Setiap anak adalah aset berharga bagi orangtua, tentunya anak yang shalih. Karena itu merupakan investasi yang di bawa manusia ke akhirat, disamping ilmu yang bermanfaat dan sadaqah jariyah.
Sebagai seorang anak pun kita harus memahami kewajiban berbakti pada orangtua, baik yang masih hidup maupun telah meninggal dunia. Kewajiban ini tidak pernah gugur baik jika si anak telah menikah, berkeluarga bahkan telah menjadi orang tua.
Sebuah tulisan indah tentang kewajiban berbakti pada orang tua saya temukan di dinding sahabat facebook, yang menariknya adalah seorang personil Polisi.
Dia adalah Ipda Dedy Miswar, yang saat ini bertugas di Mabes Polri. Pemilik akun facebook Dedy Miswar Bin Bakri ini menulis sebuah status yang mengundang komentar haru sejumlah netizen.
"Hari ini genap 2 tahun saya menjadi bagian dari Korps Bhayangkara. Dulu ketika dilantik, saya merasa bangga karena berhasil mencapai cita2 saya dan memenuhi keinginan almarhum ayah saya untuk memiliki anak yg berprofesi sebagai seorang perwira untuk aset masa depan keluarga & bangsa.
Namun perlahan harapan itu sirna, saya sadar bahwa itu cuma sementara.
Sekarang muncul sebuah pertanyaan?
Apakah itu semua cukup! Akankah seragam, pangkat dan gelar ini bisa menjadi bekal mereka di akhirat kelak, apalagi Ayah saya sdh terlebih dahulu kembali kepada Allah Swt.
Pertanyaannya, sudah bisakah saya menjadi aset orangtua & keluarga saya di akhirat kelak?
Karena sesungguhnya yang mereka butuhkan bukanlah anak dg seragam, pangkat dan gelarnya. Melainkan seorang anak yg shalih yg selalu mengirimkan doa untuk mereka.
"Karena sesungguhnya jika seorang manusia wafat, maka semua amalannya akan terputus kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat (bagi orang lain) dan doa anak yang shaleh"
(HR Muslim)
Semoga saya bisa menjadi aset mereka di akhirat kelak. Aminn
Jayalah Den WBDS & sukses buat Sasuh semua, tetap membumi untuk bangsa dan negara."
Jayalah Den WBDS & sukses buat Sasuh semua, tetap membumi untuk bangsa dan negara."
Status itu dilengkapi sebuah photo yang menampilkan dirinya dalam sebuah upacara dan sebuah video bersama sejumlah rekan polisi.
Ipda Dedy Miswar adalah laki-laki kelahiran gampong Meunasah Eumpeh, Tiro, kabupaten Pidie, pada 27 Februari 1991, putra dari ayahanda Bakri (Almarhum) dan Ibunda Rusmini. Untuk informasi, kampung halamannya Tiro terkenal sebagai salahsatu basis Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada masa konflik Aceh dan identik dengan tokoh pendiri GAM Tgk. Hasan Di Tiro.
Ia menghabiskan masa kecil di Tiro hingga ayahanda tercinta meninggal saat dirinya masih duduk di bangku SD. Dedy lalu melanjutkan pendidikan ke Dayah Ummul Aiman Samalanga yang dipimpin Ulama Karismatik Aceh Tgk, H. Nuruzzahri Yahya atau akrab disapa Waled Nu Samalanga.
"Jika pulang ke Aceh, saya selalu menyempatkan bersilaturahim pada Waled Nu, sambil belajar dan meminta nasehat beliau. Saat di Jakarta saya juga beberapa kali menelpon Waled,'' sebut Dedy dalam sebuah percakapan dengan penulis.
Setelah menyelesaikan MAN di Bereuenun Pidie, ia sempat kuliah setahun di IAIN Ar Raniry Banda Aceh (sekarang bernama UIN Ar Raniry) sebelum kemudian lulus dalam tes menjadi personil Polisi dan bertugas di Mabes Poliri Jakarta.
Pada Mei 2017 lalu, pria tampan bernama mirip pemeran "Jendral Naga Bonar" ini mengakhiri masa lajang setelah mempersunting Putri Dewi Safrina, dara asal Ulee Glee, Pidie Jaya.
Ada satu impian Dedy setelah dua tahun menjadi personil polri, yaitu ingin bertugas dan mengabdi di kampung halaman, Aceh.
Namun tidak masalah dimanapun bertugas, semoga Ipda Dedy Miswar menjadi teladan bagi polisi di Aceh dan seluruh Indonesia. Menjadi penegak hukum yang bertaqwa kepada Allah, mengharumkan nama Aceh dan tentu saja sesuai harapannya dalam status yang ditulis, "Menjadi Anak yang shalih yang selalu mendoakan orang tua."
Selamat Bertugas Ipda Dedy Miswar wa Jazakallah Khairan.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, terutama untuk penulis sendiri.