Kamis, 19 April 2012

Insya Allah, Yang Baca ini Akan Segera Memiliki Mobil Idaman




Semua orang pasti memiliki impian memiliki kendaraan idaman. Yang udah punya sepeda pengen motor, yang punya motor pengen mobil, yang punya mobil pengen mobil impian lainnya, bahkan ada yang pengen helikopter, jet pribadi hingga kapal pesiar. Itu adalah hal yang wajar karena kita adalah manusia, Dan keinginan itu juga tidak salah untuk diwujudkan, selama dibeli dengan uang dari rejeki yang halal, serta tidak lupa bersyukur dengan bersadaqah. Semoga kita bisa segera memiliki kendaraan impian yang anda idamkan.

By the way, saya bukan mau menjebak anda, Namun di tulisan ini saya hanya ingin mengajak anda sekilas membaca atau menyimak sebuah artikel menarik yang saya comot dari media sosial, dengan  judul "Obrolan di sebuah Pameran Mobil". Semoga bermanfaat.

Seorang Pria memasuki sebuah pameran mobil dengan niat ingin membeli mobil baru tentunya. Seorang SPG langsung menghampiri.


"Silahkan dilihat pak, mungkin ada yang menarik. Jika butuh informasi bisa tanyakan ke saya.'' 

"Mbak, beli ini satu yaa.. Bungkus!"

"Eh maaf pak.. Beli apa ya pak?" 

"Mobil ini, saya dah cocok dengan warna dan tipenya. Bungkus langsung mbak.."

"Oooh iya.. iya pak, ini ada list harganya, ada penawaran kredit hingga 5 tahun pak, bunga hanya 6% setahun. Langsung kami proses hari ini juga.."

"Wah, saya belinya cash mbak.. Nih sudah saya bawakan segepok uang, pas 210 juta ya mbak.. "

"Waduh apa gak kredit aja pak? Cukup 50 juta saja pak. Yang 160 juta bisa bapak bawa pulang buat modal usaha dulu, diputar lagi pak biar dapat rejeki lagi.."

"Lho, saya mau beli cash kok malah disuruh kredit to mbak.. Hehe, kamu pasti minta saya kredit karena dapet bonus dari perusahaan leasing kan.. Hayooo ngakuuu... Hehe"

"Eh! Bapak tau aja.. Ya monggo pak kalau mau bayar cash, saya langsung buatkan nota pembelian dan surat serah terimanya.."

"Hehe.. Saya sih pengennya juga bisa nyicil mbak, tapi apa daya ternyata ada akad riba di dalamnya, saya sampai tanya ke 3 ustadz yang paham fiqih muamalah mbak, ternyata memang tidak boleh akad jual beli kredit dicampur dengan akad utang bunga berbunga.. Ngeri saya mbak dengan dosanya, ya sudah saya sabar aja sampai terkumpul uangnya hari ini.. Beli cash laaah! Alhamdulillaaah.."

"Mmmm... Begitu ya pak, saya malah baru tau kalo kredit mobil dengan leasing ada ribanya.. Eh riba itu apa ya pak?"

"Waduh! Ya begitulah mbak, ini silahkan dihitung uangnya, saya bawa sekarang juga mobilnya.. STNK nanti sebulan saya ambil lagi gak papa. Pakai surat jalan sementara.."

Si mbak sales pun segera memproses jual beli mobil seperti membeli kerupuk itu.. Bungkusss!! 

Ada anak muda yang kemudian mendekati pembeli mobil itu..

"Selamat siang pak, mobil baru ya pak Alhamdulillah.. Sekalian fasilitas asuransinya pak? Kami punya produk jaminan All Risk, semua resiko dari lecet sampai hilang mobil kami ganti... Ini pak brosur asuransinya.."

"Oooh gitu ya mas.. Lecet dibayari? Hilang diganti?" 

"Betul pak.. Semua kami yang nanggung, pokoknya bapak ikut asuransi kami, beresss semua kami yang urus.."

"Berapa biaya asuransi mobil seperti itu All Risk untuk setahun mas?"

"Hanya 3,5 juta saja pak, selama setahun mobil bapak kami cover total. Tapi kalau setahun tidak ada klaim maka uang hangus, tahun berikutnya bapak harus bayar lagi, lebih murah pak, sekitar 3,2 juta saja.. "

"Mmmm.. Gitu yaa, baik saya akan ikut asuransi juga.."

"Alhamdulillaaaah... Ini pak formulirnya, silahkan diisi, setelah premi bapak bayarkan besok sertifikat asuransi saya kirimkan ke rumah.."

"Lho, aku gak ikut asuransi di perusahaanmu mas.. Aku mau bayar premi asuransinya kepada ALLAH langsung saja.. 3,5 juta kan? Akan saya bayarkan ke 3 panti asuhan, biar bermanfaat untuk anak-anak yatim piatu dan duafa disana.."

"Loooh.. Kok gitu pak?"

"Lah iya kan mas.. Hanya ALLAH yang menjamin keselamatan saya dan mobil saya selama di perjalanan, maka saya ikut ilmunya ALLAH saja.."

Anak muda itu bengong...

"Mas, pesan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa sallam, sedekah itu punya banyak manfaat diantaranya: mendatangkan rejeki, menjauhkan bala petaka, memanjangkan umur, menyembuhkan penyakit, dan lain sebagainya.. Saya memilih asuransi ALLAH saja lewat sedekah, agar saya didoakan anak-anak yatim yang dicintai Nabi itu, agar saya selalu selamat selama perjalanan dimanapun.. "

Makin bengong...  

"Sekarang coba mas fikirkan, ada ribuan mobil di jalan, siapa yang menjamin saya selamat? Perusahaan asuransi? Enggak kan.. ALLAH yang bisa menjamin saya selamat. Mobil saya parkir, apakah perusahaan asuransi menjamin mobil saya gak dipecah kacanya oleh maling? Enggak kan? Hanya ALLAH yang bisa mengalihkan mata para pencuri sehingga mobil saya lolos dari incaran mereka.. Begitu mas.. Maaf yaaa.."

"Eh iya.. iya pak... Selamat siang..."


sumber : facebook
Share:

Kamis, 09 September 1999

50 Nasihat Luqman Al Hakim Kepada Anaknya


Ini adalah 50 Nasihat Luqman Al Hakim kepada Anaknya, Apabila aku tidak sempat menyampaikan kepada anak-anakku, Semoga suatu hari mereka sempat membaca 50 Nasihat ini dan mengamalkannya. Semoga mereka menjadi anak yang Soleh dan Solehah, berbakti kepada orang tua, menjadi pembela bagi agama-Nya, bermanfaat bagi bangsa dan negaranya. Amin.

Luqman Al-Hakim mengajar anaknya ilmu yang datang dari sisi Allah Yang Maha Mengetahui. Beliau pernah berpesan dan menasihati anaknya:

1. “Wahai anak kesayanganku! Allah SWT memerhatikan dirimu dalam kepekatan malam, semasa engkau bersolat atau tidur lena di belakang tabir di dalam istana. Dirikan solat dan jangan engkau berasa ragu untuk melakukan perkara makruh dan melempar jauh segala kejahatan dan kekejian.”

2. “Wahai anakku! Selalulah berharap kepada Allah SWT tentang sesuatu yang menyebabkan untuk tidak mendurhakai Allah SWT. Takutlah kepada Allah SWT dengan sebenar-benar takut (takwa), tentulah engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari rahmat Allah SWT.”

3. “Wahai anak! janganlah engkau mempersekutukan Allah SWT (dengan sesuatu yang lain), sesungguhnya perbuatan syirik itu adalah satu kezaliman yang besar.”

4. “Wahai anakku, Bersyukurlah kepada Tuhanmu kerana kurniaan-Nya. Orang yang mulia tidak mengingkari Penciptanya kecuali orang yang kufur.”

5. “Wahai anakku! Bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah seperti orang yang mencari kayu api, maka setelah banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia masih mahu menambahkannya.”

6. “Wahai anakku! Ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Jika engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama TAKWA, isinya ialah IMAN dan Layarnya adalah TAWAKKAL kepada Allah SWT.”

7. “Wahai anakku! Orang-orang yang sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari Allah SWT. Orang yang insaf dan sedar setelah menerima nasihat orang lain, maka dia akan sentiasa menerima kemulian dari Allah SWT juga.”

8. “Wahai anakku! Jadikanlah dirimu dalam segala tingkahlaku sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain kerana itu adalah sifat riya’ yang akan mendatangkan cela pada dirimu.”

9. “Wahai anakku! Jangan engkau berjalan sombong serta takbur, Allah SWT tidak meredai orang yang sombong dan takbur.”

10. “Wahai anakku! Selalulah baik tutur kata dan halus budi bahasamu serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yang pernah memberikan barang yang berharga.”

11. “Wahai anakku! Bilamana engkau mahu mencari kawan sejati, maka ujilah dia terlebih dahulu dengan berpura-pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu dia masih berusaha menginsafkan kamu, maka bolehlah engkau mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak demikian, maka berhati-hatilah.”

12. “Wahai anakku! Apabila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah dia yang mengharapkan sesuatu darimu.”

13. “Wahai anakku! Sesesiapa yang penyayang tentu akan disayangi, sesiapa yang pendiam akan selamat daripada berkata yang mengandungi racun dan sesiapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari berkata kotor tentu akan menyesal.”

14. “Wahai anakku! Bergaul rapatlah dengan orang yang alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata nasihatnya kerana sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan nasihatnya, hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata-katanya bagaikan tanah yang subur lalu disirami air hujan.”

15. “Wahai anakku! Janganlah engkau mudah ketawa kalau bukan kerana sesuatu yang menggelikan hati, janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti, janganlah engkau bertanya sesuatu yang tidak ada guna bagimu, dan janganlah mensia-siakan hartamu.”

16. “Wahai anakku! Sekiranya kamu di dalam solat, jagalah hatimu, sekiranya kamu makan, jagalah kerongkongmu, sekiranya kamu berada di rumah orang lain, jagalah kedua matamu dan sekiranya kamu berada di kalangan manusia, jagalah lidahmu.”

17. “Wahai anakku! Usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata-kata yang busuk dan kotor serta kasar, kerana engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara, berusahalah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain.”

18. “Wahai anakku! Berdiam diri itu adalah hikmah (perbuatan yang bijak) sedangkan amat sedikit orang yang melakukannya.”

19. “Wahai anakku! Janganlah engkau menghantarkan orang yang tidak cerdik sebagai utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi utusan.”

20. “Wahai anakku! Janganlah engkau bertemankan dengan orang yang bersifat talam dua muka, kelak akan membinasakan dirimu.”

21. “Wahai anakku! Sesungguhnya orang bertalam dua muka bukan seorang yang jujur di sisi Allah SWT.”

22. “Wahai anakku! Jauhilah bersifat dusta, sebab berbohong itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit sahaja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.”

23. “Wahai anakku! Sesiapa yang berbohong hilanglah air mukanya dan sesiapa yang buruk akhlaknya banyaklah dukacitanya.”

24. “Wahai anakku! Bersabarlah di atas apa yang menimpa dirimu kerana yang demikian itu menuntut kepastian kukuh daripadamu dalam setiap kejadian dan urusan.”

25. “Wahai anakku! Apabila engkau mempunyai dua pilihan di antara takziah orang mati atau hadir majlis perkahwinan, pilihlah untuk menziarahi orang mati, sebab ianya akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedangkan menghadiri pesta perkahwinan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi sahaja.”

26. “Wahai anakku! Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebihan, kerana sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu adalah lebih baiknya bila makanan itu diberikan kepada anjing sahaja.”

27. “Wahai anakku! Janganlah engkau terus menelan sahaja kerana manisnya barang dan janganlah terus memuntahkan saja pahitnya sesuatu barang itu, kerana manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kesengsaraan.”

28. “Wahai anakku! Aku pernah makan makanan yang baik dan memeluk yang terbaik tetapi aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih lazat daripada kesihatan.”

29. “Wahai anakku! Seandainya perut dipenuhi makanan, akan tidurlah akal fikiran, tergendala segala hikmah dan lumpuhlah anggota badan untuk beribadat.”

30. “Wahai anakku! Apabila perutmu telah penuh sesak dengan makanan, maka akan tidurlah fikiranmu, menjadi lemah hikmahmu dan berhentilah (malas) seluruh anggota tubuhmu daripada beribadat kepada Allah SWT dan hilanglah kebersihan hati (jiwa) dan kehalusan pengertian, yang dengan sebab keduanyalah dapat diperoleh lazatnya munajat dan berkesannya zikir pada jiwa.”

31. “Wahai anakku! Makanlah makananmu bersama sama dengan orang orang yang takwa dan musyawarahlah urusanmu dengan para alim ulamak dengan cara meminta nasihat dari mereka.”

32. “Wahai anakku! Jangan engkau berlaku derhaka terhadap ibu dan ayahmu dengan apa jua sekalipun, melainkan apabila mereka menyuruhmu derhaka kepada Yang Maha Berkuasa.”

33. “Wahai anakku! Allah mewasiatkan dirimu; berbuat baiklah dengan ibu dan ayahmu. Justeru, jangan engkau mengherdik mereka dengan perkataan mahupun perbuatan dibenci.”

34. “Wahai anakku! Seandainya ibubapamu marah kepadamu kerana kesilapan yang kamu lakukan, maka marahnya ibubapamu adalah bagaikan baja bagi tanam-tanaman.”

35. “Wahai anakku! Orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat kepada Allah SWT, maka dia tawadduk kepada Allah SWT, dia akan lebih dekat kepada Allah SWT dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepada Allah SWT.”

36. “Wahai anakku! Seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya kerana tidak dipercayai orang dan seorang yang telah rosak akhlaknya akan sentiasa banyak mengelamunkan hal-hal yang tidak benar.”

37. “Wahai anakku! Andainya ada sebutir biji sawi terpendam di dalam batu, pasti ketahuan jua oleh Tuhanmu Yang Maha Melihat, Allah Amat Mengetahui segala sesuatu, zahir mahupun batin atau apa yang engkau sembunyikan di dalam dadamu.”

38. “Wahai anakku! Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mahu mengerti.”

39. “Wahai anakku! Engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih lagi daripada semua itu adalah bilamana engkau mempunyai jiran yang jahat.”

40. “Wahai anakku! Aku pernah memindahkan batu-bata dan memikul besi, tetapi aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih berat daripada hutang.”

41. “Wahai anakku! Jauhkan dirimu dari berhutang, kerana sesungguhnya berhutang itu boleh menjadikan dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.”

42. “Wahai anakku! Apakah tidak engkau perhatikan, apa yang Allah bentangkan bagimu apa-apa yang ada di langit dan di bumi daripada kebaikan yang amat banyak?”

43. “Wahai anakku! Apa yang engkau menikmati di kehidupan ini lantaran kurniaan-Nya yang penuh keamanan, keimanan dan kebaikan yang melimpah ruah, di taman dunia yang subur mekar dengan bunga-bungaan serta tumbuhan yang berseri-seri.”

44. “Wahai anakku! Ambillah harta dunia sekadar keperluanmu sahaja dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekalan akhiratmu.”

45. “Wahai anakku! Janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu disusahkan oleh dunia saja kerana engkau diciptakan Allah SWT bukanlah untuk dunia sahaja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya dengan dunianya.”

46. “Wahai anakku! Jangan engkau buang dunia ini ke bakul sampah kerana nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya kerana sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka.”

47. “Wahai anakku! Tidak ada kebaikan bagimu untuk mempelajari apa yang belum kamu tahu sedangkan kamu belum beramal dengan apa yang kamu tahu.”

48. “Wahai anakku! Ingatlah dua perkara iaitu Allah SWT dan mati, lupakan dua perkara lain iaitu kebaikanmu terhadap hak dirimu dan kebaikanmu terhadap orang lain.”

49. “Wahai anakku! Kehinaan dalam melakukan ketaatan kepada Allah SWTlebih mendekatkan diri daripada mulia dengan maksiat (perkara menyebabkan dosa) kepada-Nya. Janganlah anakku undurkan melakukan taubat, sebab kematian datangnya tiba-tiba, sedang malaikat maut tidak memberitahukannya terlebih dulu.”

50. “Wahai anakku! Sesungguhnya lama bersendirian itu dapat memahami untuk berfikir dan lama berfikir itu adalah petunjuk jalan ke syurga"
Share:

Terima Kasih Hari ini Anda Pembaca ke:

REPORTER TV