𝐌𝐄𝐃𝐈𝐀 𝐑𝐄𝐏𝐎𝐑𝐓𝐀𝐒𝐄 𝐆𝐋𝐎𝐁𝐀𝐋


🅿🅴🅼🅱🅰🅲🅰

Senin, 11 September 2023

Satresnarkoba Polresta Banda Aceh Sita 10,5 Kg SABU, 28,3 Kg GANJA dan 248 botol MIRAS

 



THE REPORTER - Satresnarkoba Polresta Banda Aceh per semester I tahun 2023 telah mengungkap 107 kasus peredaran narkoba di Banda Aceh, Senin (11/9/2023).

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Fahmi Irwan Ramli didampingi Kasatresnarkoba AKP Ferdian Chandra, S.Sos mengatakan, dari 107 kasus itu, sebanyak 82 kasus sabu, 10 kasus peredaran ganja, 7 kasus sabu dan ganja dan 8 kasus miras.
 

Total sebanyak 142 tersangka yang terdiri, 138 orang laki-laki dan 5 perempuan telah diamankan pihak kepolisian.

Dari jumlah kasus tersebut kata Fahmi, pihaknya mengamankan barang bukti berupa 10,5 Kg narkotika jenis sabu, 28,3 kilo Ganja dan 248 botol miras.

"Dari BB ini kita rilis terkait pengungkapan narkotika jenis sabu. Dan modus yang dilakukan itu beragam, salah satunya jual beli online yang dikirimkan melalui ekspedisi," kata Fahmi saat konferensi di Lapangan Indoor Polresta Banda Aceh.



 Ia mengatakan, dari total barang bukti yang diamankan, pihaknya berhasil menyelamatkan 100 ribu jiwa.

Terlebih saat ini kata Fahmi, banyak dari pengguna narkoba di Aceh itu masih dalam usia produktif antara 20-50 tahun.

“Jadi profesi apapun sangat rentan penyalahgunaan narkoba ini. Kami mohon bantuan kepada masyarakat dalam memberantas narkoba harus terlibat seluruh stakeholder yang ada,” ungkapnya.


Selain itu, untuk mengatasi hal tersebut juga pihaknya telah meluncurkan gampong bebas narkoba di Lampulo, Banda Aceh.

Kampung tersebut melibatkan para anak muda dan tokoh masyarakat setempat.

"Hal ini sebagai langkah mencegah peredaran narkoba di sana. Ke depan juga kita akan terus melakukan hal ini, guna pencegahan peredaran narkoba di Aceh dapat dihentikan,” pungkasnya.

  



Share:

Rabu, 06 September 2023

Oknum TNI Pembunuh Warga Aceh Sudah Lama jadi "Pemalak" Korban bukan Imam Masykur saja !!



THE REPORTER - Sisi Gelap Anggota TNI yang Bunuh Warga Aceh Terkuak: Sudah Lama Jadi Tukang "Palak", Korbannya Tak Hanya Imam Masykur
 
Sisi gelap anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terlibat dalam pembunuhan warga Aceh bernama Imam Masykur (25) perlahan-lahan semakin terkuak. Imam Masykur tewas terbunuh usai diculik dan disiksa oleh Praka RM, Praka HS, dan Praka J, satu di antaranya bertugas di satuan pengamanan presiden (Paspampres).

Imam dibuang dan ditemukan tewas di Waduk Jatiluhur, Purwakarta pada 15 Agustus lalu. Sisi gelap ketiga anggota ini semakin terungkap setelah beberapa orang tak dikenal (OTK) menghubungi pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea, yang merupakan kuasa hukum keluarga Imam.

 Melalui unggahan Instagram-nya, Hotman meminta siapa pun yang merasa menjadi korban tiga anggota TNI penculik, penganiaya, sekaligus pembunuh Imam segera melapor kepadanya. Dalam perbincangan Hotman dengan salah satu OTK melalui sambungan telepon, orang tersebut mengaku sebagai korban seperti Imam.

"Ada, pada telepon. Tapi, enggak mau ngomong (sebut) namanya. Hanya ngomong,

'Saya juga korban', ada yang datang, telepon kebanyakan," ungkap Hotman lagi. Sudah berlangsung lama Imam merupakan korban penculikan, pemerasaan, dan penganiayaan oleh tiga anggota TNI. Korban dibuang dan ditemukan tewas di Waduk Jatiluhur, Purwakarta.

"Katanya ini oknum sudah, apa, sudah melakukan... apa, banyak toko-toko begitu. Kalau enggak, enggak dikasih duit, digituin, gitu lho," tutur Hotman yang menyampaikan pengakuan OTK.

Namun, dari kebanyakan OTK yang menghubunginya, tidak ada satu pun yang mengungkapkan identitas karena ketakutan. Kemudian, Hotman mempertanyakan tentang pengawasan dari kepolisian apabila pengakuan OTK ini benar-benar terjadi. Dia menduga bahwa praktik oknum TNI yang menculik, memeras, dan menganiaya korban sudah berlangsung sejak lama.


"Sudah lama, terbuka, dan di depan toko begitu bisa dijemput, digebukin, kok enggak ada pengawasan? Pasti kan dalam gaya hidup orang ini kelihatan. Dari mana duitnya? Itu yang saya selalu pertanyakan," kata Hotman.

Pelaku mengaku sudah beberapa kali menyasar korban berlatar belakang seperti Imam, yakni pedagang kosmetik.


"Dalam perbincangan kami itu, mereka mengatakan sudah beberapa kali, ada yang dipaksa, diperas, seperti itu. Iya, (semua korban) pedagang kosmetik," kata Sudirman, Selasa. Sudirman sempat mempertanyakan mengapa mereka tega melakukan aksi keji terhadap Imam. Namun, para tersangka menjawab tidak berniat membunuh Imam.
 
Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Haji Uma mengungkapkan bahwa motif dari ketiganya adalah desakan ekonomi. Korban lain dibebaskan Menurut Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar, ada korban selain Imam yang diculik oleh anggotanya. Tetapi, korban lain itu dilepaskan oleh pelaku, Selasa (5/9/2023).

"Ada satu korban juga yang diculik. Sebenarnya yang diculik itu dua orang, tapi yang satu dilepas. Dilepas di sekitar Tol Cikeas," ungkap Irsyad, Selasa (29/8/2023).

Irsyad menjelaskan, saat itu satu korban dilepaskan karena sudah dalam kondisi sesak napas. Kini korban yang selamat itu sudah diperiksa sebagai saksi.

Seperti diketahui, Imam tewas usai diculik dari toko obatnya di kawasan Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan dan kemudian disiksa sampai meninggal dunia. Penculikan terhadap Imam pun viral setelah beredar adanya dugaan pemerasaan yang dilakukan para tersangka kepada keluarga Imam, dengan meminta biaya tebusan Rp 50 juta.(Kompas)


 

Share:

Baru aja Menikah eh Suami Bacok Istri di Gayo Lues Aceh

 


THE REPORTER - Seorang perempuan di Gayo Lues, Aceh, Kasmurni (32), diduga dibunuh suaminya MR (26) di pinggir jalan pegunungan Desa Leme Kecamatan Blangkejeren. Keduanya disebut belum sebulan menikah.

"Pelaku dan istrinya merupakan pasangan suami istri yang baru menikah 3 minggu yang lalu," kata Kapolres Gayo Lues AKBP Setiyawan Eko Prasetiya kepada wartawan, Selasa (5/9/2023).

Berdasarkan pengakuan pelaku, kata Eko, keduanya kerap cekcok sejak pertama menikah. Salah satu permasalahannya disebut korban tidak mau merawat anak bawaan dari pelaku.
 
Menurutnya, pada Senin (4/9) kemarin, keduanya menuju pegunungan di Desa Leme untuk menyelesaikan permasalahan mereka. Namun ketika tiba di lokasi, keduanya malah bertengkar hebat sehingga membuat pelaku emosi.

"Pelaku yang dalam keadaan emosi kemudian menikam istrinya dengan pisau. Korban melawan namun karena dibacok berkali-kali akhirnya meninggal dunia," jelas Eko.

Setelah melihat istrinya tergeletak, pelaku mengambil motor dan kabur ke arah Aceh Tengah. Pelaku ditangkap personel Polsek Lut Tawar beberapa jam usai kejadian.

"Pelaku dijerat dengan pasal 338 KUHPidana dengan hukuman penjara paling lama 15 tahun," jelasnya.

 Sebelumnya, seorang perempuan di Gayo Lues, Aceh, Kasmurni (32) yang bekerja sebagai petani ditemukan tewas dengan 23 luka bekas tusukan dan dua luka memar. Karmurni masih mengenakan helm ditemukan.

"Luka tersebut terdapat pada bagian dada dan tangan korban," kata Kasatreskrim Polres Gayo Lues Iptu M. Abidinsyah kepada wartawan, Senin (4/9/2023).

Mayat Kasmurni ditemukan seorang warga, Hasbullah Aman Hendri (48) di Jalan Bur Tukuk atau Pegunungan Desa Leme Kecamatan Blangkejeren, Gayo Lues siang tadi. Saat itu, Hasbullah sedang melintas di jalan tersebut usai pulang dari kebunnya.


 Ketika tiba di lokasi, dia disebut melihat seorang perempuan tergeletak di pinggir jalan. Hasbullah langsung melapor ke warga lain dan polisi.

Tak lama berselang, polisi datang ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Jenazah korban saat ini sudah dievakuasi ke rumah sakit setempat untuk divisum.

 Seorang perempuan di Gayo Lues, Aceh, Kasmurni (32), diduga dibunuh suaminya MR (26) di pinggir jalan pegunungan Desa Leme Kecamatan Blangkejeren. Keduanya disebut belum sebulan menikah.

"Pelaku dan istrinya merupakan pasangan suami istri yang baru menikah 3 minggu yang lalu," kata Kapolres Gayo Lues AKBP Setiyawan Eko Prasetiya kepada wartawan, Selasa (5/9/2023).

Berdasarkan pengakuan pelaku, kata Eko, keduanya kerap cekcok sejak pertama menikah. Salah satu permasalahannya disebut korban tidak mau merawat anak bawaan dari pelaku.
 
Menurutnya, pada Senin (4/9) kemarin, keduanya menuju pegunungan di Desa Leme untuk menyelesaikan permasalahan mereka. Namun ketika tiba di lokasi, keduanya malah bertengkar hebat sehingga membuat pelaku emosi.

"Pelaku yang dalam keadaan emosi kemudian menikam istrinya dengan pisau. Korban melawan namun karena dibacok berkali-kali akhirnya meninggal dunia," jelas Eko.

Setelah melihat istrinya tergeletak, pelaku mengambil motor dan kabur ke arah Aceh Tengah. Pelaku ditangkap personel Polsek Lut Tawar beberapa jam usai kejadian.

"Pelaku dijerat dengan pasal 338 KUHPidana dengan hukuman penjara paling lama 15 tahun," jelasnya.


Sebelumnya, seorang perempuan di Gayo Lues, Aceh, Kasmurni (32) yang bekerja sebagai petani ditemukan tewas dengan 23 luka bekas tusukan dan dua luka memar. Karmurni masih mengenakan helm ditemukan.

"Luka tersebut terdapat pada bagian dada dan tangan korban," kata Kasatreskrim Polres Gayo Lues Iptu M. Abidinsyah kepada wartawan, Senin (4/9/2023).

Mayat Kasmurni ditemukan seorang warga, Hasbullah Aman Hendri (48) di Jalan Bur Tukuk atau Pegunungan Desa Leme Kecamatan Blangkejeren, Gayo Lues siang tadi. Saat itu, Hasbullah sedang melintas di jalan tersebut usai pulang dari kebunnya.

Ketika tiba di lokasi, dia disebut melihat seorang perempuan tergeletak di pinggir jalan. Hasbullah langsung melapor ke warga lain dan polisi.

Tak lama berselang, polisi datang ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Jenazah korban saat ini sudah dievakuasi ke rumah sakit setempat untuk divisum.(*).

 

Share:

Panglima Minta Maaf atas Oknum TNI Terlibat Penculikan dan Pembunuhan Warga Aceh

 


THE REPORTER - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia atas kasus tiga prajurit TNI yang terlibat kasus penculikan, pemerasan, dan penganiayaan terhadap warga sipil asal Aceh bernama Imam Masykur hingga meninggal dunia.

Hal tersebut, kata dia, disampaikan melalui Komisi I DPR RI saat sesi penutupan rapat kerja bersama Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI beserta TNI AD, TNI AL, dan TNI AU yang dilakukan secara tertutup di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia atas kasus tiga prajurit TNI yang terlibat kasus penculikan, pemerasan, dan penganiayaan terhadap warga sipil asal Aceh bernama Imam Masykur hingga meninggal dunia.

Hal tersebut, kata dia, disampaikan melalui Komisi I DPR RI saat sesi penutupan rapat kerja bersama Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI beserta TNI AD, TNI AL, dan TNI AU yang dilakukan secara tertutup di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.

"Permohonan maaf saya atas nama prajurit TNI terhadap kejadian penganiayaan yang mengakibatkan Imam Masykur terbunuh oleh anggota TNI. Saya selaku pimpinan mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, saya sampaikan melalui Komisi I," kata Yudo ditemui seusai rapat.

Yudo pun mengakui, tiga prajurit TNI tersebut memang melakukan kesalahan sehingga harus dihukum berat, sebagaimana pelanggaran pidana berat yang dilakukan oleh ketiga pelaku.

"Saya sudah komitmen kemarin kan sudah saya sampaikan dihukum maksimal seberat-beratnya pasal berapa yang bisa dikenakan," ucapnya.

Dia juga memastikan penyidikan kasus prajurit TNI yang terlibat penculikan, pemerasan, serta penganiayaan itu dilaksanakan secara transparan dan dapat diakses secara terbuka oleh publik. "Dan ini tidak ada ditutup-tutupi. Jadi, ingat, pengadilan militer, proses hukum militer, tidak ada yang ditutup-tutupi," katanya.

Dalam memastikan transparansi penanganan kasus tersebut, Yudo pun mempersilakan media dan masyarakat untuk ikut mengawasi langsung jalannya persidangan. "Nanti akan dibuat sidang terbuka walaupun pengadilan militer, tapi sidangnya terbuka untuk umum. Jadi, silakan melihat bagaimana proses sidangnya," ujarnya.

Terakhir, Yudo menyatakan membuka diri untuk bertemu dengan pihak keluarga korban, namun untuk saat ini dirinya tengah disibukkan dengan pengamanan jalannya KTT ke-43 ASEAN di Jakarta.

"Belum (bertemu keluarga korban). Nanti kita atur waktunya, saya kan masih bertanggung jawab untuk Pam KTT ini, mungkin nanti habis Pam KTT-lah kita atur waktunya. Pada intinya saya membuka diri untuk keluarga kalau pingin ketemu saya," kata dia.

Praka RM (anggota Paspampres TNI), Praka HS (anggota Direktorat Topografi TNI AD), dan Praka J (anggota Kodam Iskandar Muda), bersama seorang warga sipil berinisial ZSS (kakak ipar Praka RM), menculik, memeras, dan menganiaya dua warga sipil, yang salah satunya merupakan seorang pemuda asal Aceh berusia 25 tahun berinisial IM.

Para pelaku melepas salah satu korban saat penganiayaan itu berlangsung. Namun, IM yang diketahui bernama Imam Masykur pada akhirnya dianiaya hingga meninggal dunia.

Korban meninggal dunia, Imam Masykur, seorang perantau dari Aceh, diculik pada 12 Agustus 2023 di toko kosmetik yang dia jaga di daerah, Rempoa, Tangerang Selatan. Kepada korban dan warga sekitar, para pelaku sempat mengaku sebagai polisi. Hasil pemeriksaan awal Polisi Militer Kodam Jaya, korban diketahui terlibat perdagangan obat-obatan ilegal.

Imam, saat diculik dan dianiaya, sempat menghubungi keluarganya dan meminta uang tebusan Rp 50 juta. Rekaman suara korban menghubungi keluarganya dan rekaman video yang memperlihatkan korban disiksa pelaku viral di media sosial. Keluarga korban pun melaporkan penculikan dan penyiksaan terhadap Imam ke Polda Metro Jaya. Laporan itu diterima polisi dengan Nomor STTLP/B/4776/VIII/2023/SPKT.(Republika)

Share:

ACEHREPORTER.COM

VIDEO LEGEND