THE REPORTER - Banda Aceh | Sehari menjelang memasuki bulan Ramadhan 1445 H, Senin (11/03/2024), harga daging di Kota Banda Aceh mencapai Rp 180.000 perkilogram, pada beberapa lokasi pasar daging.
Sebelumnya pada 2 hari menjelang bulan puasa atau di Aceh disebut Uro Meugang Phon, harga daging sapi berkisar pada harga Rp 160.000 sampai Rp 170.000. Padahal di hari biasa, harga daging berkisar antara Rp 120.000 sampai Rp150.000 perkilogram.
Sementara untuk harga jeroan, seperti bagian hati harganya Rp 110.000 perkilo dan bagian paru seharga Rp 125.000 perkilo.
Melonjaknya harga daging dipicu permintaan daging yang lebih tinggi dalam tradisi Meugang masyarakat Aceh, yang dirayakan tiga kali dalam setahun, yakni menjelang bulan puasa Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Pantauan di pasar daging musiman di jalan T Iskandar, Beurawe, Kuta Alam, Banda Aceh, antusias masyarakat membeli daging cukup tinggi, walau harga mengalami kenaikan untuk kualitas premium atau terbaik.
Kenaikan harga daging ini disebabkan tingginya permintaan masyarakat di hari meugang, yang dimanfaatkan oleh pedagang untuk meraup keuntungan lebih. Masyarakat Aceh pun sudah tidak lagi merasa terkejut dengan kondisi ini, karena harga daging naik hanya pada hari-hari meugang.
“Walau pembeli ramai, tapi daya beli orang kita menurun, mungkin karena disebabkan naiknya bahan pokok lain,” kata Bang Amat salah seorang penjual daging, yang berjualan sejak usai subuh.
Faktor lain, masyarakat Aceh lebih suka mengkonsumsi daging sapi lokal. Terutama yang baru disembelih, bukan daging beku.
“Cuma beli daging sekilo, karena harus belanja untuk bumbu masaknya juga, harga kebutuhan lain sudah mahal sekarang,” kata Kak Inong, salahseorang warga yang juga membeli tulang - tulangan dengan harga Rp 95 ribu perkilo.
Warga berharap, harga dapat kembali turun dan stabil selama bulan ramadhan, hingga hari raya Idul Fitri nanti.(*)