𝐌𝐄𝐃𝐈𝐀 𝐑𝐄𝐏𝐎𝐑𝐓𝐀𝐒𝐄 𝐆𝐋𝐎𝐁𝐀𝐋


🅿🅴🅼🅱🅰🅲🅰

Kamis, 28 Maret 2024

GERHANA MATAHARI TOTAL DI HARI RAYA IDUL FITRI 2024, PERTANDA APA?

 

 

THE REPORTER | Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan sebagian wilayah Bumi akan mengalami gerhana Matahari total pada Senin (8/4/2024), beberapa hari jelang Idul FItri 1445 H.

Dilansir dari laman resmi NASA, gerhana Matahari total akan dimulai di Samudra Pasifik Selatan dan apabila cuaca memungkinkan, gerhana akan melintasi beberapa wilayah di benua Amerika. Gerhana Matahari total pertama kali akan melintas di Pantai Pasifik Meksiko, Amerika Selatan, sekitar pukul 11.07 waktu setempat.

Lantas, apakah Indonesia termasuk daerah yang akan dilalui gerhana Matahari total? 

Penjelasan peneliti Astronom amatir Indonesia, Muh. Ma'rufin Sudibyo mengatakan bahwa gerhana Matahari tidak bisa dilihat di Indonesia, baik ditinjau dari zona penumbra maupun umbra. Ma’rufin berpendapat, pada zona penumbra, yakni daerah yang melihat gerhana total, hanya mencakup Benua Amerika bagian tengah dan utara saja. 

Selain wilayah Benua Amerika, ada pula sebagian kecil Benua Eropa seperti Inggris Raya yang akan mengalami gerhana Matahari total.

Sementara itu, zona umbra, yaitu daerah yang melihat sebagian gerhana Matahari, hanya mencakup wilayah dengan lebar maksimum 200 kilometer.

“Gerhana juga takkan terlihat di Indonesia karena terjadi saat tengah malam,” ungkap Ma’rufin, Senin (18/3/2024).

Adapun perkiraan gerhana Matahari total akan terjadi pada 17.45-18.49 Coordinated Universal Time (UTC) atau pada pukul 00.45-01.49 WIB. Ma’rufin mengatakan bahwa konfigurasi khas gerhana Matahari memang hanya akan mencakup sebagian kecil dari wajah Bumi yang pada saat itu sedang mengalami siang hari.

“Hanya sebagian kecil wilayah Bumi yang merasakan gerhana karena kecilnya diameter fisik Bulan,” katanya.

Dampak gerhana Matahari total bagi Indonesia Lebih lanjut, Ma’rufin menjelaskan, Indonesia juga tidak mengalami dampak langsung akibat gerhana.

Meskipun demikian, Indonesia bisa saja mengalami dampak tidak langsung dari adanya gerhana Matahari.

“Dampak tak langsung umumnya terkait dengan pasang surut air laut,” jelas Ma’rufin.

Gerhana terjadi pada saat konjungsi Bulan-Matahari, di mana Bulan seakan bertemu dengan Matahari. Akibat konjungsi tersebut, resultan gaya tidalnya mencapai maksimum.

Nantinya, kondisi ini akan berdampak pada air yang laut akan mengalami pasang maksimum. Kondisi seperti ini akan lebih berbahaya apabila di daerah tersebut sedang terjadi cuaca ekstrem berupa hujan lebat intensitas tinggi.

Apabila hal ini terjadi, maka aliran air limpasan ke laut akan terganggu sehingga genangan banjir akan berlangsung lebih lama.(*)

sumber: Kompas
 



Share:

Rabu, 27 Maret 2024

MINYAK DAN GAS ACEH DIEKSPLORASI LAGI

 


THE REPORTER, Banda Aceh | Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Mubadala Energy (South Andaman) RSC Ltd berhasil melakukan tajak sumur eksplorasi kedua Tangkulo-1 di Wilayah Kerja (WK) south Andaman.

“Sumur Tangkulo-1 menjadi sumur eksplorasi ke-2 yang dibor oleh Mubadala Energy di WK South Andaman pada tahun 2024, setelah sebelumnya mereka juga melakukan tajak Sumur Eksplorasi Layaran-2 pada 18 Maret 2024,” kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D Suryodipuro, pada Selasa (26/3/2024) di Jakarta.

Sumur Eksplorasi Tangkulo-1 terletak pada 166 Km Timur Laut Kota Banda Aceh dan 67 Km Utara Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh

Hudi menyampaikan, potensi cadangan migas di wilayah Andaman masih cukup besar. Maka, kegiatan eksplorasi yang dilakukan tersebut dapat memberikan peluang positif menjanjikan bagi industri migas.

“Kami terus mendorong dan mengawal KKKS yang beroperasi di wilayah Andaman agar dapat merealisasikan seluruh program kerja mereka sesuai dengan WP&B (Work, Program, dan Budget) yang telah disepakati pada tahun 2024,” ujarnya.

Dalam konteks pencapaian target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) gas pada tahun 2030, kegiatan eksplorasi di wilayah Andaman menjadi semakin vital.

“Kami berharap agar seluruh proses pengeboran sumur ini dapat berjalan dengan aman, lancar, dan efisien, sehingga dapat memberikan hasil yang optimal,” pungkasnya.(*)

    

Share:

ANIAYA KORBAN AMPE JARI PUTUS, DICIDUK POLISI MALAH NEMU SABU

 


THE REPORTER, Aceh Timur | Nasib nahas menimpa AM (54) asal Desa Lhok Seuntang, Kecamatan Julok, Aceh Timur, Provinsi Aceh, Selasa (26/3/2024). 

Pasalnya, jari tengah sebelah kanan putus akibat diserang oleh seorang pemuda berinisial JU (37) warga Desa Lhok Seuntang. 

Saat itu, JU menuduh FE (31) putra dari AM (54) mengambil barang berharga miliknya. JU memukuli FE. 

Tak Kuat Selamatkan Anaknya yang Terbaring Sakit Demi menyelamatkan anaknya, AM pasang badan dan melawan. Sayangnya, jari tengahnya putus dipukuli pakai besi oleh pelaku. 

Kepala Reserse dan Kriminal Polres Aceh Timur, Iptu Muhammad Rizal dalam siaran persnya menyebutkan saat kejadian korban dan anaknya FE sedang berjualan kopi di warung milik mereka. 

Tiba-tiba datang pelaku marah-marah dan membawa besi. 

“Mereka sempat adu mulut lalu berujung pelaku akan menganiaya anak pelaku dengan menggunakan besi dibawa pelaku,” sebut Rizal.

Saat itu, AM berusaha menolong anaknya sehingga terkena pukulan mengakibatkan jari tengah tangan sebelah kanan  terputus.

Lalu, pelaku pun saat itu melarikan diri setelah melakukan penganiayaan itu.
Setelah kejadian, korban dilarikan ke Puskesmas Julok, Aceh Timur untuk mendapat perawatan medis.

Mereka lalu membuat Laporan Polisi (LP) di SPKT Polres Aceh Timur. Tak lama kemudian, polisi berhasil melacak keberadaan pelaku berdasarkan laporan diterimannya.

“Kita tangkap pelaku sedang bersembunyi sebuah ruang kelas salah satu sekolah dasar di Kecamatan Julok,” katanya.

Saat ditangkap, polisi juga menyita tiga bungkus sabu-sabu dari pelaku.

Pelaku juga mengaku sabu-sabu itu miliknya.

“Sekarang sudah kita tahan di Mapolres Aceh Timur untuk penyidikan lebih lanjut,” pungkasnya.(*)

Share:

Surat Cinta Ramadhan untuk Dara Bercadar (Cuma Judul)

 


Assalamualaikum Saudaraku Sebangsa dan Setanah Air Indonesia.

Ramadhan ini, saya ingin berbagi kisah dan mungkin sedikit Curhat.

Kami di Aceh, yang melaksanakan Syariat Islam, sejak dulu sangat menjunjung dan menjaga kerukunan antar umat Seagama dan umat Beragama. Dalam soal pakaian, jika ada umat muslim baik warga Aceh maupun luar Aceh yang berkunjung mengenakan pakaian tidak sesuai aturan syariat Islam, maka akan disediakan busana yang layak.

Jika ada remaja muslimah tidak mengenakan jilbab, maka Polisi Syariat atau Wilayatul Hisbah akan memberikan Jilbab secara gratis. Hal ini juga dilakukan jajaran Polri di Polda Aceh. Demikian juga jika mengenakan pakaian ketat, akan dinasehati bahkan diberikan pakaian muslimah jika tersedia. Termasuk kaum pria jika mengenakan celana pendek, akan diberikan kain sarung. Hal ini juga berlaku untuk wisatawan lokal atau mancanegara, akan dihadiahkan selendang penutup kepala. Maka jangan heran, jika ke Aceh Banyak turis luar negeri begiu nyaman mengenakan jilbab atau selendang, yang tentunya terlihat makin anggun dan cantik.

Bagaimana jika ada pengunjung yang tidak nyaman berkerudung? Tidak dipaksakan juga, asal pakaian lain tidak terlihat seksi dan vulgar.

Disisi lain, banyak Muslimah Aceh yang berkerudung dan bercadar, bersahabat akrab dengan warga non muslim, terutama warga keturunan China atau Tionghoa. Kuliah bersama, belanja bareng, hingga ngopi semeja, walaupun terkadang sahabat non muslim tersebut tidak mengenakan jilbab atau kerudung.

Disetiap perayaan umat agama non muslim di Aceh, tidak ada pengawalan petugas keamanan berlebihan sejak puluhan tahun lalu, bahkan di saat konflik Aceh. Umat Nasrani, Hindu dan Budha begitu nyaman beribadah dan merayakan hari besar di Aceh.

Walaupun, terkadang sesekali pernah terjadi gesekan di Aceh terkait isu Agama, namun hanya sebatas kesalahpahaman dan bumbu romantika sebuah kerukunan dan kebhinekaan. Sisanya, cuma isu-isu yang dikembangkan oleh oknum luar Aceh terkait pelaksanaan syariat Islam di Aceh. Dan itu tidak mempengaruhi Hak Keistimewaan yang di miliki Aceh.

Yap, ini lah kami di Aceh, yang begitu damai namun tidak juga merasa sempurna.

Saya tidak akan menyebut kami sangat Toleransi dalam hal Agama dan pakaian. Karena bicara soal Toleransi dan In-Toleran, hanya akan membuat kita terjebak dalam perdebatan dan saling merasa lebih baik, yang berujung pada jurang perpecahan persatuan yang semakin lebar.

Namun saya hanya ingin berpinta, jika kami di Aceh sebagai icon pelaksanaan syariat Islam di Indonesia begitu menghormati dan toleransi dalam hal pelaksanaan ibadah dan pakaian warga non muslim, kenapa di luar Aceh saat ini saudara kami kaum muslimah yang berjilbab dan bercadar mendapat perlakuan menyedihkan. Dicurigai, dipersekusi hingga intimidasi?

Banyak muslimah Indonesia khususnya di Aceh yang sedih dan prihatin atas kondisi ini, namun berusaha sabar dan tabah, menganggapnya sebagai ujian Allah dalam melaksanakan syariat.

Terorisme oleh Oknum dengan Keyakinan Sesat adalah musuh kita bersama. Bom atas jamaah Nasrani, Penganiayaan terhadap Ulama Islam adalah langkah pertama Teroris. Namun target tujuan utama mereka adalah memecah belah persatuan Bangsa ini dengan menanamkan rasa saling curiga dan kebencian antar warga Negara, seperti saat ini.

Artinya, siapapun yang menyebar bibit kecurigaan, kebencian dan menjelekkan satu sama lain, maka dia sedang mendukung suksesnya tujuan Terorisme di Tanah Merah Putih ini.

Wassalam


sumber: status facebook Deddy Ridwan DS 16 May 2018

Share:

ACEHREPORTER.COM

VIDEO LEGEND