𝕯𝖊𝖉𝖉𝖞 𝕿𝖍𝖊 𝕽𝖊𝖕𝖔𝖗𝖙𝖊𝖗


🅾🅽🅻🅸🅽🅴 🆁🅴🅰🅳🅴🆁

Jumat, 28 Juli 2023

Hati-Hati Dengan Cerita Orang Sukses



Hati-hati dengan cerita sukses !!!

Loh kok ? Kan bagus bg ?

Oke fine.. dibilang bagus iya tapi kalau semua cerita sukses ditelan mentah2, khawatir nya dosisnya ga sesuai dgn yg kita butuhkan.

Seringkali saya menemukan "ketidak jujuran" atau "ketidak sempurnaan" cerita sukses itu.

"Aku begini karena kerja kerasku, aku banting tulang, disaaat mereka santai aku berjuang, sudah tidak terhitung brapa kali aku gagal, tp keinginan bangkitku selangkah lebih banyak dr kegagalanku...dan bla.bla.bla"

Redaksi yg serupa, mirip, lebih Kurang, hampir sama, persis seperti itu sering kita dengar, lihat dan trima dari para "orang-orang sukses" bukan?

Oke ada jg cerita sukses diimbangi dgn "cerita pilu perjuangan" SBG pelengkap kesempurnaan cerita. Tp apa iya itu dah lengkap? Belum.

Sering kali ketidakjujuran dr "success story" adl ketidak inginan atau ketidak mauan menyampaikan "second story" pendulang kesuksesannya.

Contoh.

Akhirnya bisnis rentalku ini diterima masyarakat luas bahkan ada yg memesannya dr Amerika (walaupun orang Aceh) yg berlibur k Aceh. (Contoh y)

Lalu pendengar kagum dan mengatakan "hebat ya"..

Padahal ada satu bagian yg hilang atau tidak d sembunyikan dr kalimat kemenangan di atas bahwa kenapa orang dr Amerika itu bs memesan pada rental mobilku, ternyata jauh sebelum mereka memesan, keluarganya sudah duluan menyapa, tanya harga, gimana mekanismenya dsb hingga "deal" dgn kalimat 

"Baiklah nanti adek saya hubungi anda ya". 

Ni contoh satu kasus aja, byk kasus lain.

Belum lagi kenapa si anu bs terpilih JD anggota dewan ? - misalnya - 

Ternyata setelah d selidiki bukan hanya semata dia dkat Sama Masyarakat, dia pintar lobi, dia ada dana dsb. Bukan !

Ternyata orang tuanya tokoh d sana, abangnya panglima dl, pakciknya berjasa d kampung a dsb. Ibarat kata dr akar sampai pohon besar dia dah ada modal sebelumnya giliran dia tampil memang udah waktunya pohon berbuah dan takdirnya buahnya dia. Maka jadi itu barang ! 😀

Trus apa yg salah dr crita sukses?

Ga ada yg salah. Cuma saya blg hati-hati.

Analisa secara "sempurna" crita suksesnya.

Siapa d sampingnya, siapa circle-nya klu bahasa keren skarang. Siapa yg "ngerecom" dia. Siapa di belakangnya dan sekitarnya itu jg selayaknya harus d analisa.

Bahkan cerita terbaik seperti Muhammad Al-Fatih pun tidak terlepas dr sosok siapa syechnya, siapa orang d sekitarnya, siapa pembuat meriamnya (dia tahu titik lemah benteng konstantinopel Krn dia pernah tinggal disana sebelumnya) dan sebagainya.

Maka sangat sempurna pesan dr Baginda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam

Bahwa sebaik-baik pemimpin DAN sebaik-baik pasukan yg akan mengalahkan konstantinopel.

Jadi ga cuma "pemimpin" saja yg nabi sebutkan tapi jg pasukannya artinya orang-orang disekitarnya jg orang-orang pilihan.

So. Sebagai penutup

Silahkan terima cerita sukses tp jgn telan mentah2 tanpa analisa keadaan apa, siapa, kenapa, kapan, dengan siapa dan bagaimana dia bisa sukses itu jg perlu !

Dari orang yg belum sukses 

Penulis

Ayid Fariz

Share:

Minggu, 05 April 2020

Nyanyi Cover Lagu "Aisyah Istri Rasulullah" ? Hat-hati, Jangan Sampai Lupa Adab



السَّلَامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُه

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى اُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْن، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى اَشْرَفِ الْاَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْن، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْن، اَمَّا بَعْدُ

Puji Syukur kepada Allah, Shalawat beserta Salam kepada Junjungan kita Baginda Rasulullah Muhammad Sallallahu 'alaihi wa Sallam, kepada Keluarga dan Sahabat-sahabat Beliau.

Ditulisan kali ini saya ingin membahas ulang sedikit tentang Lagu Aisyah Istri Rasulullah yang Viral itu. Pasti udah tahu dan pernah dengar kan?
Aisyah Istri Rasululah merupakan gubahan lagu asal band Malaysia, Projector Band. Aslinya, lagu itu berjudul Aisyah Satu Dua Tiga Cinta Kamu ciptaan Angah Razif. Namun lirik yang dibawakan Projector Band sudah diubah oleh Youtuber asal Malaysia, Mr. Bie..

Kemudian beberapa penyanyi Indonesia ikut meng-cover lagu tersebut, diantaranya Sabyan, Via Vallen, Syakir Daulay dan Andre Taulany. Bahkan cover lagu mereka menjadi trending YouTube Indonesia.

Jujur, sejak awal saya udah merasa tidak nyaman mendengar lagu tersebut, karena beberapa bagian lirik yang saya anggap kurang pantas. Namun saya malas berkomentar menyalah-nyalahin, hanya melarang Putri saya Aisyah Al Humaira untuk menyanyikannya.

"Daripada nyanyi lagu itu, mending Shalawat saja," begitu pesan saya kepada Aisyah.

Dalam lirik lagu tersebut, terdapat kata-kata yang memberi gambaran tentang bentuk fisik dari Sayyidah Aisyah, yang menurut saya, terlalu berlebihan, lebay dan tidak pantas.

Ketidaknyamanan saya terjawab setelah mendengar Ceramah Nasihat Buya Yahya yang juga menyampaikan ada kekeliruan pada lirik lagu tersebut.

"Ulama memberi rambu-rambu di sini. Sayyidah Aisyah, Sayyidah Khadijah dan lainnya adalah Ummahatul Mukminin. Kami yakin ada rindu safaat Rasulullah, kami yakin Anda semua adalah orang yang ingin mulia bersama Rasulullah, dan termasuk yang membuat syair Insya Allah tidak terlintas di hatinya untuk merendahkan istri Rasulullah," kata Pendiri Pesantren Al-Bahjah, yang bernama lengkap Yahya Zainul Ma'arif.

Buya Yahya menegaskan tidak boleh menceritakan fisik seorang perempuan kepada orang lain, terutama lagi istri Rasulullah Sallalahu alaihi wa Sallam.

"Menyebut tentang fisik yang sangat pribadi kepada orang lain dan orang itu bisa saja laki-laki membayangkan ibunda mu (Aisyah RA). Tidak bisa, nggak punya adab ini. Makanya para ulama mengatakan kalau membicarakan, mensifati jasadnya istri-istri Nabi jangan, tidak boleh dilakukan. Itu ibunda kita Ummahatul Mukminin," tegas Buya Yahya.

Lalu, apakah dosa jika membuat lirik atau bagi yang menyanyikan lagu itu?

Buya Yahya menyarankan agar syair lagu tersebut diubah dengan sifat-sifat istimewa lainnya, selain yang berkaitna dengan fisik.

"Misalnya kelebihannya cerdas, orang yang meriwayatkan paling banyak hadis. Cerdas, Pandai dan penuh Kasih Sayang," pesan Buya Yahya.

So, sudah tentu saya setuju dan selalu Sami'na wa Ata'na atas setiap Petuah Ulama.
Jadi bagi yang ingin meng-cover lagu ini, semoga tulisan ini menjadi pertimbangan. Coba ubah liriknya seperti saran Buya Yahya (bukan saran saya ya..). Dan saat ini sudah ada beberapa cover yang sudah mengubah lirik lagu tersebut menjadi lebih nyaman didengar dan dinyanyikan.

Wassalam

note: Data tentang Lagu, Saya peroleh dari berbagai sumber Media Online, mohon maaf jika ada kekeliruan.

DReLegend channel



Share:

Jumat, 01 Februari 2019

Dikenal Sibuk Nyaleg, Ternyata Akmal Hanif Sudah Menikah. Tidak Ramai Yang Tahu



Padatnya aktifitas membuat pria satu ini sangat sulit dijumpai. Kegiatan yang dilakukan sejak 5 tahun terakhir membuat dirinya harus pindah dari satu kota ke kota lain dalam provinsi Aceh. Sesekali ia harus melakukan perjalanan bisnis ke kota di Indonesia, seperti Medan, Batam, Jakarta, Bandung dan beberapa kota lain. Ditambah lagi saat membimbing jamaah Umrah Elhanief Travel yang di pimpinnya, ia harus bolak balik ke Arab Saudi setiap bulan.

Bahkan di tahun 2017, ia sempat melakukan perjalanan keliling Asia, dari Malaysia, Thailand, Singapura hingga Philipina. Berlanjut perjanan keliling Eropa seperti  Spanyol, Swedia, Inggris, Prancis dan ntah negara mana lagi. Hingga sekitar akhir 2017 sempat melakukan kunjungan bisnis ke Australia. 


Itulah Akmal Hanif.
Sahabat sekaligus adik leting saya di Pesantren Madrasah Ulumul Quran, Bustanul Ulum Langsa, Aceh. Kesibukan sehari-harinya juga dapat dikatakan padat parah. Dari mengurus perusahaannya Elhanief Group yang sudah memasuki usia 10 tahun, mengurus Pesantren Tahfidz Anak Yatim Raudhatul Quran yang didirikannya 2 tahun lalu, melaksanakan aktifitas sosial bersama relawan Komunitas Solidaritas Dhuafa Aceh (KSDA), Lembaga Anti Narkoba (LAN) hingga aktifitas bersama Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) Aceh. Belum lagi dengan jadwal mengajinya di beberapa Dayah atau pesantren di Aceh.

Oke.Oke..Baiklah...Saya gak paparkan lagi berbagai aktifitas pria kelahiran Aceh Utara 22 Oktober 1982 ini. Karena saya tahu yang mampir kemari membaca tulisan ini, karena penasaran dengan judul tulisan ini bukan?

Ya, banyak yang sudah tahu kalau status Akmal Hanif adalah cowok single, kalau saya yang paling sering membully dia sebagai Jomblo...hehehe...

Dengan padatnya aktifitas, apa masih sempat anak kedua dari 5 bersaudara ini mencari pendamping hidup? 

Apalagi dalam setahun terakhir kesibukannya bertambah sejak maju sebagai caleg DPR RI daerah pemilihan 2 Aceh. Apa sempat Akmal Hanif mencari calon istri?

Itulah pertanyaan yang sering ditanyakan kepada saya sebagai sahabat dan staf di perusahaannya.

Sebenarnya saya gak punya wewenang menanggapi pertanyaan pribadi seperti ini. Karena kapasitas saya adalah sebagai Staf yang berusaha bekerja profesional dan tidak membahas ranah pribadi pimpinan. 

Namun kali ini saya akan tanggapi, karena belakangan beredar kabar simpang siur menanyakan, "Benarkan Akmal Hanif diam-diam sudah menikah?"

Memang banyak sahabat yang tidak mengetahui, bahwa sebenarnya, ditengah kesibukan yang dijalani saat ini, Akmal Hanif memang sudah Menikah. 



Sudah terjawab ya. Gak penasaran lagi kan?

Mungkin bakal muncul lagi pertanyaan baru,

"Kapan, Dimana, Dengan Siapa, Kenapa diam-diam?"

Sabar..sabar,,tenang....(saya minum dulu..)

Akmal Hanif memang sudah menikah, yaitu sekitar tahun 2010 kalau tidak salah ingat saya. Ia menikah dengan seorang perempuan cantik, dara Aceh asli berprofesi sebagai dokter. Namun namanya romantika kehidupan berkeluarga, kehendak Allah, rumah tangga mereka berakhir secara baik-baik sekitar tahun 2013.

Alhamdulillah dari perkawinan itu, Allah karuniakan seorang Bidadari Kecil bernama Ziraya Mumtaza binti Akmal Hanif, yang sekarang berusia 7 tahun. 



Walau sudah berpisah, Akmal masih menjalin silaturahim dan komunikasi yang baik dengan sang mantan istri, serta bersama menjaga si buah hati, yang sekarang tinggal bersama di Batam. Mungkin teman-teman yang Stalker Akmal Hanif, sering membaca statusnya melakukan perjalanan ke Batam mengunjungi sang Putri tercinta.

Saya juga pernah bertemu dan dikenalkan pada mamanya Zira, saat pulang ke Aceh. Orangnya sangat ramah, itu kesan yang saya tangkap. (mangga jatuh kali ditangkap...)

Saat makan bersama mereka, saya juga pernah mendengar pembicaraan santai antara Akmal dengan mantan istrinya.

Saat Mama Zira ngomong .."Papa, cariin lah jodoh buat mama..."
Akmal pun menjawab "Iya..nanti dicariiin..tapi Mama cari juga lah jodoh buat Papa.."
Berujung dengan tawa kami semua.....

Dari situ saya menilai, bahwa hubungan mereka sebagai mantan pasangan suami istri, masih sangat baik sebagai teman, bahkan sebagai saudara. Sehingga Zira tidak kehilangan kasih sayang sosok Ayah dan Ibu.

Jadi..gitu...
Akmal Hanif memang sudah menikah, sudah pernah menikah maksudnya. Dan status sekarang adalah "Duren" ...hehehehe....

Masih ada yang nanya, "Kapan Akmal Hanif akan menikah lagi?"
Banyak betol nanyak klen..

Nanti lah..kalo nikah semua dikasitau..dan di undang...
Sekarang..sebelom kita antar Akmal Hanif ke KUA dan Pelaminan..kita antar dulu dia ke Senayan...
Kiban..Setuju...? Insya Allah..Amiiin...

Udah ah...ngantuk...udah hampir subuh...saya tidor dulu sekejab..

Umi Aisyah udah kedip-kedip mata ngasi kode. Kode kalo asik main laptop dan gak segera tidur..bakal disuruh tidur di ruang tamu atau di teras rumah sekalian....

"Tidaaaak.!!!.....i'm coming umiiiii....."

Share:

Rabu, 26 Desember 2018

Adik Abang ini Selamat Musibah Gempa dan Smong Aceh, Karena Shalat Dhuha

 
Nur Saadi dan Sang Abang, Lutfi Ibrahim
SETIAP orang Aceh pasti memiliki kisah tersendiri saat terjadinya musibah Gempa dan Smong (Tsunami dalam bahasa Jepang) 26 Desember 2004. Baik mereka yang berada di Aceh maupun sedang di luar Aceh. Apalagi mereka yang merasakan langsung dahsyatnya goncangan gempa dan digulung gelobang Smong. Termasuk penulis sendiri.

Namun kali ini saya akan menceritakan kembali kisah seorang sahabat,  Nur Saadi, yang menurut saya sangat penuh hikmah. Mohon izin kepada ustadz Nur Saadi untuk menulis kembali kisah antum di Blog saya ini.

Bismillah

SABTU, 25 Desember 2004, Pukul 23.00, saat itu saya sedang di Asrama Keraton, Banda Aceh.

Setelah sepanjang hari beraktivitas saat berencana pulang hendak istirahat, saya berjumpa abang saya Lutfi Ibrahim. Terjadi obrolan singkat antara kami.

Beliau berkata, “nginap tempat abang aja di ketapang.”

Saya jawab “Besok Saadi harus cepat ke Darusalam bang.”  Saat itu sejak tanggal 25 – 26 Des 2004 sedang berlangsung MUBES LDK IAIN Araniry (sekarang bernama UIN Ar Raniry)

“Besok pagi sekalian keluar sama abang. abang piket pagi, minggu besok.” katanya lagi sedikit memaksa.

Abang kandung saya, Lutfi Ibrahim adalah seorang sipir penjara, yang bertugas di penjara keudah di samping terminal “labi-labi” (angkot) Keudah.  Ahad, 26 Desember 2004 beliau masuk piket jam 8 pagi.

“Oh .. oke bang .. PAS lah. Sekalian berarti Saadi naik labi labi di terminal keudah aja, ke Darusalam.” ujar saya akhirnya. Biasanya saya menuju kampus berjalan kaki dari asrama keraton sampai pertokoan Sinbun Sibreh.

Akhirnya saya pulang dan nginap di rumah abang saya di perumnas Lambheu, Keutapang, Aceh Besar.

Ahad, 26 Desember 2018, pagi itu setelah shalat shubuh di masjid Babul Iman, karena masih ngantuk saya kembali.

Pukul 07. 30 bang Luthfi membangunkan saya dengan sedikit emosi karena saya belum bangun tidur. Sementara beliau harus segera berangkat dinas.

“Abang udah selesai ngopi, kau belum bangun, abang tinggal nanti. Udah tau abang piket!” katanya dengan suara agak tinggi.

Sontak saya langsung bangun dan bergegas masuk ke kamar mandi. Abang saya pun keluar lagi entah kemana. Setelah mandi dan berkemas, ambil menunggu abang

Pukul 08.20, karena abang saya belum pulang, maka sambil menunggu beliau, saya berwudhu dan melaksanakan Shalat Sunnat Dhuha. 2 rakaat pertama sambung Dzikir, semua baik2 saja. Saat masuk 2 rakaat berikutnya, terdengar suara abang saya sangat besar teriak.

“Mana si Saadi masih di kamar mandi dia?  belum siap juga?!!” tanya beliau kesal.

Kakak ipar saya menjawab “Lagi shalat dia bang. Tadi udah tunggu abang, shalat dhuha dulu dia.”

“Ya udahlah kalau sedang shalat, telat abang gara-gara dia.” Bang Lutfhi masih ngomel (hehe.. maafkan dinda abangku)

Saat salam rakaat keempat selesai, saya langsung berdiri nambah 2 rakaat lagi. Karena saya shalat di ruang belakang, abang saya tunggu di teras depan, saya pikir “2 rakaat lagi lah, Biar tuntas 6 rakaat saja.”

Allahu Akbar, Rakaat 6 Dhuha Gempa Pertama Terjadi.

Saya tidak tau itu jam berapa, dalam gempa, saya terus selesaikan shalat dhuha saya. Sangat terasa keras betul goncangan gempa itu. Terdengar abang saya berteriak,

“Keluar semua, keluar..!” memanggil istri dan anak-anaknya.

“Saadi mana?!” tanya Bang Lutfi.

“Masih shalat dia..”  kata istrinya.

Sementara saya berusaha tetap selesaikan hingga salam, 6 rakaat dhuha saya hari itu. Lalu saat hendak keluar gempa kedua pun terjadi. Saya yang masih di dalam rumah, sambil coba menahan barang-barang, kulkas, TV, lemari yang mau jatuh ke lantai akibat kencangnya gempa.

Terdengar suara orang diluar berteriak silih berganti, suara Takbir dan Tahlil terdengar keras dari mulut warga sambil duduk di jalan depan rumah masing-masing.

Setelah sekitar 3 – 4 kali gempa, sepertinya sudah hampir jam 10.

“Kau di rumah aja jangan kemana, abang mau ke kantor dulu. Gak tau ni entah kek mana kantor, semoga gak apa, kita telpon kantor gak ada yang nyambung.” kata abang saya.

Lutfi Ibrahim, Telat Bertugas Sebagai Sipir LP Keudah di Ahad Pagi 26 Desember 2004, karena menunggu Saadi selesai Shalat Dhuha.
Saat itu  warga Lambheu belum mendapat informasi, bahwa setelah gempa besar di susul naiknya air laut sampai ke kota. Abang saya langsung gerak ke penjara keudah dan tidak lama kembali pulang.  Ia bercerita Kalau akses jalan menuju kota di tutup Brimob dan TNI.  Dalam perjalanan abang saya binggung melihat orang-orang panik,  lari ke arah perbukitan Mata Ie. Beberapa masyarakat terlihat mengalami luka-luka.

“Air laut naik…air laut naik..!” teriakan itu sempat didengar abang dalam perjalanan pulang

Malamnya kami berjumpa warga asrama keraton yang mengungsi di masjid Babul Iman. Mendengar cerita apa yang mereka alami hari itu, kami antara percaya tidak percaya karena belum melihat.  Aliran Listrik sempat padam dan jaringan HP putus. Saat aliran listrik normal, baru saya tahu melihat tayangan televisi.  Saya terduduk lemas sambil mulut tak henti ber-istighfar. Astagfirullahal Adzim.

Jaringan komunikasi masih terputus. Keluarga saya di Sigli tidak mendapatkan kabar dari saya. Bermacam pikiran dipikirkan oleh orang tua, keluarga dan saudara di kampung tentang saya. Hingga akhirnya tanggal 1 januari 2005 baru saya dapat saya memberi kabar, bahwa alhamdulillah saya dan keluarga di Banda Aceh semua selamat dan dalam keadaan sehat wal afiat.

Seorang warga Aceh menatap sisa bangunan rumah setelah di hantam Gempa dan Smong Aceh, 26 Desember 2004. (photo. Tribunnews)


Bang Irwandi dan Kak Cut Nur Asikin Alami Gempa dan Tsunami Dalam Penjara

30 Desember 2004, dalam gelap gulita, rasa panik dan takut masih terasa akibat masih terjadi gempa serta isu  adanya gelombang air lalu susulan. Malam itu, sekitar jam 21.30  rumah abang saya kedatangan empat orang tamu berpostur tinggi besar. Mereka memberi salam dan bertanya. (percakapan dalam bahasa Aceh)
“Assalamualaikum, benar ini rumah  Komandan Lupi?”

Tidak lama abang saya keluar menemui tamu itu dan sangat terkejut. Ternyata mereka adalah warga binaan penjara LP Keudah.

“Silahkan duduk. Ya bagaimana? Ada apa?” tanya abang saya masih terkejut dan penasaran.

“Pak Lupi, kami hendak mohon izin. Penjara hancur, banyak korban meninggal. Alhamdulillah kami termasuk yang selamat.” kata mereka.

“Bang Wandi bagaimana kabarnya?” tanya abang saya kemudian, menanyakan kabar Pak Irwandi Yusuf. (Gubernur Aceh sekarang. red)

“Bang Wandi selamat juga, tapi beliau mengalami luka-luka. Namun Kak Nur Asikin sepertinya tidak selamat. Kami semua mengira sudah kiamat pak.’‘ ujar mereka lagi.

“Maksud kami menghadap komandan, kami mohon diizinkan pulang kampung untuk melihat kondisi dan bertemu keluarga. Agar mereka tidak khawatir tentang kabar kami. Kami tidak ingin dianggap melarikan diri pak. Apalagi penjara sudah hancur total,” kata salah seorang diantara mereka.
.........

Ternyata saat peristiwa gempa tsunami, Bapak Irwandi Yusuf sedang menjalani masa tahanan di LP Keudah, sedangkan Kak Cut Nur Asikin sepertinya di LP Lhoknga. Banyak saudara kita para narapidana yang syahid menjadi korban Smong, diantaranya adalah (alm.) Kak Cut Nur Asikin. Allhummaghfirlahum

Almarhumah Kak Cur Nur Asikin dan Bapak Irwandi Yusuf saat menjalani masa tahanan. (photo. Doc. Net)
 Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun. Semoga seluruh Syuhada Tsunami/ Smong Aceh mendapatkan ampunan dan Kasih Sayang Allah dan menjadi ahlal jannah.  Amiin ya Rabbal Aalamiin

Semoga kisah nyata ini menjadi Ibroh untuk kita semua. Laa Khaula wa La Khuwata Illa biLLah.
Salam hormat saya.

Penulis, Nur Saadi, adalah warga Asrama Keraton, Tokoh Muda Kota Banda Aceh dan Politikus PKS. Pemilu 2019 beliau maju sebagai Caleg DPRK Banda Aceh, Dapil 1 Baiturrahman - Lueng Bata.
Share:

Senin, 24 Desember 2018

13 Fakta UAS yang Harus Diketahui. Jadikan Teladan Untuk Lebih Cintai Ulama



Penulis Mengutip dari berbagai sumber untuk mengenal lebih jauh tentang sosok Ustadz Abdul Somad Lc. MA. Banyak akhlak dan kebiasaan beliau yang mengundang kekaguman masyarakat, Artis, Pejabat bahkan sesama Ulama yang kita hormati lainnya.

Semoga catatan ini bisa menjadi teladan Akhlaqul Karimah buat kita yang ingin terus memperbaiki diri dan meningkatkan kecintaan pada Ulama.

Bagi yang tidak menyukai bahkan membenci, mengfitnah dll, silahkan lanjutkan. Karena kemuliaan dan pahala beliau akan bertambah, sementara amalan anda akan di transfer kepada beliau.

Semoga kita tidak termasuk golongan orang yang bangkrut tanpa amalan di hari akhirat.

Selamat Membaca.

6 Fakta Kebiasaan Ustadz Abdul Somad. (versi Tribunnews)

1. Sederhana
Ustaz Somad sangat sederhana, baik dari pakaian maupun tingkah lakunya. Suatu ketika saat tiba di rumah dinas Gubernur Babel, Ustaz Somad didampingi 3 asistennya. Tidak ada permintaan khusus dari pihak Ustaz Somad, baik soal makanan, tempat tidur, dan kendaraan. Bahkan Ustaz Somad menjadi makmum saat shalat Maghrib di rumah dinas tersebut. Dia juga makan malam dengan duduk bersama jamaah.


2. Ramah Kepada Siapapun

Saat diajak berbincang-bincang, Ustaz Somad menyambut hangat. Padahal, dia baru saja turun dari pesawat usai perjalanan panjang dari berceramah. Ustaz Somad tetap ramah dan bersahaja. Bahkan dia mengapresiasi profesi jurnalis, yang menurutnya ikut andil sehingga namanya dikenal.
3. Tidak Pernah Menolak diajak Foto Bersama

Menjadi seorang Ustaz Somad memang tak mudah. Pasalnya, di mana saja dia berada, tak pernah lepas dari ajakan foto bersama dari jamaah dan masyarakat yang mengagumi Dai 7 Juta Follower itu. Peminatnya pun hanya warga biasa, tetapi para pejabat di tempat dia berceramah juga kerap mengajak foto bersama. Tampak ketika Ustaz Somad usai makan malam di rumah dinas seorang gubernur, silih berganti orang-orang minta berfoto. Bahkan saat sang ustaz tengah makan pun ada-ada saja warga yang duduk di sampingnya untuk dipotret. Ustadz Somad bahkan sering berpesan, "Share photo itu, dengan niat untuk Syiar Dakwah"


4. Tampil Prima

Bayangkan saja, Ustaz Somad harus berkeliling berbagai tempat di Indonesia nyaris tanpa jeda. Padahal dia melakukannya di sela kesibukan sebagai dosen di UIN Riau. Di suatu tempat yang dikunjungi, Ustaz Somad berceramah lebih dari satu lokasi. Pernah saat ke Bangka, Aceh dan beberapa daerah, ia harus mengisi ceramah di lebih 3 lokasi dalam sehari. Bahkan dia berceramah sampai larut malam tetapi dini hari sekitar pukul 03.00. Ustaz Somad sudah berangkat menuju lokasi ceramah usai shalat Subuh. Syukurnya, kondisi tubuh Ustaz Somad baik-baik saja. Subhanallah

5. Isi ceramah

Salah satu alasan Ustaz Somad disukai banyak orang adalah isi ceramahnya yang cerdas tapi tidak membuat ribet. Ustaz Somad tidak mudah menyalahkan atau menilai buruk sesuatu, termasuk soal ibadah yang dilakukan umat muslim. Dia juga tidak pernah mengajarkan untuk membenci kelompok atau ajaran tertentu.
Misalnya saat ditanyakan tentang aplikasi biro jodoh di Facebook, Ustaz Somad tidak serta merta menyalahkan karena menurutnya perlu ditinjau dulu dari sisi teknis pelaksanaannya.

6. Direkam dan diunggah di Media Sosial

Rata-rata jamaah membekali diri dengan ponsel saat mendengar ceramah Ustaz Somad. Bagi yang paket internetnya banyak, tak sungkan merekam dan menyiarkan secara langsung. Lantaran perilaku jamaah inilah, Ustaz Somad semakin dikenal. Jika dari ribuan jamaah ada 100 orang saja yang merekam dan mengunggah ke media sosial, maka syiar Islam yang dilakukan Ustaz Somad semakin lancar.


Sebelum 6 fakta itu terungkap, penggiat media sosial Jonru Ginting sudah memaparkan 7 fakta lainnya soal ustadz tersebut.


7 Fakta Ustadz Abdul Somad (Versi Jonru Ginting)

1. Ustadz Abdul Somad adalah tokoh lokal dari Riau yang menjadi terkenal se-Indonesia karena banyak video ceramahnya yang viral.

2. Beliau asli Ustadz, sudah S2 di bidang agama, lulusan Al Azhar Kairo dan S2 di Maroko pula. Jadi dari segi ilmu, beliau sangat berkompeten.

3. Beliau adalah “hasil kawin silang” antara ustadz lucu dan ustadz berkualitas. Selama ini kedua jenis ustadz tersebut seperti air dan minyak. Tak mungkin bersatu.

Namun Ustadz Abdul Somad berhasil mengawinkan keduanya. Ceramah-ceramah beliau selain “bergizi tinggi”, juga enak didengar, dan porsi lucunya pun sewajarnya saja. Tidak berlebihan.

4. Gayanya sangat sederhana.

5. Beliau bukan tipe ustaz kharismatik. Masyarakat menghormati beliau karena ilmunya, bukan karena kharismanya.

6. Beliau juga bukan tipe ustadz stereotif (maksudnya kelihatan banget gayanya seperti ustadz pada umumnya). Gaya beliau biasa saja. Seperti orang kebanyakan.

Mendengar ceramah beliau, kita seperti mendengar ucapan orang biasa yang kebetulan pintar di bidang agama.

7. Banyak yang menyebut ustadz Abdul Somad sebagai pengganti K.H. Zainuddin MZ. Dari segi popularitas bolehlah. Namun dari segi karakter, keduanya sangat jauh berbeda.

KH Zainuddin MZ itu kharismatik, stereotif, dan lebih cocok tampil di acara tabligh akbar. Sementara ustadz Abdul somad tidak kharismatik, tidak stereotif, dan lebih cocok tampil di acara-acara kajian yang terbatas.

"Kenapa banyak orang yang suka men-share video-video ceramah ustadz Abdul Somad? Tentu saja karena mereka suka. Kenapa mereka suka? Menurut saya, karena ke-7 faktor di atas. Tak perlu lagi saya bahas satu-persatu, kan?

Yang jelas, Ustadz Abdul Somad ini unik banget. Sederhana, apa adanya, namun “penuh gizi” sekaligus menghibur. Keren luar biasa!

Karena itu, jika Anda belum nonton video ceramah ustadz Abdul Somad, buruan tonton sekarang juga. Jangan sampai menyesal.

Alhamdulillah, kita sebagai umat Islam Indonesia perlu bersyukur karena memiliki seorang ulama seperti ustad Abdul Somad.

Dan saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada teman-teman yang selama ini menshare video-video ceramah ustadz Abdul somad. Semoga share-share Anda menjadi amal jariah yang pahalanya terus mengalir hingga akhirat kelak. Aamiin…."

Jonru 18 Agustus 2017


Share:

Sabtu, 01 Desember 2018

Kisah Bupati di Antara Penjilat dan Tukang Fitnah

Akhir Tahun 1987 lalu saya pernah bertemu dengan almarhum Pak Nurdin AR, Bupati Pidie pada masa itu. Saya dan beberapa rekan dari lembaga survei Indoconsult Jakarta sengaja datang ke pendopo, setelah membuat perjanjian sebelumnya.

Bukan kali itu saja bertemu almarhum. Sebagai kolega satu almamater, sama tempat bertugas mengajar, saya sering duduk bersama almarhum, berdiskusi banyak hal. Sikapnya yang terbuka, blak-blakan, dan rada nyentrik, sangat menyenangkan.
 
Dalam sebuah seminar, saat peresmian Gedung baru Bank Ekspor-Impor Indonesia (sekarang Bank Mandiri) Banda Aceh yang di Jambo Tape, saya mendengar langsung almarhum pak Ali Hasymi menyebut pak Nurdin AR sebagai bupati "koboy". Alm pak Ibrahim Hasan yang duduk di sampingnya spontan tertawa.

Tiap diskusi dengan almarhum selalu berlangsung menarik, hangat, dan tak ada jarak. Padahal, pada masa itu beliau adalah antara beberapa dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala yang digunakan tenaga dan pemikirannya di jajaran pemerintah daerah. Beliau sudah menjadi pejabat daerah, sementara kami, boleh disebut masih sebagai anak bawang.

Ada beberapa nama dosen lain. Misalnya, alm pak Karimuddin Hasybullah (Bupati Aceh Utara), alm Zein Hasymi, alm Sanusi Wahab (Bupati Aceh Besar), alm Husin Ahmad (Bupati Aceh Barat), Samsunan Mahmud (Bupati Aceh Barat), alm Prof. Dayan Dawood (Kepala Bappeda Aceh), Prof. Syamsuddin Mahmud (Kepala Bappeda dan Gubernur Aceh), Prof. Chairul Ichsan (Kepala Bappeda Aceh), alm T. Iskandar Daoed (Kepala Bappeda Aceh), dan alm Husin Alamsyah (Pembantu Bupati wilayah Simeulue). Yang paling mentereng dan disegani, ya alm Prof. A. Madjid Ibrahim dan alm Prof. Ibrahim Hasan (keduanya pernah sebagai Gubernur Aceh). Yang kedua terakhir ini memang punya nilai kapasitas lebih. Alm pak Madjid malah yang menggagas Aceh Development Board sebagai cikal bakal Bappeda dan Bappenas untuk tingkat Nasional.

Kembali ke alm Nurdin AR. Ketika kami tanyakan bagaimana kiatnya mengelola pemerintahan daerah di Pidie yang dikenal amat tinggi dinamika politiknya? Jawabannya, sangat inspiratif.

Awal beliau menjabat Bupati Pidie, banyak staf dan yang punya jabatan di level menengah datang melapor kepadanya. Yang dilapor, ya macam-macam. Ada yang memburuk-burukkan teman sekantornya. Ada yang menuduh rekannya macam-macam. Dan, tidak sedikit juga yang berperangai suka menjilat, melapor yang indah-indah, dan terkesan ABS, menyanjungnya.

Almarhum Nurdin AR,


Di saat-saat pertama menghadapi staf dan bawahan yang berperangai macam-macam itu, jujur, almarhum mengaku bingung. Seakan beliau tak pernah bisa memahami. Mengapa tidak ada satu pun orang yang benar di jajarannya? Si A bilang si B tidak benar. Si C menuduh si H tidak beres, begitu seterusnya. Itu berlangsung berhari-hari.

Bukan alm Nurdin AR namanya, kalau tidak panjang akal. Dia bertutur, dia keluarkan satu senjata pemungkas. Setelah melakukan "cross check and balance", almarhum bersikap. Setiap ada sosok staf atau bawahannya yang menebar fitnah, menjilat, atau memberi laporan ABS, minggu depan segera dimutasi atau di bangku panjangkan.

Langkah yang dibuatnya itu ternyata menjadi obat mujarab. Sejak itu, perilaku fitnah-fitnahan dan manuver para penjilat mulai berkurang dan tak ada lagi. Kondisi birokrasi berjalan kembali dengan normal. Layanan pemerintahan daerah pun tak mengalami hambatan.
Sambil menggaruk-garuk rambutnya yang rada kribo, dengan rokok digantung di bibirnya, almarhum berujar,

"Ini negeri aneh. Bukannya bekerja, tapi asyik ngoceh sana ngoceh sini. Fitnah sana, fitnah sini. Semua orang salah dimatanya. Yang betul hanya dirinya..."

Saya terbayang, usai itu almarhum tertawa terkekeh-kekeh.
Dan, kami pun ikut juga tertawa bersamanya. Rekan-rekan dari Jakarta terkagum-kagum pula padanya.
Al Faatihah buat Almarhum, Bupati nyentrik yang kini telah tiada.
Tak kan pernah ada lagi yang serupa dengannya.


Penulis
Rustam Effendi
Share:

"Keadilan Sudah Hilang" Tulisan Ust. Felix Siauw, Sang "Aseng Yang Baik"

 

https://www.youtube.com/watch?v=Trwgy8EHVZg&feature=youtu.be

Keadilan Sudah Hilang

oleh : Felix Siauw
Membuka sebuah kanal berita pagi buta, dan saya tak mau percaya, tapi itu di depan mata, terekam kamera dengan sempurna, kengerian yang nyata
Tak percaya bahwa ini terjadi di Indonesia, bahkan mengatasnamakan 'Jaga Indonesia', tak hanya tuduhan dan fitnah yang diucapkan mulut mereka
Tak hanya itu saja, ancaman disebar pada peserta, yang akan memadati reuni dua satu dua, tegas sekali kebencian dari lisan mereka, amarah bercampur murka
Berorasi di depan balaikota, mengatasnamakan negara dan pancasila, tapi lisannya penuh makian dan cela, gubernur dimaki juga, banci, bangke, katanya
Katanya menolak HTI, padahal hatinya yang mati. Katanya HTI berniat menghancurkan negeri, padahal mereka sudah jadi membuat kerusakan, intoleransi, persekusi
Yang lebih aneh lagi polisi, kemana polisi? Diam berbuat apapun saat ancaman kekerasan diproklamasi, saat rencana kriminal diumumkan di depan wajah polisi
Dengar-dengar, polisi sibuk mendata hadirin 212, kalau bisa dihalangi, atau ditakut-takuti. Hantu di depan mata diabaikan, yang membantu dicurigai
Adakah sekali saja HTI yang dijadikan kartu mati itu mengancam? Membuat rusuh? Tapi lihat yang main ancam, main bawa golok? Kok luput dari radikal?
Adakah 212 dan reuninya membuat ancaman kekerasan? Bahkan sampah pun tak ditolerir, bahkan rumput pun dapat kedamaian, tapi tetap dituduh dan dipisuh
Keadilan, kata yang di negeri ini hilang. Sebab semua yang memihak rezim, lalu berteriak NKRI harga mati, saya Pancasila, merekalah kebenaran sekaligus tuhan
Tak apa, kami percaya pada perjuangan ini, kami takkan balas mengancam, takkan meladeni kekerasan, kami mendoakan siapapun yang membenci, itu perintah Nabi
Karena kami yakin, saat keadilan itu tak dapat lagi dipenuhi oleh penduduk bumi, maka dari langitlah keadilan itu akan diturunkan dan ditegakkan
Inilah jalan yang kita pilih, jalannya para Nabi, syuhada, shiddiqin, dan salihin. Bersatu padu, bersihkan hati, luruskan niat, bersiap hadiri Reuni 212



 
Share:

Jumat, 30 November 2018

Ikut Reuni 212, Muslim Medan dan Padang Sewa Pesawat Hingga Bawa 900 Paket Rendang


Ghirah dan Semangat Umat Muslim Indonesia untuk ikut Reuni 212, Ahad (2/12/2018), tidak terbendung. Walau sejumlah aksi dan pernyataan menentang serta melarang kegiatan tersebut, namun gelombang rombongan terus terdengar dari seluruh wilayah di Indonesia.

Bahkan upaya penggagalan umat muslim untuk Reuni 212 di beberapa daerah dilakukan dengan melarang penggunaan armada bus. Namun seperti kata pepatah "Banyak Jalan Menuju Roma" di ditambah semangat "Man Jadda wa Jada" berbagai upaya ditempuh peserta aksi. 

Salahsatu postingan yang menarik ditulis akun facebook Udiel Kasuma Panjaitan 
di Group Barisan Rakyat Oposisi (BRO). Dalam postingan yang di update jumat (30/11/2018) pukul 10:22, ia menulis :




Hingga tulisan ini diturunkan, postingan tersebut telah mendapat hampir 11 ribu reaksi, 400 komentar dan dibagikan mencapai 3000 kali dan terus bertambah, Ini menjadi sebuah bukti begitu antusias dan semangat masyarakat mengikuti Reuni 212 dan dukungan seluruh umat Islam Indonesia.

Tidak hanya umat Muslim, sejumlah tokoh non muslim juga telah menyatakan ikut dalam kegiatan Reuni 212 di Monas pada 2 Desember 2018 mendatang, sebagai bentuk toleransi sesama warga negara dan bentuk penolakan jika umat Islam disebut Radikal.

Share:

Kamis, 29 November 2018

Pernikahan "Budi dan Julia" Dengan Mahar Sandal Jepit. Ini Filosofinya.


Pernikahan adalah suatu prosesi sakral yang diharapkan hanya terjadi sekali seumur hidup bagi setiap pasangan. Di momen yang sangat berharga tersebut, semua orang pasti mengharapkan sebuah pernikahan yang tak terlupakan. Untuk itu, biasanya, banyak mempelai yang menyiapkan Mahar atau maskawin pernikahan yang bisa dikenang seumur hidup.

Pun demikian, dengan pasangan asal Kebumen berikut ini.
Namun alih-alih mempersiapkan maskawin mewah dengan harga fantastis, pasangan ini justru memilih sepasang sandal jepit sebagai mas kawin mereka.


Sebuah pernikahan dengan mas kawin atau mahar sepasang sandal jepit Swallow menjadi viral di media sosial.

Meski sekilas mengherankan, pemberian maskawin sandal jepit Swallow ini benar adanya. Setelah akad nikah, kedua mempelai memamerkan mahar sandal jepit Swallow ini kepada tamu dan hadirin.
Kabar viral maskawin sandal jepit ini dibagikan pemilik akun Nabilla Safira Yuriztya di grup Facebook Berita Kebumen pukul 20.22, Minggu (31/12/2018).
Baru empat jam unggahannya sudah dibagikan 330-an kali dan mendapat sekitar 600 komentar. Adapun yang memberi like atau emoticon lain sudah lebih dari 3.500-an akun.

"Kebumen, sabtu 29 desember 2018

Alhamdulillah sah dengan mahar sepasang sandal swallow

Semoga sakinah mawaddah warrohmah

Julia dan Budi,"
tulis akun Nabila Safira Yuriztya dalam unggahannya.


Nabilla juga menambahkan akun Julia Warasita dalam unggahannya, yang tiada lain merupakan mempelai perempuan. Dia tidak menyebutkan alamat dan waktu tepat akad nikah tersebut. Namun unggahan tersebut menjadi viral karena dibagikan lebih dari 400 kali serta mendapat lebih dari 4,5 ribu like di facebook.

Namun, dari komentar netizen diketahui bahwa pernikahan ini berlangsung di kediaman pengantin wanita di Desa Sumberadi, Kecamatan Somalangu, Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (29/12/2018) pukul 07.30.

Tak sedikit netizen yang menyangsikan bentuk dan jenis mahar tersebut. Tak sedikit pula yang menyampaikan perasaan salutnya karena sepasang pengantin menyepakati maskawin yang tidak biasa.

Baroroh Siau Cie: Sederhana yg penting sah.

Solikhatun: Melambangkan kesederhanaan dan slalu mensyukuri yg ada (emot), kecee juga.

Adhy Setyawan: seribu satu wanita begini.

Betulkah maskawin pernikahan ini sepasang sandal jepit swallow?

Seorang netizen pemilik akun Zahiraa Garden mengunggah video prosesi ijab kabul berdurasi 57 detik di kolom komentar yang menepis keraguan sesama netizen.

Terdengar jelas suara penghulu yang memimpin akad nikah tersebut,"...Saudara Budi Risdiyanto, Saudara saya nikahkan dan kawinkan dengan Julia Warasita yang walinya telah mewakilkan kepada saya dengan maskawin sepasang sandal dibayar tuuunai."

Mempelai pria pun segera melanjutkannya dengan mengucapkan ijab.
Ada pula netizen yang menduga sandal jepit swallow itu bukan sandal biasa melainkan terbuat dari emas.

Sang pengunggah segera membantahnya dengan menyatakan bahwa mahar itu memang sandal jepit sebagaimana yang tertulis di buku.


Masih banyak perasaan heran yang disampaikan sejumlah netizen mengomentari unggahan ini. Beberapa memperkirakan pemilihan sandal jepit disebabkan ada cerita berkesan di baliknya. Bisa jadi sebagai awal dari pertemuan pertama kedua mempelai.

Buru-buru akun Zahiraa Garden menjelaskan bahwa sandal dipilih sebagai filosofi selalu berjalan beriringan, bersama-sama ke mana-mana. Namun, masih belum terjelaskan mengapa sandal jepit Swallow, tidak lainnya seperti sandal kulit atau bakiak.

Sebagaimana yang terlihat dalam foto yang diunggah, sandal jepit dengan warna jepit kuning dan alas putih ini dibingkai dalam pigura kaca.

Tertulis pula "Budi Julia" dalam pigura tersebut.


Mas Kawin Masa Rasulullah.

Dalam sirah nabawiyah atau sejarah Rasulullah Muhammad diketahui, ada pernikahan yang bermaharkan sepasang sandal. Mahar ini diterima seorang mempelai perempuan dari Bani Fazarah.

Dikisahkan dalam hadits, Rasulullah sendiri yang bertanya kepada perempuan tersebut apakah dia ridho atas maskawin dari calon suaminya tersebut. Mempelai itu menjawabnya bahwa dia ridho sehingga Rasulullah pun membolehkannya.

(dikuti dari Tribunnews)

Video Berita GTV "Pernikahan Mahar Sandal Jepit"








Share:

Rabu, 17 Oktober 2018

UAS Emosi, Marah, Sedih Berlinang Air Mata Saat ditanya Tentang Kebiadaban Israel



Ketika Ustadz Abdul Somad Lc, MA menyampaikan Tausyiah pada pengajian di Kampus Universitas Islam Riau Senin, 15 Okotober 2018, terjadi momen tidak terduga. 

Saat sesi tanya jawab, UAS menjadi sangat emosional saat membacakan sebuah pertanyaan dari jamaah. 

"Saya ingin tanya ustadz, kenapa Israel tidak dibinasakan seperti kaum-kaum yang sudah binasa?"


"Iya juga ya," timpal UAS  

UAS kemudian melanjutkan jawabannya.

Ia bercerita tentang seorang ulama asal Palestina Sheikh Abdul Karim Al Maqdisi pernah menangis didepan Sheikh Abdul Sattar saat bercerita tentang kekejaman Israel, yang membunuh dengan keji ibu-ibu hamil di Palestina, hanya untuk keisengan, menebak jenis kelamin si bayi dalam kandung.

Tangis Ibu Palestina kehilangan Putrinya oleh Kebiadaban Israel
 Saat bercerita hal itu UAS tampak emosional. Wajahnya tegang, ia mengepalkan tangannya dan memukul-mukul meja. Mata beliau terlihat berkaca menahan airmata, antara sedih dan kemarahan.

"Kenapa tidak dibinasakan dia (tentara Israel)," ujar UAS berkali-kali.

"Menangis  Sheikh Abdul Karim Al Maqdisi saat menceritakan hal itu kepada Sheikh Abdul Sattar. Berlinang air matanya. Aku pun menangis saat menceritakan ini kepada kalian," kisah UAS lagi.

Tangis Sedih Seorang Ayah Palestina kehilangan Putrinya karena Kekejaman Israel
 UAS melanjutkan dalam sejarah kaum-kaum yang zalim satu per satu telah dibinasakan Allah.

"Semua mati, kenapa yang terlaknat ini (Israel) dibiarkan hidup?," tuturUAS.

UAS mengatakan hal ini ia pertanyakan kepada gurunya di Universitas Al Azhar Syaikh Muhammad Jibril.

"Apa kata Syaikh Muhammad Jibril? Kalau Allah membinasakan Israel lalu kau masuk surga pake apa?" kata UAS mengutip jawaban gurunya.

"Allah biarkan mereka hidup supaya kalian berjihad di jalan Allah," tegas UAS Lantang.

Tangis Anak-Anak Palestina kehilangan Orangtua Mereka karena di Bunuh Yahudi Israel
 Namun UAS mengatakan jihad yang dimaksud tidak melulu harus terjun langsung ke Palestina melawan tentara ISrael.

"Bukan berarti selesai acara ini kalian langsung beli tiket ke Palestina. Belajar kau serius hingga jadi doktor, sampai professor lalu dengan uangmu/hartamu, dengan ilmumu kau akan menolong saudaramu," terang UAS.

Tak hanya itu, UAS juga menyebut perjuangan juga bisa dilakukan secara politik dengan menjadi pemegang kebijakan negara.

"Bayangkan kalau kalian jadi anggota dewan. kalian bisa mendukung pemerintah untuk menolong permasalahn palestina."

(dikutip dari tribunnews)

 Saksikan Video Tausyiah UAS Tentang Kekejaman Israel pada Muslim Palestina

Share:

AcehReporter.com