𝐌𝐄𝐃𝐈𝐀 𝐑𝐄𝐏𝐎𝐑𝐓𝐀𝐒𝐄 𝐆𝐋𝐎𝐁𝐀𝐋


🅿🅴🅼🅱🅰🅲🅰

Jumat, 01 September 2017

Mengenal Sosok Ust. Abdul Somad "Morocco", Pendakwah Sejuta Viewers


Tulisan ini adalah suatu bentuk kekaguman dan ikhtiraman ana terhadap sosok ustadz Abdul Somad, yang ana anggap sebagai guru setia ana. Karena beliau yang selalu setia hadir untuk bisa menjadi tempat ana menuntut ilmu dan memperdalam ilmu agama, melaui ceramah di media online dan aplikasi  buku-buku yang beliau tulis.
Semoga suatu hari Allah mempertemukan ana dengan beliau. Insya Allah
-----------------------------------------------------
BIOGRAFI Ustadz H. Abdul Somad Lc. MA
Nama Lengkap : H. Abdul Somad, Lc., MA.
Kelahiran : Rabu petang tanggal 30 Jamada al-Ula 1397 Hijrah
Bertepatan dengan 18 Mei 1977 M.
Pendidikan :
– SD al-Washliyah, tamat 1990
– Mts Mu’allimin al-Washliyah Medan, tamat 1993
– Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, In-hu, tamat 1996
– S1 Al-Azhar, Mesir.
– S2 Dar Al-Hadits Al-Hassania Institute, Kerajaan Maroko
Pengabdian :
– Dosen Bahasa Arab di Pusat Bahasa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
– Dosen Tafsir dan Hadits di Kelas Internasional Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau.
– Dosen Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Azhar Yayasan Masmur Pekanbaru.
– Anggota MUI Provinsi Riau, Komisi Pengkajian dan Keorganisasian Periode : 2009 – 2014.
– Anggota Badan Amil Zakat Provinsi Riau, Komisi Pengembangan, Periode : 2009 – 2014.
– Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama Provinsi Riau, Periode : 2009 – 2014.
Karya Ilmiah :
a. Thesis:
رجال الموطأ والصحيحين الذين ضعفهم النسائي في كتاب الضعفاء والمتروكين: جمعا ودراسة
b. Terjemah (Arab – Indonesia):
– Perbuatan Maksiat Penyebab Kerusakan Rumah Tangga (Judul Asli: Al-Ma’ashi Tu’addi ila Al-Faqri wa Kharab Al-Buyut), Penulis: Majdi Fathi As-Sayyid. Diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, Maret 2008.
– 55 Nasihat Perkawinan Untuk Perempuan, (Judul Asli : 55 Nashihat li al-banat qabla az-zawaj), Penulis: DR. Akram Thal’at, Dar at-Ta’if, Cairo. Diterbitkan oleh Penerbit Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, April-2004.
– 101 Kisah Orang-Orang Yang Dikabulkan Doanya (Judul Asli: 101 Qishash wa Qishah li Alladzina Istajaba Allah Lahum Ad-Du’a’, Majdi Fathi As-Sayyid. Diterbitkan oleh Pustaka Azzam – Jakarta, Desember 2004.
– 30 Orang Dijamin Masuk Surga (Judul Asli: 30 al-mubasysyarun bi al-jannah), DR.Mustafa Murad, Dar al-Fajr li at-Turats,Cairo. Diterbitkan oleh Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, Juli-2004.
– 15 Sebab Dicabutnya Berkah (Judul Asli: 15 sabab min asbab naz’ al-barakah), Penulis: Abu Al-Hamd Abdul Fadhil, Dar ar-Raudhah-Cairo. Diterbitkan oleh Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, Agustus-2004.
– Indahnya Seks Setelah Menikah (Judul Asli : Syahr al-‘asal bi la khajal), DR. Aiman Al-Husaini, diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Progresif, Jakarta, September 2004.
– Beberapa Kekeliruan Memahami Pernikahan (Judul Asli: Akhta’ fi mafhum az-zawaj, Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Progresif- Jakarta, September 2004.
– Sejarah Agama Yahudi (Judul Asli: Tarikh ad-Diyanah al-Yahudiyyah), diterbitkan oleh Pustaka al-Kautsar, Jakarta, Desember 2009
Ana kutip data ini dari situs kkaswaja.com
Share:

Kamis, 31 Agustus 2017

Peduli Rohingya, Dosen Aceh ini Surati Presiden Jokowi

 
Yang Terhormat :
Presiden Republik Indonesia
Bapak JOKO WIDODO
di- JAKARTA,-

Assalamua'laikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bapak Presiden Jokowi yang saya Banggakan. 
Sebelumnya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena telah memberanikan diri menyurati Bapak di saat mungkin Bapak sedang disibuki oleh tugas-tugas Negara yang tidak ringan dan penuh kompleksitas. Sekali lagi, saya mohon maaf Bapak Presiden.

Bapak Presiden yang Sangat saya Kagumi.
Terus terang, hari-hari terakhir ini saya merasakan keharuan, keprihatinan, bahkan keperihan hati yang tak terkira tiap saat saya membaca dan melihat derita yang sedang dialami oleh Saudara Seiman, Kaum Muslim Rohingya di Myanmar. Saya yakin, perasaan yang sama juga dirasakan oleh Saudara-saudara saya yang lain, termasuk juga oleh Bapak Presiden yang mulia.
Perasaan yang haru biru ini saya utarakan bukanlah berlebihan, Bapak Presiden. Hati siapa yang kuat melihat ragam bentuk penyiksaan, perlakuan, hingga pada pembunuhan yang dilakukan oleh pihak yang berkuasa melalui tangan-tangan mereka yang mengaku beragama (para Budhist), yang amat tidak beradab, jauh dari nilai-nilai moral, dan sangat tidak berperikemanusiaan. Betapa banyak orang yang tidak berdosa harus meregang nyawa, hanya karena nafsu dan ambisi mereka yang tidak mencerminkan sikap kaum beragama. Ini belum termasuk mereka yang harus terusir dari tempat tinggalnya dan terpaksa mengungsi entah ke mana, tak jelas nasib dan masa depannya.

Bapak Presiden yang saya Teladani.
Bagaimana sanggup hati ini memandang seorang anak Balita yang tidak tahu apa-apa tentang dunia ini, tapi diperlakukan seperti anjing, dililit talinya di lehernya, lalu diarahkan merangkak di depan para Biksu yang terlihat seperti bergembira puas memandang si anak tadi. Bagaimana hati ini sanggup memandang mayat-mayat anak kecil Muslim Kaum Rohingya tergeletak dengan kucuran darah segar, layaknya binatang yang baru disembelih, setelah rumah kediamannya dibakar dan harta mereka dimusnahkan.

Allahu Akbar. Allahu Akbar. Allahu Akbar..
Manusia apa itu, para pelakunya? Manusiakah mereka, atau apa? Ke manakah nurani mereka? Haruskah mereka berperilaku sebrutal itu untuk kaum Rohingya, termasuk bagi anak-anak kecil Muslim Rohingya itu?

Bapak Presiden yang Berhati Mulia.
Tidak ada ajaran agama yang mengajarkan sifat-sifat biadab dan penuh sadis begitu. Saya dan kami yang berdiam di Tanah Aceh, juga di Tanah Air ini, yang mayoritas beragam Islam tidak pernah melakukan kekejaman sesadis itu untuk mereka yang tak seiman. Saya dan kami sangat menghargai arti keberagaman. Teman-teman saya banyak yang Non Muslim juga, namun kami hidup berdampingan dengan interaksi sosial yang baik dan harmonis. Agama adalah tuntunan yang diwariskan sesuai dengan Takdir Allah SWT. Salahkah jika mereka, kaum Rohingya menjadi Muslim, menganut Islam sebagai agama mereka? Patutkah juga jika kami yang mayoritas di Tanah Air ini (Muslim) harus memaksa mereka yang minoritas (Non Muslim) untuk mengalihkan Keyakinan yang mereka anut selama ini? Tentu tidak Bapak Presiden yang Mulia.

Bapak Joko Widodo yang Penyayang dan Bersahaja.
Diakhir nukilan singkat ini, saya amat bermohon kepada Bapak Presiden untuk merespon tragedi buruk yang kini sedang menimpa Kaum Muslim Rohingya di Myanmar. Tragedi yang benar-benar amat menyayat dan memilukan hati. 
Saya tidak paham, bagaimana langkah cepat dan tegas sesegera mungkin yang dapat dan harus Bapak Presiden lakukan. 
Setahu saya, Bapak adalah seorang presiden dari sebuah negara yang berdaulat dengan rakyatnya yang mayoritas beragama Islam (Muslim). Rasanya semua Saudara yang Seiman di Tanah Air, juga di Dunia, saat ini sedang menanti perhatian dan perlakuan untuk menyelamatkan Kaum Muslim Rohingya.
Derita Muslim Rohingya adalah derita kita Muslim semua. Bahagia Muslim Rohingya juga kebahagiaan kita semua.

Bapak Presiden Joko Widodo yang Amat saya Hormati.
Saya tidak tahu, apakah surat ini akan sampai ke hadapan Bapak Presiden. Sungguh saya benar-benar tidak tahu. Namun, setelah menulis surat ini perasaan saya sedikit lebih tenang, kendati rasa haru mendalam masih menyesakkan dada saya. Terus terang, saya adalah seorang guru/pendidik. Saya bukan orang partai, atau aktivis kemanusiaan. Semua yang saya tulis ini murni ungkapan hati saya kepada Bapak Presiden selaku pemimpin, yang juga presiden pilihan saya.
Mohon maaf, jika ada nuansa yang tidak indah dalam nukilan ini, sehingga membuat Bapak Presiden tidak nyaman karenanya. Sekali lagi, mohon maaf Bapak Presiden. 
Saya berdoa semoga Bapak selalu dalam keadaan sehat walafiat dan tetap dalam lindungan Allah Subhanahu Wata'ala. Aamiinn.

Banda Aceh, 30 Agustus 2017
Wassalam,

Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Syiah Kuala
Pengamat Ekonomi Aceh.





★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★

Share:

Rabu, 19 April 2017

Ada "Lomba Sadaqah" Setiap Pagi di Makkah Al Mukarramah


Ini adalah pengalaman yang selalu membuat saya terharu jika mengunjungi Masjidil Haram dalam melaksanakan ibadah Umrah, menjadi pendamping jamaah umrah Elhanief Travel. Setiap pagi usai shalat subuh ratusan jamaah yang baru pulang dari masjid mengantri di depan restoran yang berjejer sepanjang jalan. Pertama sekali melihat pemandangan ini, saya mengira  mereka mengantri untuk membeli sarapan.

Ketika saya mengamati lebih dekat, ternyata setiap restoran  membagikan sarapan pagi seperti nasi Briani khas Arab, Kebab dan minuman. Para jamaah pun bersedia antri untuk mendapatkan sedekah dari restoran tersebut, baik yang dibagikan oleh pemiliknya, pelayan bahkan koki restoran.

Tidak hanya makanan, beberapa pemilik restoran juga ada yang membagikan sedekah dalam bentuk uang kepada siapapun yang bersedia menerima, selama mengantri dengan tertib. Biasanya sedekah yang di bagikan dalam bentuk lembaran uang 5 riyal atau sekitar 3.500 rupiah per-orang. Jamaah yang sudah menerima sedekah dalam bentuk uang maupun makanan langsung keluar dari antrian menikmati sarapan dan tidak ada yang kembali antri untuk mendapatkan tambahan sedekah. 



Namun sejauh amatan saya, tidak ada jamaah dari Indonesia yang ikut dalam antrian penerima sadakah, karena memang sudah mendapat jatah sarapan yang disediakan hotel tempat menginap. Umumnya jamaah yang ikut antri berasal dari negara-negara yang tergolong miskin di sekitar Arab Saudi. Mereka melaksanakan ibadah umrah melalui jalur darat dengan menumpang bus atau truk beramai-ramai, bahkan  menginap saja di lingkungan masjid atau menyewa satu kamar hotel untuk 5 hingga 7 orang.

Berlomba Sedekah di pagi hari sudah menjadi kebiasaan restoran di sekitar Masjidil Haram. Selain untuk mengharapkan berkah dari usaha mereka di hari itu, sedekah ini juga untuk menjamu jamaah yang memang membutuhkan sarapan. 


Yang mengharukan, jika ada restoran yang sudah mempersiapkan sedekah makanan namun belum habis dibagikan, mereka akan bersedih dan terus mencari siapa lagi yang mau menerima sedekah mereka. Masya Allah. 


Rasulullah SAW, bersabda "Para Malaikat senantiasa berdoa di setiap pagi hari  "Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang bersedekah / berinfak''(HR. Imam Bukhari)

Ibunda tercinta sedang memotong rambut Saya  "Tahallul " Usai melaksanakan ibadah Umrah Sunat 

Semoga kisah ini menginspirasi pembaca untuk membiasakan bersedekah khususnya di pagi hari yang memiliki banyak keutamaan, diantaranya dijauhkan dari bala dan bencana pada hari tersebut.
Semoga setiap anda dapat menjadi tamu Allah mengunjungi Tanah Suci baik melaksanakan ibadah Umrah dan Haji.


catatan : Semua Photo merupakan Dokumen Pribadi Penulis



Share:

Minggu, 12 Februari 2017

Surat Warga Aceh untuk Warga Jakarta (Pilkada Gubernur Jakarta 2017)


Kepada Yth Sahabat dan saudara Saudara Saya Warga Jakarta

Banyak yang nanya, "ngapain sih Orang Orang Aceh ikutan Rese ikut campur soal Pilkada Jakarta...?"
Oke, saya sebagai orang Aceh yang pendidikannya paling rendah n kerjanya cuma jualan spanduk di warung kecil kecilan...akan menjawab gini....
Pertama , Anda harus pahami sejarah, bahwa Jakarta yang dulunya bernama Jayakarta atau oleh Kompeni Belande disebut Batavia ampe di juluki Betawi...itu didiriikan oleh Orang Aceh bernama Fatahillah, tepatnya dari Kesultanan Pasee
(Silahkan tanya Guru Sejarah SD anak Anda )
Maka kami ikut peduli n ikut bertanggung jawab memelihara Kota yang dibangun leluhur kami.
Jadi Yang ga suka Kami orang Aceh ikut Campur....
SILAHKAN ENYAH DARI JAKARTA !!!

Kedua, Fatahillah adalah Seorang Ulama Besar, yang menguasai banyak bidang Ilmu Agama dan masuk dalam Generasi Wali Songo bersama beberapa Sunan.
(Silahkan pelajari Sejarah Islam Nusantara)
Jadi yang merasa Anti Ulama...
SILAHKAN ENYAH DARI JAKARTA !!!

Ketiga, Fatahillah yang lahir dengan nama Maulana Fadhillah merupakan keturunan Arab. Beberapa catatan sejarah menyatakan beliau masih memiliki garis keturunan dari ulama besar Arab, bahkan ada yang menulis sebagai keturunan keluarga Nabi Muhammad.
(silahkan baca buku sejarah di perpustakaan pesantren)
Jadi pendatang yang numpang hidup di Jakarta dan merasa Anti Arab, khususnya yang Alergi banget ama Arab...
SILAHKAN ENYAH DARI JAKARTA !!!!!

Keempat, Dalam Masa Penjajahan, Saat Ibukota Jakarta dan wilayah Nusantara lain sudah nyaris jatuh dikuasai penuh oleh Belanda, Presiden Sukarno sengaja datang ke Aceh dan Memohon...(ane ulangi) MEMOHON dibelikan Pesawat untuk modal perjuangan. Karena kecintaan pada NKRI, Nenek moyang kami orang Aceh pun membelikan walau ampe harus menyumbang Gigi Palsu dari Emas miliknya.
(silahkan liat sejarah, tanya google kalo gak caya)
Jadi kalo ada yang masih sebel n lupa balas budi ama Orang Aceh...
SILAHKAN ENYAH DARI JAKARTA !!

Kelima...
Udah ah....nanti makin puyeng kalian bacanya....ada puluhan poin lagi...
belom ane sebut soal Emas Monas n bangunan bangunan sumbangan Saudagar saudagar Aceh disana....
Jadi... yang mau milih pemimpin TOLONG PILIH yang SEHAT AKAL, PIKIRAN, JIWA dan RAGA. Dan Tentunya Seorang MUSLIM, memuliakan ISLAM dan ALQURAN, serta Menghormati ULAMA.
itu aja permintaan kami...
kalo itupun tidak terpenuhi...
jangan Salahkan Kami Jika Orang Aceh tidak menganggap lagi JAKARTA sebagai Ibukota Negara....!!
Nah loo...
sorry om....di Aceh lagi ngeTrend Ngancam ngancam gitu...

Kuta Raja, 10 Februari 2017

Salam dari Ane...
Deddy Ridwan 
Orang Aceh yang paling rendah sekolahannya..

Share:

ACEHREPORTER.COM

VIDEO LEGEND