di Aceh, tidak terkecuali etnis China. Pada awalnya, Peunayong tidaklah dikenal seperti sekarang ini. Orang Aceh setempat menyebutnya dengan "Bineh Krueng". Sampai suatu saat datanglah seorang Ksatria dari daratan china, dari Kekaisaran Ming yg bernama Yong Pe Hung. Yong Pe Hung ini, merantau dari China ke Aceh setelah pensiun dari tentara elit kekaisaran Miñg. Dengan bermodalkan bekal gaji atau tunjangan pensiunnya ini, Yong Pe Hung memulai bisnis baru berdagang ke Aceh. Yong Pe Hung menetap di Bineh Krueng Aceh bersama komunitas Tiong Hoa lainnya yg sudah duluan ada di Aceh. Berdagang merupakan salah satu kegiatan utama mereka. Yong Pe Hung dikenal sebagai orang yang sangat ramah dan sangat mudah bergaul dengan penduduk asli Aceh saat itu.

Sampai suatu pagi, si Yong Pe Hung membuka kedainya untuk berjualan, tiba-tiba pintu kedainya macet dan tidak bisa dibuka, Yong Peng Hung bersusah payah membuka pintu kedainya yang macet tersebut.
Sampai datanglah seorang pembeli dari penduduk sekitar yang menanyakan..
        " Peu..na.. Yong ..?''


dan sejak saat itu Bineh Krueng Aceh tersebut disebut "Peunayong".

dikisahkan  dengan bercanda oleh :
Budi Azhari dalam status facebook saat sedang menikmati kopi di warkop langganan.
Share:

Selasa, 19 April 2016

Kisah Jelang Wafat Rasulullah, 99% Mukmin Akan Menangis Membacanya


Oleh
DR.Sulaiman bin Salimullah ar-Ruhaili حَفِظَهُ الله
KEMATIAN RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM BAGI PARA SAHABAT
Akhirnya, manusia termulia itupun menghembuskan nafasnya yang terakhir. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat. Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam Rasûlullâh, kekasih Allâh itu wafat dalam pangkuan istri tercinta Aisyah Radhiyallahu anhuma . Setelah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, seluruh kota Madinah al-munawwarah terasa gelap gulita. Ketika itu, Abu Bakr tidak sedang berada di dekat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau Radhiyallahu anhu sedang berada di rumahnya. Umar bin Khatthab Radhiyallahu anhu sangat terpukul mendengar berita kematian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Dia berdiri sembari menyuarakan ketidak percayaannya mendengar kematian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Dia Radhiyallahu anhu mengatakan, “Demi Allâh! Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak wafat.”
Dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan bahwa Umar bin Khatthab Radhiyallahu anhu yang tidak percaya tentang berita wafatnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , berkata, “Sesungguhnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak wafat, akan Rabbnya telah mengirim utusan kepadanya sebagaimana Allâh Azza wa Jalla telah mengirim utusan-Nya kepada Musa q lalu dia meninggalkan kaumnya selama empat puluh hari. Demi Allâh! Saya yakin Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan hidup sehingga Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memotong tangan-tangan dan lisan orang-orang munafik yang mengira atau mengatakan bahwa Muhammad telah wafat.[1]
Dalam suasana mencekam akibat ketidak percayaan Umar bin Khatthab Radhiyallahu anhu , Abu Bakr Radhiyallahu anhu dating ke tempat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah mendengar kematian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau Radhiyallahu anhu tanpa banyak bicara langsung menuju ke jenazah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ditutup dengan kain. Abu Bakr Radhiyallahu anhu menyingkap bagian kain yang menutupi wajah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu menangis. Abu Bakr Radhiyallahu anhu mencium kening Rasûlullâh sambil menangis. Abu Bakr Radhiyallahu anhu mengatakan:
بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي طِبْتَ حَيًّا وَمَيِّتًا
Demi bapak dan ibuku! Engkau tetap wangi ketika masih hidup dan juga setelah wafat.
Dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa Abu Bakr Radhiyallahu anhu setelah mencium kening Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah wafat, beliau Radhiyallahu anhu menangis dan mengatakan:
بِأَبِي أَنْتَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ لَا يَجْمَعُ اللَّهُ عَلَيْكَ مَوْتَتَيْنِ أَمَّا الْمَوْتَةُ الَّتِي كُتِبَتْ عَلَيْكَ فَقَدْ مُتَّهَا
Demi bapakku! Wahai Nabi Allâh Azza wa Jalla! Allâh Azza wa Jalla tidak akan mengumpulkan padamu dua kali kematian. Sekarang kematian yang telah ditetapkan Allâh Azza wa Jalla untukmu telah engkau lalui.
Lalu beliau Radhiyallahu anhu keluar menemui Umar bin Khatthab Radhiyallahu anhu dan berusaha menenangkan beliau, namun tidak berhasil. Akhirnya Abu Bakr Radhiyallahu anhu membiarkan Umar Radhiyallahu anhu dalam ketidakpercayaannya lalu beliau Radhiyallahu anhu menghadapkan wajahnya kearah para Sahabat. Beliau mengawali pembicaraannya dengan membaca tasyahhud lalu mengatakan:      
أَمَّا بَعْدُ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ مَاتَ وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ
Amma ba’du, barangsiapa yang menyembah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka sesungguhnya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat. Dan barangsiapa yang menyembah Allâh Azza wa Jalla , maka sesungguhnya Allâh maha hidup dan tidak akan mati.
Lalu Abu Bakr Radhiyallahu anhu membaca ayat:
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ
Sesungguhnya kamu akan mati dan mereka akan mati. [Az-Zumar/39:30]
dan juga membaca ayat:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang maka dia tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada Allâh sedikit pun. Dan Allâh akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. [Ali ‘Imrân/3:144]
Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma mengatakan:
وَاللَّهِ لَكَأَنَّ النَّاسَ لَمْ يَكُونُوا يَعْلَمُونَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ حَتَّى تَلَاهَا أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَتَلَقَّاهَا مِنْهُ النَّاسُ
Demi Allâh! Seakan semua orang tidak ada yang mengetahui bahwa Allâh telah menurunkan ayat tersebut sampai Abu Bakr Radhiyallahu anhu membacakannya (kala itu), dan manusia mengambil ayat tersebut darinya.[2]
Umar Radhiyallahu anhu mengatakan, “Demi Allâh! Sesungguhnya aku seakan-akan belum pernah mendengar ayat ini sampai aku mendengar Abu Bakr Radhiyallahu anhu membaca ayat ini.  Sehingga saya lemas, saya tidak kuat berdiri dengan kedua kakiku dan jatuh ke tanah, ketika Abu Bakr Radhiyallahu anhu membacakan ayat tersebut. Saat itu, saya yakin bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat. Para Sahabat yang mendengar berita ini pun ikut menangis di masjid Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pada hari Selasa, sehari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, para Sahabat hendak menyiapkan segala sesuatu untuk pemakaman Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Saat hendak memandikan jenazah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka kebingungan dan berselisih, apakah mereka harus membuka pakaian Rasûlullâh sebagaimana yang biasa mereka lakukan saat memandikan jenazah yang alain ataukah mereka memandikan jenazah Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tanpa melepaskan baju Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ? Dalam keadaan seperti itu, Allâh Azza wa Jalla mendatangkan rasa kantuk kepada mereka semua, kemudian mereka mendengar ada orang yang menyuruh mereka untuk memandikan jenazah Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tanpa melepas pakaian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Tidak ada seorangpun diantara para Sahabat yang mengetahui, siapakah orang yang berbicara itu? Akhirnya, Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu memandikan jenazah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan dibantu oleh beberapa orang Sahabat lainnya. Mereka membasahi jenazah Beliau Radhiyallahu anhu dengan lembut tanpa melepas baju yang dikenakan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .  Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu  mendapatkan kemuliaan untuk menggosok-gosok jasad Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan lembut. Ali Radhiyallahu anhu bercerita, “Saya terus memperhatikan jenazah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan detail, saya tidak mendapatkan apapun. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu selalu dalam keadaan baik, ketika masih hidup maupun ketika sudah wafat.”
Setelah dimandikan, jenazah Rasûlullâh dikafankan dengan tiga lapis kain berwarna putih. Beliau tidak dipakaikan baju dan juga surban. Lalu para Sahabat menyalati Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri-sendiri tanpa ada seorang imam yang mengimami mereka. Shalat jenazah diawali oleh kaum laki-laki dewasa, kemudian anak-anak kecil, lalu para wanita dan terakhir  para budak. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dimakamkan pada Rabu ditempat Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat yaitu di rumah ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu anhuma yang berada di luar masjid Nabawi kala itu. Ketika hendak menggali kubur Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , para para Sahabat kembali berselisih pendapat tentang bagaimana kuburan Rasûlullâh? Apakah dibuatkan lahat, atau hanya dibuatkan sebuah lubang begitu saja? Pada saat itu, di Madinah ada dua penggali kubur, yang satu menggali dengan membuat lahat, sementara yang satu lagi hanya berupa lubang biasa saja. Karena tidak bisa memutuskan, akhirnya para Sahabat sepakat untuk melakukan shalat Istikharah untuk memohon petunjuk kepada Allâh Azza wa Jalla lalu setelah mereka itu mereka mengirim utusan kepada dua orang penggali kuburan itu, siapapun diantara dua orang ini yang datang, maka dialah yang menggali kubur Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan caranya sendiri. Ternyata yang lebih dahulu datang adalah orang yang biasa menggali kuburan dengan ditambahkan lahat. Akhirnya kuburan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dibuatkan lahat.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dimakamkan dengan beralaskan sebuah kain merah, kemudian setelah itu, sebuah batu ditancapkan di atasnya. Kuburan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditinggikan sekitar satu jengkal dari tanah semula. Setelah pemakaman selesai, Anas Radhiyallahua anhu lewat didepan rumah Fathimah binti Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Fathimah Radhiyallahu anhuma berkata kepada Anas Radhiyallahua anhu, “Wahai Anas! Apakah kalian sanggup menimbunkan pasir ke jenazah Rasûlullâh?!”
Wahai saudara-saudaraku, kaum Muslimin dan Muslimat! Setiap orang yang meninggal dunia itu memiliki warisan. Namun Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mewariskan atau tidak meninggalkan dirham apalagi dinar, tidak juga kambing atau unta. Para Nabi itu tidak boleh diwarisi. Harta yang mereka tinggalkan ketika mereka meninggal dunia menjadi sedekah, bukan harta yang diwariskan. Ketika wafat, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan warisan yang begitu agung. Mestinya, semua kaum Muslimin berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Tidak boleh ada seorang pun yang dihalanginya dari warisan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut juga tidak boleh menghalangi jika ada orang terus ingin mendapatkan tambahan dari warisannya n . Semua kaum Muslimin berhak mengambil apapun yang mereka kehendaki dari warisan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut. Diantara manusia, ada yang mengambilnya untuk dirinya sendiri, ada juga yang menolong orang lain untuk mendapatkannya, dengan  mendukung dan menyokong sekolah-sekolah, ma’ad-ma’had dan mejelis-majelis yang mengajarkan al-haq. Itulah ilmu yang merupakan warisan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak akan pernah habis dan tidak akan pernah hilang sampai hari kiamat.  Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Sesungguhnya para Ulama itu adalah pewaris para Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . dan sesungguhnya para Nabi itu tidak meninggalkan dinar juga tidak dirham, namun mereka hanya mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, berarti dia telah mengambil bagian yang banyak
PELAJARAN PENTING
Kaum Muslimin! sesungguhnya apa yang kita bahas tadi tentang kematian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan hal yang sangat besar yang telah menimpa umat. Dan apa yang telah disampaikan dari awal sampai akhir tentang kematian Rasûlullâh adalah bersumber dari riwayat yang shahih, tidak ada satupun yang saya sampaikan dari riwayat yang dha’if apalagi palsu. Semoga kita bisa mengambil dan memetik pelajaran dari kisah kematian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. dan tidak diragukan lagi, bahwa semua kejadian terkait wafatnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengandung pelajaran penting bagi kita. Saya sudah menyampaikannya dengan panjang lebar, karena pembahasan ini memang harus dibahas dengan panjang lebar dan tidak boleh ada rasa bosan untuk mengikutinya. Bagaimana mungkin ada rasa bosan yang menghinggapi hati seseorang yang sedang menyimak kisah kematian orang yang sangat dicintainya yaitu Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Namun supaya lebih bermanfaat, saya menyebutkan beberapa pelajaran penting. Diantara pelajaran penting yang bisa kita ambil dari kisah kematian Nabi Muhammad adalah:
  1. Setiap Mukmin harus mengambil pelajaran dari kisah kematian Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau adalah khalîlullâh (kekasih Allâh), meski demikian, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap mengalami kematian. Jika seandainya ada orang yang berhak hidup kekal di dunia, tentu Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam diantara yang berhak untuk kekal di dunia. Akan tetapi, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam justru mengalami kematian, bahkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kedudukannya sebagai seorang Nabi, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengalami sakaratul maut yang luar biasa.
Bagaimana mungkin kita tidak mengambil pelajaran dari kisah wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ?! Beliau adalah rasul termulia dan imam bagi semua orang yang bertakwa.
Setelah menyima’ dan membaca kisah ini, masih adakah orang yang menyangka atau meyakini bahwa dia tidak akan mati??? Demi Allâh! Rabbnya Ka’bah! Tidak akan ada seorang pun yang kekal hidup di dunia. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ 
Setiap jiwa pasti akan mengalami kematian. [Ali Imran/3:185]
Maka, berbahagialah orang yang bisa mengambil pelajaran dari kisah ini serta sudah mulai melakukan persiapan untuk menghadapi kematian yang pasti akan mendatanginya! Dia melakukan persiapan terus-menerus sebelum terlambat, karena kedatangan malaikat pencabut nyawa tanpa didahului pemberitahuan. Betapa banyak orang yang kita cintai meninggal dihadapan kita, padahal sebelumnya dia berharap bisa mengikuti pemakaman orang tuanya. Namun takdir menetapkan lain, justru dialah yang dimakamkan oleh kedua orang tuanya.
Bahkan terkadang ada orang yang tidur seranjang dengan orang yang dicintainya dan berharap mereka menikmati udara segar bersama-sama ketika mereka bangun. Namun kenyataan berkata lain, salah seorang diantaranya, meninggal di atas kasurnya.
Ada juga orang yang meninggal dunia mendadak.
Sungguh! Wahai saudara-saudaraku! Kematian itu tidak jauh dari kita. Terkadang ada orang yang sedang berbicara, namun sebelum sempat menyelesaikan pembicaraannya, tiba-tiba kematian datang menghampirinya, sehingga dia pun mati mendadak.
Oleh karena itu, wahai saudara-saudaraku! Hendaklah kita mengambil pelajaran dari semua peristiwa kematian. Jadilah orang yang cerdas. Yaitu orang yang senantiasa mengingat kematian, lalu dia berpegang teguh dengan Islam serta mengetahui sebuah hakikat bahwa kehidupan akhirat itu jauh lebih baik dan lebih kekal daripada kehidupan dunia.
  1. Pelajaran yang kedua adalah ta’ziyatul Muslimin (menghibur hati kaum Muslimin) ketika tertimpa musibah atau bisa meringan beban mereka ketika menerima musibah yang berat. Jika kita tertimpa penyakit, maka ingatlah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , khalilullah juga mengalami sakit keras. Jika kita merasa sedih karena kehilangan orang yang kita cintai, maka ingatlah kita pernah merasakan kesedihan yang tiada tara karena kehilangan orang yang paling kita cintai yaitu Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .  Kesedihan akibat dari kehilangan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih berat dibandingkan rasa sedih akibat ditinggal oleh siapapun di dunia ini bahkan oleh semua orang. Dengan ini, beban kesedihan kita akan sedikit berkurang. Oleh karena itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَيُّمَا أَحَدٍ مِنَ النَّاسِ، أَوْ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أُصِيبَ بِمُصِيبَةٍ، فَلْيَتَعَزَّ بِمُصِيبَتِهِ بِي عَنِ الْمُصِيبَةِ الَّتِي تُصِيبُهُ بِغَيْرِي، فَإِنَّ أَحَدًا مِنْ أُمَّتِي لَنْ يُصَابَ بِمُصِيبَةٍ بَعْدِي أَشَدَّ عَلَيْهِ مِنْ مُصِيبَتِي
Wahai manusia! Siapapun diantara manusia atau kaum Mukminin yang tertimpa musibah, maka hendaklah dia menghibur dirinya dengan musibah yang menimpanya akibat kematianku untuk menghilangkan kesedihannya akibat musibah yang menimpanya karena kematian orang selainku. Karena sesungguhnya, tidak ada seorangpun dari umatku yang akan tertimpa musibah yang lebih dahsyat daripada musibah kematianku (Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam )
  1. Pelajaran terpenting lainnya yaitu tentang keagungan tauhid yang dibawa oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , yang Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dakwahkan selama hidupnya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan yang Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan di akhir hayatnya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Demikianlah seharusnya kaum Muslimin yang mendapatkan taufiq dari Allâh Azza wa Jalla . Mereka akan terus bersemangat agar tetap menjadi orang-orang yang terus mentauhidkan Allâh Azza wa Jalla . Mereka akan terus mengamalkan dan mendakwahkan tauhid sampai kematian datang menjemputnya. Mereka mencintai    semua orang yang mentauhidkan Allâh Azza wa Jalla dan menjadikan dirinya sebagai bagian dari mereka. Dia senantiasa bermunajat kepada Rabbnya agar diberi keteguhan hati untuk tetap berada di atas tauhid sampai meninggal dunia.
  1. Pelajaran lain yang tidak kalah penting yaitu penjelasan tentang hukum membangun masjid di atas kubur juga tentang hukum memasukkan kuburan ke dalam lingkungan masjid. Dari kisah wafatnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kita tahu bahwa perbuatan membangun masjid di atas kuburan adalah perbuatan dosa besar, bahkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut para pelaku perbuatan tersebut sebagai makhluk terburuk dan berhak mendapat laknat dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Apakah mungkin ada seorang Mukmin merasa nyaman hatinya untuk melakukan apa yang dilarang oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ?? Padahal larangan tersebut Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan pada saat Beliau mengalami sakit keras, dan Beliau memberikan peringatan itu berulang-ulang, karena khawatir fitnah ini akan menimpa umatnya. Dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam meskipun sebagai makhluk termulia, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak dikuburkan di dalam masjid. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dikuburkan tempat Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, yaitu di rumah Aisyah Radhiyallahu anhuma yang berada di luar masjid. Ketika Utsman bin Affan Radhiyallahu anhu meluaskan masjid Nabawi, Utsman Radhiyallahu anhu tidak memasukkan kuburan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke dalam Masjid Nabawi. Beliau Radhiyallahu anhu memperluas masjid Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke arah semua sisi, kecuali kearah sisi kuburan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Setelah itu, sebagian penguasa Bani Umayyah melakukan kesalahan yang telah memasukkan kuburan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke dalam masjid Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Namun yang perlu diingat, bahwa hujjah itu bukan berada pada perbuatan seseorang, tetapi hujjah hanya ada pada sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan perbuatan para Sahabatnya Radhiyallahu anhum . Oleh karena itu,  wajib bagi setiap Muslim yang lebih meninggikan risalah Rasûlullâh daripada adat nenek moyangnya untuk menjauhi perbuatan ini sejauh-jauhnya.
Kemudian, jika didapati ada sebuah kuburan di dalam masjid, maka hendaklah kita perhatikan. Jika masjid itu ada sebelum kuburan, maka kita wajib menggali kuburan tersebut dan memindahkannya ke tempat pemakaman umum.  Dan jika kuburan tersebut ada sebelum masjid, maka kita wajib merobohkan masjid tersebut dan membiarkan kuburan itu ditempatnya. Karena dia lebih berhak terhadap tempat itu daripada masjid yang ada setelahnya.
Sebagai pengetahuan tambahan tentang bagaimana menyikapi masjid yang ada kuburannya. Ketahuilah, jika ada masjid dan didalam nya ada kuburan, bukan berarti semua orang boleh menghancurkan masjid tersebut dengan seenaknya. Dia harus menyampaikan hal ini kepada penguasa setempat atau disampaikan kepada para pengurus yang bertanggungjawab terhadap masjid tersebut.  Sehingga mereka berkesempatan untuk memperbaiki segala sesuatu agar selaras dengan syari’at yang dibawa oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
  1. Pelajaran terakhir dari peristiwa wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ingin saya sampaikan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  adalah manusia biasa yang mengalami sakit sebagaimana manusia lain mengalami sakit. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam  mengalami kematian sebagaimana manusia yang lain mengalami kematian. Hanya saja, Allâh Azza wa Jalla telah memuliakannya dengan risalah. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam  hanyalah manusia biasa yang tidak layak untuk disembah. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam  adalah seorang rasul yang wajib untuk ditaati dan yang wajib untuk diikuti. Kita tidak boleh bersikap berlebihan terhadap Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , namun juga kita tidak boleh meremehkan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Kewajiban kita sebagai kaum Muslimin adalah memposisikan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam  pada posisi yang semestinya, sehingga kita tidak mencedarai tauhid yang merupakan hak Allâh Azza wa Jalla .
PENUTUP
Saya sudah menyampaikan masalah ini dengan panjang lebar, karena materi ini sangat penting. Sebenarnya, masih banyak yang ingin saya sampaikan, namun saya harus mengakhirinya karena waktu yang singkat.
Saya memohon kepada Allâh Azza wa Jalla agar berkenan menjadi apa yang saya sampaikan pada kesempatan ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan bagi semua yang bisa menyima’ atau membaca sajian ini.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun XIX/1436H/2015. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079 ]
_______
Footnote
[1] HR. Ahmad/ al-Fath ar-Rabbani (21/241-242)

[2] HR. Al-Bukhari


Sumbe 
Share:

ACEHREPORTER.COM

VIDEO LEGEND