𝕯𝖊𝖉𝖉𝖞 𝕿𝖍𝖊 𝕽𝖊𝖕𝖔𝖗𝖙𝖊𝖗


🅾🅽🅻🅸🅽🅴 🆁🅴🅰🅳🅴🆁

Sabtu, 07 Oktober 2017

Tulisan Polisi Aceh untuk Orangtua ini, Bikin Netizen Terharu


Setiap anak adalah aset berharga bagi orangtua, tentunya anak yang shalih. Karena itu merupakan investasi yang di bawa manusia ke akhirat, disamping ilmu yang bermanfaat dan sadaqah jariyah.
Sebagai seorang anak pun kita harus memahami kewajiban berbakti pada orangtua, baik yang masih hidup maupun telah meninggal dunia. Kewajiban ini tidak pernah gugur baik jika si anak telah menikah, berkeluarga bahkan telah menjadi orang tua.

Sebuah tulisan indah tentang kewajiban berbakti pada orang tua saya temukan di dinding sahabat facebook, yang menariknya adalah seorang personil Polisi. 



Dia adalah Ipda Dedy Miswar, yang saat ini bertugas di Mabes Polri. Pemilik akun facebook Dedy Miswar Bin Bakri ini menulis sebuah status yang mengundang komentar haru sejumlah netizen. 

Berikut tulisan Ipda Dedy Miswar, yang di posting pada hari jumat 6 Oktober 2017 :

"Hari ini genap 2 tahun saya menjadi bagian dari Korps Bhayangkara. Dulu ketika dilantik, saya merasa bangga karena berhasil mencapai cita2 saya dan memenuhi keinginan almarhum ayah saya untuk memiliki anak yg berprofesi sebagai seorang perwira untuk aset masa depan keluarga & bangsa.
Namun perlahan harapan itu sirna, saya sadar bahwa itu cuma sementara.

Sekarang muncul sebuah pertanyaan?

Apakah itu semua cukup! Akankah seragam, pangkat dan gelar ini bisa menjadi bekal mereka di akhirat kelak, apalagi Ayah saya sdh terlebih dahulu kembali kepada Allah Swt.

Pertanyaannya, sudah bisakah saya menjadi aset orangtua & keluarga saya di akhirat kelak?


Karena sesungguhnya yang mereka butuhkan bukanlah anak dg seragam, pangkat dan gelarnya. Melainkan seorang anak yg shalih yg selalu mengirimkan doa untuk mereka.
"Karena sesungguhnya jika seorang manusia wafat, maka semua amalannya akan terputus kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat (bagi orang lain) dan doa anak yang shaleh" 
(HR Muslim)
Semoga saya bisa menjadi aset mereka di akhirat kelak. Aminn
Jayalah Den WBDS & sukses buat Sasuh semua, tetap membumi untuk bangsa dan negara."

Status itu dilengkapi sebuah photo yang menampilkan dirinya dalam sebuah upacara dan sebuah video bersama sejumlah rekan polisi. 



Ipda Dedy Miswar adalah laki-laki kelahiran gampong Meunasah Eumpeh, Tiro, kabupaten Pidie, pada  27 Februari 1991, putra dari ayahanda Bakri (Almarhum) dan Ibunda Rusmini. Untuk informasi, kampung halamannya Tiro terkenal sebagai salahsatu basis Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada masa konflik Aceh dan identik dengan tokoh pendiri GAM Tgk. Hasan Di Tiro. 

Ia menghabiskan masa kecil di Tiro hingga ayahanda tercinta meninggal saat dirinya masih duduk di bangku SD. Dedy lalu melanjutkan pendidikan ke Dayah Ummul Aiman Samalanga yang dipimpin Ulama Karismatik Aceh Tgk, H. Nuruzzahri Yahya atau akrab disapa Waled Nu Samalanga. 


"Jika pulang ke Aceh, saya selalu menyempatkan bersilaturahim pada Waled Nu, sambil belajar dan meminta nasehat beliau. Saat di Jakarta saya juga beberapa kali menelpon Waled,'' sebut Dedy dalam sebuah percakapan dengan penulis.

Setelah menyelesaikan MAN di Bereuenun Pidie, ia sempat kuliah setahun di IAIN Ar Raniry Banda Aceh (sekarang bernama UIN Ar Raniry) sebelum kemudian lulus dalam tes menjadi personil Polisi dan bertugas di Mabes Poliri Jakarta. 


Pada Mei 2017 lalu, pria tampan bernama mirip pemeran "Jendral Naga Bonar" ini mengakhiri masa lajang setelah mempersunting Putri Dewi Safrina, dara asal Ulee Glee, Pidie Jaya.



Ada satu impian Dedy setelah dua tahun menjadi personil polri, yaitu ingin bertugas dan mengabdi di kampung halaman, Aceh. 


Namun tidak masalah dimanapun bertugas, semoga Ipda Dedy Miswar menjadi teladan bagi polisi di Aceh dan seluruh Indonesia. Menjadi penegak hukum yang bertaqwa kepada Allah, mengharumkan nama Aceh dan tentu saja sesuai harapannya dalam status yang ditulis, "Menjadi Anak yang shalih yang selalu mendoakan orang tua."

Selamat Bertugas Ipda Dedy Miswar wa Jazakallah Khairan.



Semoga  tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, terutama untuk penulis sendiri.







Share:

Minggu, 01 Oktober 2017

Kisah Masjid Kucing, Bapak Kucing dan si Manja "Muezza" Kesayangan Rasul


Pernah gak di antara kita yang merasa kesal ama kucing. Kadang kalo sedang makan di restoran atau rumah makan, kita merasa kesal saat ada kucing yang berisik mengeong sambil mengeluskan badannya ke kaki. Hingga kita merasa geli dan terganggu, lantas mengusirnya,
Terus ada juga yang terganggu  tidur dengan suara kucing berisik di malam hari, ampe mengusir dengan cara melempari.
Hmm...jangan lagi deh...karena hewan imut satu ini, ternyata memiliki sejumlah kemuliaan. 

Di Kota Makkah ada Masjid Kucing. 
Masjid kucing hanyalah sebuah istilah penamaan. Nama sebenarnya adalah masjid Ar-rayah.   Masjid kucing letaknya 750 m sebelah utara Masjidil Haram, namun saat ini masjid yang terletak di ujung Pasar Seng telah di robohkan. Masjid ini diberi nama masjid kucing karena masjid ini punya kisah tersendiri. 
Ketika Rasulullah SAW Sedang melakukan shalat berjamaah bersama sahabat-sahabatnya ,waktu Rasullulah sedang sujud tiba-tiba  ada kucing yang naik di punggungnya. Karena rasullulah itu sangat sayang kepada binatang kucing. Beliau menunggu kucing itu sampai kucing itu turun dari punggung rasullulah SAW.

Kejadian Mistis di Masjid Kucing/ Masjid Rayyah
Dari beberapa kisah, konon katanya di saat terdengar adzan di kumandangakan, kucing-kucing  berkumpul di masjid ini, seakan di panggil oleh suara adzan.
Kisah lain, pada saat musim haji, ada seorang yang ingin shalat di masjid itu, ia terkejut melihat ada kucing yang sedang melaksanakan shalat. Ia langsung kabur meninggalkan masjid dan menceritakan apa yang dia lihat ke orang-orang di sekitar.

Wallahu A’lam Bishawab.
Namun sekarang, jika para jamaah Haji dan Umrah ingin mengunjungi masjid ini, sudah tidak bisa karena masjid ini telah dirobohkan. Dalam beberapa riwayat disebutkan Masjid Kucing ini merupakan rumah sahabat Rasulullah Abu Hurairah.

Kisah Abu Hurairah sang "Bapak Kucing"
Sahabat Rasulullah bernama Abdu Syamsi ibnu Shakhr ini memang dikenal sebagai penyayang kucing. Gelar Abu Hurairah sendiri diberikan langsung oleh junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.  Suatu Saat ketika Sahabat Abu Hurairah bertemu Rasulullah SAW, Beliau bertanya apa yang ada di dalam lengan bajunya.
Ternyata di lengan bajunya terdapat seekor kucing kecil (Hurairah). Sejak saat itu Dia lebih suka dikenali dengan gelaran Abu Hurairah RA. Abu Hurairah, secara harfiah artinya bapaknya kucing. Sebagai penanda hal ini maka di bangunlah sebuah masjid masjid kucing di bekas Rumah Abu Hurairah. 


Muezza si Manja Kesayangan Rasulullah
NABI Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, di kala Nabi hendak mengambil jubahnya, ditemuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, Nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya.

Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sebagai balasan, Nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali. Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong mueeza dan di taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang Nabi sukai ialah ia selalu mengeong ketika mendengar adzan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan. Kepada para sahabatnya, Nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyanyangi keluarga sendiri.


Hukuman  Orang Yang  Menyakiti Kucing
Dalam sebuah hadist shahih Al Bukhari, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri, Nabi Muhammad SAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka.

Dari Ibnu Umar ra bahwa rasulullah saw bersabda, “Seorang wanita dimasukkan kedalam neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan bahkan tidak diperkenankan makan binatang-binatang kecil yang ada di lantai,” (HR. Bukhari).

Nabi juga menekankan di beberapa hadis bahwa kucing itu tidak najis. Bahkan diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air bekas minum kucing karena dianggap suci.


(Dikutip dari berbagai sumber)
Share:

Selasa, 19 September 2017

Belajar Carilah Guru, Berguru Jangan ke Mbah "Gugel" Doank


Google bagaikan sebuah pisau, akan menjadi baik jika dipegang oleh orang baik, pun juga sebaliknya, akan menjadi jelek jika diperuntukkan kepada kejelekan. Yang tak kalah maraknya, Google banyak juga digunakan oleh ustadz-ustadz karbitan, kyai-kyai musiman.

Sebagian kalangan awam juga banyak yang terjebak belajar dari Google yang mana kesalahan didapat karena dia belajar kepada artikel-artikel yang tidak tepat.Seakan-akan, kelompok Islam moderat yang dari Ahlus Sunnah Wal Jamaah masih kalah ratingnya di dunia maya.

Media tulis menulis via online sebagian dikuasai kaum sempalan wahabi salafi, sehingga banyak orang awam ataupun intelektual juga yang tidak pernah mengaji agama, ia langsung berguru kepada Google.

Oleh karena itu, jangan sampai kita mengaji langsung kepada Google kecuali sudah ditashih oleh guru-guru kita. Guru kita adalah kyai yang bersanad kapada Rasulullah SAW.

Bolehlah menggunakan Google untuk mencari referensi, untuk mencari wawasan dan di sana juga terdapat website-website milik aswaja. Diantaranya adalah Duta Islam, Piss-sktb, aswajanu (search engine), nuonline, alwafa bi’ahdillah, annur2.net, sidogiri.net dan lainnya.

Maka jika kita ingin belajar ilmu agama belajarlah kepada guru, mondoklah. Sekarang pesantren-pesantren juga tersedia jaringan internet wifi, laptop dan fasilitas lain yang mendukung belajar lebih praktis.

Dahulu saya pernah nyantri, pertama di rumah sendiri. Setelah itu, melanjutkan ke Tsanawiyah Al-Falah kelas 3 dan 4. Lalu melanjutkan ke Yaman Darul Musthofa asuhan al Hafidz Al Musnid Habib Umar bin Hafidz yang sanad guru-guru saya sambung sampai Rasulullah SAW.

Dan kadang pun saya juga membuka Google yang website-websitenya, namun yang terpenting, jika tidak tahu riwayatnya itu tsiqoh atau tidak, ditashihkan  kepada guru-guru. Sehingga kita tidak sampai terjerumus kepada keterangan website radikal dan teror, termasuk mengajak segala cara  membunuh kaum muslimin sebagaimana halnya ISIS. Sehebat apapun Google, tidak akan ada barakah yang didapat.

Sumber: dutaislam.com



Share:

Minggu, 03 September 2017

Manfaat Sering Berhubungan Seksual Tapi Bagi Suami Istri ya




Ini adalah Informasi yang saya peroleh dari posting seorang dokter di halaman facebooknya. Cuma pengen share dan langsung aja di baca.

1. Berhubungan seks mengurangi sakit kepala. Setiap kali bercinta, ia melepaskan ketegangan di pembuluh darah otak.

2. Bercinta bisa membersihkan hidung tersumbat. Seks adalah antihistamin alami. Ini membantu melawan asma dan alergi musim semi.

3. Bercinta adalah perawatan kecantikan yang spektakuler. Para ilmuwan telah menemukan bahwa ketika seorang wanita melakukan hubungan seks, ia menghasilkan sejumlah besar estrogen yang memberi kesan bersinar dan lembut pada rambut.

4. Seks adalah salah satu olahraga teraman. Cinta sering memperkuat otot tubuh pria dan wanita. Ini lebih menyenangkan daripada berenang 20 lap di kolam renang dan tidak perlu sepatu spesial!

5. Bercinta perlahan, lancar dan dengan cara santai mengurangi kemungkinan menderita dermatitis, ruam kulit dan jerawat. Keringat yang dihasilkan membersihkan pori-pori dan membuat kulit Anda bersinar.

6. Aktivitas seks bisa membakar semua kalori yang telah Anda kumpulkan selama makan malam romantis sebelum tidur.

7. Seks adalah obat ilahi untuk depresi. Ini melepaskan endorfin ke dalam aliran darah, menciptakan keadaan euforia dan membuat wanita dan pria merasa unik.

8. Seks adalah obat penenang dan pelemas otot ke dunia yang lebih aman. Seribu kali lebih efektif daripada Valium.

9. Badan yang aktif secara seksual melepaskan lebih banyak feromon.


10. Berciuman setiap hari akan membuat Anda lebih banyak waktu jauh dari dokter gigi. Berciuman adalah seni yang membuat gigi bersih dan air liur mengurangi jumlah asam yang menyebabkan kerusakan gigi. Pencegahan ini menghilangkan banyak masalah, selain menawarkan nafas terus diperbaharui

sumber :  Dokter Andi Prayogo 
Share:

Jumat, 01 September 2017

Antara Saya, Aceh dan Rohingya (short story)

Bersama Bocah Rohingya di penampungan Pengungsi Aceh Timur (Mei 2015) Program Rehabilitasi Trauma bersama Komunitas Solidaritas Dhuafa Aceh (KSDA).

6 Tahun lalu sekitar Februari 2011, bersama Kameramen Aceh TV Faisal Pasee, saya bertugas meliput Pengungsi Rohingya di Pelabuhan Malahayati Aceh Besar. Mereka adalah "Manusia Perahu" yang terdampar di Pidie setelah berminggu terombang ambing di samudera, yang satu perahu kecil berisi hampir 150 manusia, pria, wanita dan anak-anak termasuk bayi.

Saya mewawancarai seorang pengungsi (lupa namanya) yang bisa berbahasa inggris.
Saya bertanya "kenapa Aceh? Tidak Sengaja atau Benar terdampar?"
"Sengaja, kami mendapat kabar dari saudara kami yang sudah lebih dulu kabur dari myanmar, bahwa hanya Aceh yang mau menerima kami,".

"Bagaimana jika kalian dikembalikan ke negara kalian?" tanya saya.
"Lebih baik kalian bunuh kami disini, karena disanapun kami dibantai," jawabnya.

Sebagai "Jurnalis Cengeng" saya hampir tidak mampu bertanya lagi.
Dia bahkan menolak jika dipindahkan dari Aceh, karena merasa dapat hidup tenang disini. Sambil menunjuk putranya yang asik bercanda dengan anak anak Aceh.

"Hanya itu anak yang bisa saya bawa naik perahu, istri dan putri saya yang masih bayi mungkin sekarang sudah dibunuh,"

Saya menyerah bertanya lagi..

Esoknya saya kembali meliput, membawa mainan mobilan ntuk putranya. 
Tapi saya terlambat dan telat info. Karena semalam mereka sudah diberangkatkan ke Sumut dan nasibnya ditentukan sebuah badan dunia masalah Pengungsi.

Saudara kami Muslim Rohingya..Maafkan kami belum mampu berbuat banyak, melihat kalian dianiaya dan didzalimi.......
.......
Hari ini kembali saya...kita..
mendengar tentang "Genosida" terhadap Muslim Rohingya di Myanmar..
 Mari Peduli Muslim Rohingya dengan kemampuan apa yang kita bisa..
Support via Media Sosial, Petisi, Penggalangan Dana Kemanusiaan, Desakan terhadap Pemerintah dan PBB..dan DOA.

Selamat Idul Adha 1438 hijriah, Mohon Maaf Lahir dan Batin
Share:

Mengenal Sosok Ust. Abdul Somad "Morocco", Pendakwah Sejuta Viewers


Tulisan ini adalah suatu bentuk kekaguman dan ikhtiraman ana terhadap sosok ustadz Abdul Somad, yang ana anggap sebagai guru setia ana. Karena beliau yang selalu setia hadir untuk bisa menjadi tempat ana menuntut ilmu dan memperdalam ilmu agama, melaui ceramah di media online dan aplikasi  buku-buku yang beliau tulis.
Semoga suatu hari Allah mempertemukan ana dengan beliau. Insya Allah
-----------------------------------------------------
BIOGRAFI Ustadz H. Abdul Somad Lc. MA
Nama Lengkap : H. Abdul Somad, Lc., MA.
Kelahiran : Rabu petang tanggal 30 Jamada al-Ula 1397 Hijrah
Bertepatan dengan 18 Mei 1977 M.
Pendidikan :
– SD al-Washliyah, tamat 1990
– Mts Mu’allimin al-Washliyah Medan, tamat 1993
– Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, In-hu, tamat 1996
– S1 Al-Azhar, Mesir.
– S2 Dar Al-Hadits Al-Hassania Institute, Kerajaan Maroko
Pengabdian :
– Dosen Bahasa Arab di Pusat Bahasa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
– Dosen Tafsir dan Hadits di Kelas Internasional Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau.
– Dosen Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Azhar Yayasan Masmur Pekanbaru.
– Anggota MUI Provinsi Riau, Komisi Pengkajian dan Keorganisasian Periode : 2009 – 2014.
– Anggota Badan Amil Zakat Provinsi Riau, Komisi Pengembangan, Periode : 2009 – 2014.
– Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama Provinsi Riau, Periode : 2009 – 2014.
Karya Ilmiah :
a. Thesis:
رجال الموطأ والصحيحين الذين ضعفهم النسائي في كتاب الضعفاء والمتروكين: جمعا ودراسة
b. Terjemah (Arab – Indonesia):
– Perbuatan Maksiat Penyebab Kerusakan Rumah Tangga (Judul Asli: Al-Ma’ashi Tu’addi ila Al-Faqri wa Kharab Al-Buyut), Penulis: Majdi Fathi As-Sayyid. Diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, Maret 2008.
– 55 Nasihat Perkawinan Untuk Perempuan, (Judul Asli : 55 Nashihat li al-banat qabla az-zawaj), Penulis: DR. Akram Thal’at, Dar at-Ta’if, Cairo. Diterbitkan oleh Penerbit Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, April-2004.
– 101 Kisah Orang-Orang Yang Dikabulkan Doanya (Judul Asli: 101 Qishash wa Qishah li Alladzina Istajaba Allah Lahum Ad-Du’a’, Majdi Fathi As-Sayyid. Diterbitkan oleh Pustaka Azzam – Jakarta, Desember 2004.
– 30 Orang Dijamin Masuk Surga (Judul Asli: 30 al-mubasysyarun bi al-jannah), DR.Mustafa Murad, Dar al-Fajr li at-Turats,Cairo. Diterbitkan oleh Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, Juli-2004.
– 15 Sebab Dicabutnya Berkah (Judul Asli: 15 sabab min asbab naz’ al-barakah), Penulis: Abu Al-Hamd Abdul Fadhil, Dar ar-Raudhah-Cairo. Diterbitkan oleh Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, Agustus-2004.
– Indahnya Seks Setelah Menikah (Judul Asli : Syahr al-‘asal bi la khajal), DR. Aiman Al-Husaini, diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Progresif, Jakarta, September 2004.
– Beberapa Kekeliruan Memahami Pernikahan (Judul Asli: Akhta’ fi mafhum az-zawaj, Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Progresif- Jakarta, September 2004.
– Sejarah Agama Yahudi (Judul Asli: Tarikh ad-Diyanah al-Yahudiyyah), diterbitkan oleh Pustaka al-Kautsar, Jakarta, Desember 2009
Ana kutip data ini dari situs kkaswaja.com
Share:

Kamis, 31 Agustus 2017

Peduli Rohingya, Dosen Aceh ini Surati Presiden Jokowi

 
Yang Terhormat :
Presiden Republik Indonesia
Bapak JOKO WIDODO
di- JAKARTA,-

Assalamua'laikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bapak Presiden Jokowi yang saya Banggakan. 
Sebelumnya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena telah memberanikan diri menyurati Bapak di saat mungkin Bapak sedang disibuki oleh tugas-tugas Negara yang tidak ringan dan penuh kompleksitas. Sekali lagi, saya mohon maaf Bapak Presiden.

Bapak Presiden yang Sangat saya Kagumi.
Terus terang, hari-hari terakhir ini saya merasakan keharuan, keprihatinan, bahkan keperihan hati yang tak terkira tiap saat saya membaca dan melihat derita yang sedang dialami oleh Saudara Seiman, Kaum Muslim Rohingya di Myanmar. Saya yakin, perasaan yang sama juga dirasakan oleh Saudara-saudara saya yang lain, termasuk juga oleh Bapak Presiden yang mulia.
Perasaan yang haru biru ini saya utarakan bukanlah berlebihan, Bapak Presiden. Hati siapa yang kuat melihat ragam bentuk penyiksaan, perlakuan, hingga pada pembunuhan yang dilakukan oleh pihak yang berkuasa melalui tangan-tangan mereka yang mengaku beragama (para Budhist), yang amat tidak beradab, jauh dari nilai-nilai moral, dan sangat tidak berperikemanusiaan. Betapa banyak orang yang tidak berdosa harus meregang nyawa, hanya karena nafsu dan ambisi mereka yang tidak mencerminkan sikap kaum beragama. Ini belum termasuk mereka yang harus terusir dari tempat tinggalnya dan terpaksa mengungsi entah ke mana, tak jelas nasib dan masa depannya.

Bapak Presiden yang saya Teladani.
Bagaimana sanggup hati ini memandang seorang anak Balita yang tidak tahu apa-apa tentang dunia ini, tapi diperlakukan seperti anjing, dililit talinya di lehernya, lalu diarahkan merangkak di depan para Biksu yang terlihat seperti bergembira puas memandang si anak tadi. Bagaimana hati ini sanggup memandang mayat-mayat anak kecil Muslim Kaum Rohingya tergeletak dengan kucuran darah segar, layaknya binatang yang baru disembelih, setelah rumah kediamannya dibakar dan harta mereka dimusnahkan.

Allahu Akbar. Allahu Akbar. Allahu Akbar..
Manusia apa itu, para pelakunya? Manusiakah mereka, atau apa? Ke manakah nurani mereka? Haruskah mereka berperilaku sebrutal itu untuk kaum Rohingya, termasuk bagi anak-anak kecil Muslim Rohingya itu?

Bapak Presiden yang Berhati Mulia.
Tidak ada ajaran agama yang mengajarkan sifat-sifat biadab dan penuh sadis begitu. Saya dan kami yang berdiam di Tanah Aceh, juga di Tanah Air ini, yang mayoritas beragam Islam tidak pernah melakukan kekejaman sesadis itu untuk mereka yang tak seiman. Saya dan kami sangat menghargai arti keberagaman. Teman-teman saya banyak yang Non Muslim juga, namun kami hidup berdampingan dengan interaksi sosial yang baik dan harmonis. Agama adalah tuntunan yang diwariskan sesuai dengan Takdir Allah SWT. Salahkah jika mereka, kaum Rohingya menjadi Muslim, menganut Islam sebagai agama mereka? Patutkah juga jika kami yang mayoritas di Tanah Air ini (Muslim) harus memaksa mereka yang minoritas (Non Muslim) untuk mengalihkan Keyakinan yang mereka anut selama ini? Tentu tidak Bapak Presiden yang Mulia.

Bapak Joko Widodo yang Penyayang dan Bersahaja.
Diakhir nukilan singkat ini, saya amat bermohon kepada Bapak Presiden untuk merespon tragedi buruk yang kini sedang menimpa Kaum Muslim Rohingya di Myanmar. Tragedi yang benar-benar amat menyayat dan memilukan hati. 
Saya tidak paham, bagaimana langkah cepat dan tegas sesegera mungkin yang dapat dan harus Bapak Presiden lakukan. 
Setahu saya, Bapak adalah seorang presiden dari sebuah negara yang berdaulat dengan rakyatnya yang mayoritas beragama Islam (Muslim). Rasanya semua Saudara yang Seiman di Tanah Air, juga di Dunia, saat ini sedang menanti perhatian dan perlakuan untuk menyelamatkan Kaum Muslim Rohingya.
Derita Muslim Rohingya adalah derita kita Muslim semua. Bahagia Muslim Rohingya juga kebahagiaan kita semua.

Bapak Presiden Joko Widodo yang Amat saya Hormati.
Saya tidak tahu, apakah surat ini akan sampai ke hadapan Bapak Presiden. Sungguh saya benar-benar tidak tahu. Namun, setelah menulis surat ini perasaan saya sedikit lebih tenang, kendati rasa haru mendalam masih menyesakkan dada saya. Terus terang, saya adalah seorang guru/pendidik. Saya bukan orang partai, atau aktivis kemanusiaan. Semua yang saya tulis ini murni ungkapan hati saya kepada Bapak Presiden selaku pemimpin, yang juga presiden pilihan saya.
Mohon maaf, jika ada nuansa yang tidak indah dalam nukilan ini, sehingga membuat Bapak Presiden tidak nyaman karenanya. Sekali lagi, mohon maaf Bapak Presiden. 
Saya berdoa semoga Bapak selalu dalam keadaan sehat walafiat dan tetap dalam lindungan Allah Subhanahu Wata'ala. Aamiinn.

Banda Aceh, 30 Agustus 2017
Wassalam,

Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Syiah Kuala
Pengamat Ekonomi Aceh.





★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★

Share:

Rabu, 19 April 2017

Ada "Lomba Sadaqah" Setiap Pagi di Makkah Al Mukarramah


Ini adalah pengalaman yang selalu membuat saya terharu jika mengunjungi Masjidil Haram dalam melaksanakan ibadah Umrah, menjadi pendamping jamaah umrah Elhanief Travel. Setiap pagi usai shalat subuh ratusan jamaah yang baru pulang dari masjid mengantri di depan restoran yang berjejer sepanjang jalan. Pertama sekali melihat pemandangan ini, saya mengira  mereka mengantri untuk membeli sarapan.

Ketika saya mengamati lebih dekat, ternyata setiap restoran  membagikan sarapan pagi seperti nasi Briani khas Arab, Kebab dan minuman. Para jamaah pun bersedia antri untuk mendapatkan sedekah dari restoran tersebut, baik yang dibagikan oleh pemiliknya, pelayan bahkan koki restoran.

Tidak hanya makanan, beberapa pemilik restoran juga ada yang membagikan sedekah dalam bentuk uang kepada siapapun yang bersedia menerima, selama mengantri dengan tertib. Biasanya sedekah yang di bagikan dalam bentuk lembaran uang 5 riyal atau sekitar 3.500 rupiah per-orang. Jamaah yang sudah menerima sedekah dalam bentuk uang maupun makanan langsung keluar dari antrian menikmati sarapan dan tidak ada yang kembali antri untuk mendapatkan tambahan sedekah. 



Namun sejauh amatan saya, tidak ada jamaah dari Indonesia yang ikut dalam antrian penerima sadakah, karena memang sudah mendapat jatah sarapan yang disediakan hotel tempat menginap. Umumnya jamaah yang ikut antri berasal dari negara-negara yang tergolong miskin di sekitar Arab Saudi. Mereka melaksanakan ibadah umrah melalui jalur darat dengan menumpang bus atau truk beramai-ramai, bahkan  menginap saja di lingkungan masjid atau menyewa satu kamar hotel untuk 5 hingga 7 orang.

Berlomba Sedekah di pagi hari sudah menjadi kebiasaan restoran di sekitar Masjidil Haram. Selain untuk mengharapkan berkah dari usaha mereka di hari itu, sedekah ini juga untuk menjamu jamaah yang memang membutuhkan sarapan. 


Yang mengharukan, jika ada restoran yang sudah mempersiapkan sedekah makanan namun belum habis dibagikan, mereka akan bersedih dan terus mencari siapa lagi yang mau menerima sedekah mereka. Masya Allah. 


Rasulullah SAW, bersabda "Para Malaikat senantiasa berdoa di setiap pagi hari  "Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang bersedekah / berinfak''(HR. Imam Bukhari)

Ibunda tercinta sedang memotong rambut Saya  "Tahallul " Usai melaksanakan ibadah Umrah Sunat 

Semoga kisah ini menginspirasi pembaca untuk membiasakan bersedekah khususnya di pagi hari yang memiliki banyak keutamaan, diantaranya dijauhkan dari bala dan bencana pada hari tersebut.
Semoga setiap anda dapat menjadi tamu Allah mengunjungi Tanah Suci baik melaksanakan ibadah Umrah dan Haji.


catatan : Semua Photo merupakan Dokumen Pribadi Penulis



Share:

Minggu, 12 Februari 2017

Surat Warga Aceh untuk Warga Jakarta (Pilkada Gubernur Jakarta 2017)


Kepada Yth Sahabat dan saudara Saudara Saya Warga Jakarta

Banyak yang nanya, "ngapain sih Orang Orang Aceh ikutan Rese ikut campur soal Pilkada Jakarta...?"
Oke, saya sebagai orang Aceh yang pendidikannya paling rendah n kerjanya cuma jualan spanduk di warung kecil kecilan...akan menjawab gini....
Pertama , Anda harus pahami sejarah, bahwa Jakarta yang dulunya bernama Jayakarta atau oleh Kompeni Belande disebut Batavia ampe di juluki Betawi...itu didiriikan oleh Orang Aceh bernama Fatahillah, tepatnya dari Kesultanan Pasee
(Silahkan tanya Guru Sejarah SD anak Anda )
Maka kami ikut peduli n ikut bertanggung jawab memelihara Kota yang dibangun leluhur kami.
Jadi Yang ga suka Kami orang Aceh ikut Campur....
SILAHKAN ENYAH DARI JAKARTA !!!

Kedua, Fatahillah adalah Seorang Ulama Besar, yang menguasai banyak bidang Ilmu Agama dan masuk dalam Generasi Wali Songo bersama beberapa Sunan.
(Silahkan pelajari Sejarah Islam Nusantara)
Jadi yang merasa Anti Ulama...
SILAHKAN ENYAH DARI JAKARTA !!!

Ketiga, Fatahillah yang lahir dengan nama Maulana Fadhillah merupakan keturunan Arab. Beberapa catatan sejarah menyatakan beliau masih memiliki garis keturunan dari ulama besar Arab, bahkan ada yang menulis sebagai keturunan keluarga Nabi Muhammad.
(silahkan baca buku sejarah di perpustakaan pesantren)
Jadi pendatang yang numpang hidup di Jakarta dan merasa Anti Arab, khususnya yang Alergi banget ama Arab...
SILAHKAN ENYAH DARI JAKARTA !!!!!

Keempat, Dalam Masa Penjajahan, Saat Ibukota Jakarta dan wilayah Nusantara lain sudah nyaris jatuh dikuasai penuh oleh Belanda, Presiden Sukarno sengaja datang ke Aceh dan Memohon...(ane ulangi) MEMOHON dibelikan Pesawat untuk modal perjuangan. Karena kecintaan pada NKRI, Nenek moyang kami orang Aceh pun membelikan walau ampe harus menyumbang Gigi Palsu dari Emas miliknya.
(silahkan liat sejarah, tanya google kalo gak caya)
Jadi kalo ada yang masih sebel n lupa balas budi ama Orang Aceh...
SILAHKAN ENYAH DARI JAKARTA !!

Kelima...
Udah ah....nanti makin puyeng kalian bacanya....ada puluhan poin lagi...
belom ane sebut soal Emas Monas n bangunan bangunan sumbangan Saudagar saudagar Aceh disana....
Jadi... yang mau milih pemimpin TOLONG PILIH yang SEHAT AKAL, PIKIRAN, JIWA dan RAGA. Dan Tentunya Seorang MUSLIM, memuliakan ISLAM dan ALQURAN, serta Menghormati ULAMA.
itu aja permintaan kami...
kalo itupun tidak terpenuhi...
jangan Salahkan Kami Jika Orang Aceh tidak menganggap lagi JAKARTA sebagai Ibukota Negara....!!
Nah loo...
sorry om....di Aceh lagi ngeTrend Ngancam ngancam gitu...

Kuta Raja, 10 Februari 2017

Salam dari Ane...
Deddy Ridwan 
Orang Aceh yang paling rendah sekolahannya..

Share:

Rabu, 02 November 2016

Wanita Cantik yang bisa bikin Hati nyaman. Siapakah Mereka?


Wanita identik dengan Kecantikan dan Keindahan. 2 hal inilah yang selalu menjadi perhatian utama pria saat melihat sosok wanita, Pertanyaannya, bagaimanakah Kecantikan dan Keindahan itu sebenarnya? Daripada menjawab dengan kalimat dan penjelasan yang panjang lebar, kita intip aja dulu sosok wanita-wanita anggun berikut ini,,,yuuu ....marii....




Oki Setiana Dewi 

Siapa sih yang tak kenal dengan Oki Setiana Dewi? Ya, wanita ini merupakan pemain dari film sekaligus sinetron Ketika Cinta Bertasbih yang pernah hits tahun 2009 lalu. Setelah film tersebut tayang, ternyata nama Oki Setiana Dewi masih saja dikenal oleh banyak orang hingga kini. Bukan menjadi seorang aktris, rupanya Oki lebih dikenal sebagai pendakwah dan sering disapa dengan sebutan Ustadzah. Tausiah yang diberikan oleh ibu dua anak ini juga disukai oleh banyak kalangan. Tak heran ustadzah Oki kini dikenal oleh banyak kalangan. 





Ummi Pipik Dian Irawati 

Berbeda dengan Ustadzah Oki Setiana Dewi yang dikenal lewat filmnya, ustadzah cantik ini malah dikenal karena ketabahannya menjadi seorang istri. Ya, siapa lagi kalau bukan Ummi Pipik Dian Irawati, Istri cantik Almarhum Ustad Jeffry Al-Bukhori. Ummi Pipik bukan hanya wanita tabah juga teman setia ustad Jeffry semasa hidupnya. Setelah Ustad Jeffry meninggal, rupanya Ummi Pipik siap menjadi penerus suaminya. Wanita cantik yang pada awalnya tak berani untuk berdakwah, akhirnya mulai terlihat menjadi tamu di beberapa acara keagamaan. Kini, mantan model ini pun menjadi salah satu ustadzah favorit banyak orang, 




Lulu Susanti 

WMA atau lebih dikenal dengan World Muslimah Award merupakan salah satu ajang yang diminati oleh banyak kalangan. Ajang ini bukan menampilkan kecantikan melainkan bakat yang dimiliki oleh para finalis. Salah satunya adalah Lulu Susanti, finalis WMA 2014 yang hingga kini masih terkenal dan menjadi ustadzah favorit. Wanita peraih The Best Al Quran Recitation ini memiliki banyak sekali bakat. Dari mulai mendongeng, menulis hingga bertilawah. Kini pun Lulu sering mendapatkan tawaran untuk membagikan dakwahnya kepada banyak orang. Tak sendiri, Lulu selalu didampingi oleh boneka lucunya yang bernama Ina. 





Peggy Melati Sukma 

Masih ingat dengan Peggy Melati Sukma? Ya, artis cantik yang terkenal dengan jargon “Pusing” di era tahun 90-an. Pasti ingat betul kan dengan pemain Gerhana ini? Peggy memang jarang muncul di televisi. Jikapun ada, ia tampak cantik di layar kaca hanya untuk mengisi acara talkshow. Lalu apa kegiatan janda cantik satu ini ya? 

Ternyata beberapa tahun belakangan Peggy memutuskan untuk mengurangi rutinitasnya di dunia hiburan. Ia lebih dekat dengan sang Pencipta dan memutuskan untuk berhijab rapat. Tak hanya makin religius, Peggy juga memutuskan berdakwah. Kini pun Peggy memiliki panggilan lain sebagai ustadzah. Ia terlihat senang tersentuh ketika ada orang yang memanggilnya dengan ustadzah. 






Yulia Rachman 

Sama halnya dengan Peggy, ada satu lagi artis cantik yang kini memutuskan untuk berdakwah. Ialah Yulia Rachman, mantan istri dari magician Demian Aditya. Sebelumnya, Yulia merupakan artis cantik dan dikenal seksi. Namun setelah bercerai dengan Demian ia lebih religius dan memutuskan untuk berhijab. Belum lama setelah berhijab, artis cantik ini menikah dengan duda tampan yang berwajah mirip Ustadz Yusuf Mansur. Kehidupan Yulia dengan suami barunya ini makin berwarna. Ia bukan hanya belajar banyak ilmu dari suaminya, namun juga menyebarkan ilmu tersebut kepada banyak orang.


Nah, untuk kaum perempuan khususnya remaja putri, pasti kalian sudah sering mendengar atau membaca kalimat bijak Khalil Gibran, “Beauty is not in the Face, but Beauty is a Light in the Heart”. Kecantikan sesungguhnya memang tidak terletak di wajah, namun kecantikan hakiki adalah cahaya di hati. Tidak harus menjadi pendakwah, Daiyah atau Ustadzah, namun dengan menggunakan pakaian yang sesuai syariah, menutup aurat dan tidak menampilkan lekuk tubuh, maka wanita akan terlihat lebih semakin anggun dan bersahaja. Nah, apalagi jika dibarengi dengan terus memperbaiki akhlak dan memperdalam ilmu agama.

Semoga bermanfaat.


Share:

AcehReporter.com