Tampilkan postingan dengan label gerhana matahari total. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label gerhana matahari total. Tampilkan semua postingan

Kamis, 28 Maret 2024

HARI JUMAT BUMI GELAP SELAMA 3 HARI !! INI PENYEBABNYA

 


THE REPORTER | Bumi akan gelap selama tiga hari mulai Jumat (8/4/2024), ramai di media sosial X dan TikTok.

Menurut akun X @infoastronomy pada Selasa (26/3/2024), gelapnya Bumi berkaitan dengan gerhana Matahari yang terjadi pada Jumat.

Namun, kegelapan hanya berlangsung beberapa menit saja, tidak sampai berhari-hari.
"Hanya Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada negara yang dilalui jalur gerhana Matahari total 8 April 2024, yang bahkan cuma wilayah yang dilalui jalur totalitasnya aja yang akan mengalami kegelapan, itu pun dalam beberapa menit aja, nggak sampai 3 hari," cuit pengunggah.

Sementara itu, akun TikTok @your_fave_shop menyebutkan bahwa kegelapan akan menyelimuti Bumi ketika planet ini melintasi sabuk foton.

"Darkness in 3 days on April 8, 2024, totoo ba?" tulis akun tersebut.

Lantas, benarkah Bumi akan gelap selama tiga hari?

Penjelasan astronom
Astronom amatir Indonesia Marufin Sudibyo mengatakan, narasi bahwa Bumi akan gelap selama tiga hari merupakan hoaks.

Ia menjelaskan bahwa tidak ada mekanisme kelangitan saat ini yang bisa menyebabkan hal tersebut terjadi.

"Apalagi jika disebut kegelapan terjadi karena Bumi melintasi sabuk foton," jelas Marufin, Rabu (27/3/2024).

Kapan gerhana Matahari berlangsung?
Sementara itu, Marufin menerangkan, memang akan terjadi gerhana Matahari total (GMT) pada Jumat (8/4/2024) berdasarkan waktu universal atau pada Sabtu (9/4/2024) berdasarkan waktu Indonesia.

"Waktunya adalah jam 17.45-20.52 UTC. Wilayah GMT 8 April 2024 tidak melintasi Indonesia. Zona penumbra GMT 8 April 2024 (zona yang melihat GMT sebagai gerhana sebagian) hanya mencakup benua Amerika bagian tengah dan utara serta secuil benua Eropa (Inggris Raya)," kata Marufin.

"Sedangkan zona umbra, yakni zona yang melihat GMT sebagai gerhana total hanya berbentuk pita dengan lebar maksimum 200 kilometer," tambahnya.

Marufin menjelaskan, hanya mencakup sebagian kecil dari wajah Bumi ketika siang hari yang mengalami gerhana Matahari total.

Hal tersebut disebabkan oleh kecilnya diameter fisik Bulan. Di Indonesia, gerhana tersebut takkan terlihat karena terjadi lepas tengah malam waktu lokal, tepatnya pukul 00.45-03.52 WIB.

Lebih lanjut, Marufin mengatakan, tidak ada dampak gerhana Matahari total secara langsung.

Namun, ada beberapa dampak gerhana Matahari total secara tidak langsung, seperti pasang-surut air laut.

Marufin mengatakan, gerhana terjadi pada saat konjungsi Bulan-Matahari ketika Bulan seakan bertemu dengan Matahari.

"Akibatnya resultan gaya tidalnya mencapai maksimum sehingga air laut akan mengalami pasang maksimum pula. Jika pada saat itu sedang terjadi cuaca ekstrem (hujan deras atau ekstrem), maka aliran air limpasan ke laut akan terganggu sehingga genangan banjir akan berlangsung lebih lama," pungkasnya.(*)

sumber MSN

Share:

KOMET SETAN SEGEDE GUNUNG MUNCUL SAAT GERHANA MATAHARI 2024, KIAMAT?

Mengapa dinamai Komet Setan?

 

THE REPORTER | Komet Pons-Brooks baru-baru ini mendapat julukan Komet Setan karena kecerlangannya yang tidak terduga. Karena mempunyai kecerahan yang sangat terang, komet ini disamakan dengan tanduk setan oleh beberapa media.

Menurut para ilmuwan, komet ini juga mengalami peningkatan kecerlangan secara eksponensial yang diprediksi terjadi pada Maret 2024. Adapun penyebab komet tersebut mengalami tingkat kecerlangan hingga saat ini belum diketahui. Namun beberapa ahli berspekulasi bahwa komet tersebut mungkin memiliki gunung es aktif yang meledak dan menyebabkan kilatan cahaya. Gejolak lainnya mungkin terjadi bersamaan dengan gerhana Matahari pada Senin (8/4/2024), yang dapat diamati dari Amerika Serikat.

Meskipun demikian, pakar komet, John Bortle menyebut prediksi tersebut sebagai fantasi belaka.
 

Sebagian wilayah Bumi akan mengalami gerhana Matahari total pada Senin (8/4/2024).

Bersamaan dengan gerhana Matahari, akan melesat pula Komet 12P atau Komet Pons-Brooks, komet yang dijuluki “Komet Setan” yang memiliki ukuran sebesar Gunung Everest.

Komet tersebut hanya dapat dilihat oleh manusia setiap 70 tahun sekali dan akan segera terlihat saat komet tersebut meluncur menuju Bumi, dikutip dari New York Post, Minggu (17/3/2024).

Sebagai informasi, Komet Setan merupakan obyek luar angkasa yang sangat terang dan sedang melintasi tata surya bagian dalam.

Menurut Space.com, komet tersebut kemungkinan dapat dilihat dengan mata telanjang saat senja di belahan Bumi utara melawan konstelasi zodiak Aries di ufuk barat pada akhir Maret 2024.

Kehadirannya yang sangat jarang terjadi ini akan terus terlihat dan akan mencapai jarak terdekatnya dengan Matahari pada Minggu (21/4/2024).

Setelah mencapai titik terdekat dengan Bumi, Komet Setan akan menghilang dari pandangan di belahan Bumi bagian utara pada Mei 2024. Selanjutnya, komet ini akan terlihat dari belahan Bumi bagian selatan sebelum menghilang lagi dari pandangan hingga 2095.(*)

 

sumber Kompas



 

 

Share:

GERHANA MATAHARI TOTAL DI HARI RAYA IDUL FITRI 2024, PERTANDA APA?

 

 

THE REPORTER | Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan sebagian wilayah Bumi akan mengalami gerhana Matahari total pada Senin (8/4/2024), beberapa hari jelang Idul FItri 1445 H.

Dilansir dari laman resmi NASA, gerhana Matahari total akan dimulai di Samudra Pasifik Selatan dan apabila cuaca memungkinkan, gerhana akan melintasi beberapa wilayah di benua Amerika. Gerhana Matahari total pertama kali akan melintas di Pantai Pasifik Meksiko, Amerika Selatan, sekitar pukul 11.07 waktu setempat.

Lantas, apakah Indonesia termasuk daerah yang akan dilalui gerhana Matahari total? 

Penjelasan peneliti Astronom amatir Indonesia, Muh. Ma'rufin Sudibyo mengatakan bahwa gerhana Matahari tidak bisa dilihat di Indonesia, baik ditinjau dari zona penumbra maupun umbra. Ma’rufin berpendapat, pada zona penumbra, yakni daerah yang melihat gerhana total, hanya mencakup Benua Amerika bagian tengah dan utara saja. 

Selain wilayah Benua Amerika, ada pula sebagian kecil Benua Eropa seperti Inggris Raya yang akan mengalami gerhana Matahari total.

Sementara itu, zona umbra, yaitu daerah yang melihat sebagian gerhana Matahari, hanya mencakup wilayah dengan lebar maksimum 200 kilometer.

“Gerhana juga takkan terlihat di Indonesia karena terjadi saat tengah malam,” ungkap Ma’rufin, Senin (18/3/2024).

Adapun perkiraan gerhana Matahari total akan terjadi pada 17.45-18.49 Coordinated Universal Time (UTC) atau pada pukul 00.45-01.49 WIB. Ma’rufin mengatakan bahwa konfigurasi khas gerhana Matahari memang hanya akan mencakup sebagian kecil dari wajah Bumi yang pada saat itu sedang mengalami siang hari.

“Hanya sebagian kecil wilayah Bumi yang merasakan gerhana karena kecilnya diameter fisik Bulan,” katanya.

Dampak gerhana Matahari total bagi Indonesia Lebih lanjut, Ma’rufin menjelaskan, Indonesia juga tidak mengalami dampak langsung akibat gerhana.

Meskipun demikian, Indonesia bisa saja mengalami dampak tidak langsung dari adanya gerhana Matahari.

“Dampak tak langsung umumnya terkait dengan pasang surut air laut,” jelas Ma’rufin.

Gerhana terjadi pada saat konjungsi Bulan-Matahari, di mana Bulan seakan bertemu dengan Matahari. Akibat konjungsi tersebut, resultan gaya tidalnya mencapai maksimum.

Nantinya, kondisi ini akan berdampak pada air yang laut akan mengalami pasang maksimum. Kondisi seperti ini akan lebih berbahaya apabila di daerah tersebut sedang terjadi cuaca ekstrem berupa hujan lebat intensitas tinggi.

Apabila hal ini terjadi, maka aliran air limpasan ke laut akan terganggu sehingga genangan banjir akan berlangsung lebih lama.(*)

sumber: Kompas
 



Share:

Terima Kasih Hari ini Anda Pembaca ke:

REPORTER TV